Sunday, June 10, 2018

Tentara Surga Sibuk Mengejarku

Coba-coba Kabur
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 10 Juni 2018

Esau langsung mau ketika diajak barter oleh Yakub. Meskipun demikian, Allah Yakub tidak mau kuajak barter. Aku lho sudah baik-baik berkata kepadanya: "Tuhan, jika Engkau mau ada sebuah pernikahan, ini kuberikan belasan nama temanku yang telah menyatakan kesiapan lahir batinnya untuk menikah. Daripada hanya memberkati sebuah pernikahan, Engkau berkati saja belasan pernikahan temanku agar kami semua sama-sama bahagia. ^_^ Dahulukan saja mereka karena mereka lebih membutuhkannya daripada aku. Aku ntar aja kalau sudah sekarat. Toh di surga tidak ada pernikahan seperti itu. Yesus, para rasul, dan para nabi juga tidak menikah di dunia. Jika mereka boleh, kenapa aku tidak boleh?"

Namun, kelihatannya Tuhan tidak mau kuajak barter sampai-sampai aku tidak bisa tidur nyenyak karena bermimpi dikejar-kejar pendeta sekalipun aku telah diam-diam meninggalkan gereja lewat pintu belakang. Ini mimpi lho. Padahal, menikahkan belasan orang yang sudah siap nikah seharusnya lebih banyak dan lebih baik lho daripada memaksa satu orang yang belum siap menikah. Bahkan, di dalam mimpiku itu aku telah melihat puluhan muda mudi sedang antri didoakan agar punya pasangan hidup.
Matius 18:13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.
My Way No Exit
Eh, bukannya langsung mendoakan mereka, malah meminta pendeta menghadang jalanku terlebih dahulu. Uugh, bakal diceramahi nich seolah-olah aku tersesat padahal di dalam mimpi jelas-jelas terlihat bahwa aku berada di jalanan yang lurus. ^_^ Di samping itu, aku bukan hanya bermimpi dihadang oleh pak Yohanes pembaptisku di jalan keluar gereja.

Aku juga bermimpi didatangi oleh pak Yusuf di bangku gereja yang biasa kududuki sehingga pagi ini aku sengaja memilih tempat duduk yang lebih ke belakang dari kursi yang biasa kududuki. Jaga-jaga aja agar mimpiku tidak menjadi kenyataan. Aku bermimpi tiba-tiba pak Yusuf mendatangi tempat dudukku sambil mengajak seorang pemuda yang wajahnya tak terlihat di dalam mimpiku. Eh, pemuda itu diminta menggandeng tanganku lalu pak Yusuf menumpangkan tangannya atas kami berdua sambil komat kamit membaca mantra alias berdoa tetapi kata-kata doanya tak terdengar olehku. Oh, dia doa apa itu? Aku ya menjadi was-was.

Nah, jika aku duduk di tempat biasanya, teman pak Yusuf akan duduk di belakangku. Biasanya sich pak Yusuf akan menjabat tangan temannya tersebut. Agar aman, aku pun menghindari tempat duduk yang biasanya tetapi siapa sangka teman pak Yusuf malah memilih duduk di samping kiriku karena tempat duduk mereka yang biasanya sudah diduduki oleh orang lain. Uwaaah... kok bisa sich? Beberapa kursi di depan kami masih ada yang kosong lho dan itu kursi yang biasa kududuki sehingga aku juga tidak berani pindah ke sana agar mimpiku tidak menjadi nyata.

Oh, aku pun sempat merasa was-was ketika melihat pak Yohanes di depan pintu ruang ibadah lalu pak Yusuf mondar-mandir di sekitar tempat dudukku. Untunglah pak Yusuf tidak menyapa temannya yang duduk di sebelah kiriku. Selain itu, dia juga tidak sedang bersama pria yang ciri-cirinya seperti di dalam mimpiku. Hehehe... aman lha untuk saat ini tetapi dipaksa mencari jodoh itu rasanya seperti seorang vegetarian yang dipaksa memakan daging. Capek dech.

Hah! Worship leader pun kembali mengingatkan akan lagu baptisku yang akhir-akhir ini kunyanyikan biar nggak bete karena aku sudah merasa bahwa Tuhan pantang menyerah karena dalam tidur pun aku dikejar-Nya.
SEMUA BAIK
Dari semula, t'lah Kau tetapkan hidupku dalam tangan-Mu, dalam rencana-Mu Tuhan. Rencana indah t'lah Kau siapkan bagi masa depanku yang penuh harapan. S'mua baik, s'mua baik, apa yang t'lah Kau perbuat di dalam hidupku. S'mua baik, sungguh teramat baik, Kau jadikan hidupku berarti.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.