Sunday, June 17, 2018

Mengapa? (1) ~ Pdt. Fuji Harsono

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 17 Juni 2018
Yeremia 29:13 apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,

Mengapa Saya Tidak Selalu Mengalami Kehadiran Tuhan?

1. Mungkin Anda membuatnya terlalu sensasional.

Yohanes 6:28-30 Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?
Mengalami Hadirat Tuhan
Untuk mengalami kehadiran Tuhan, kita harus melakukan pekerjaan-Nya, yakni percaya kepada Yesus. Namun, meskipun Tuhan sudah ada di depan mereka, justru mereka mencari tanda dari-Nya dan tidak langsung percaya. Mereka berharap Tuhan melakukan sesuatu yang spektakuler atau luar biasa sehingga bisa membuat mereka terkesan. Padahal, Tuhan bisa hanya menyatakan diri dalam hadirat-Nya yang manis. Oleh karena itu, jangan batasi cara Tuhan. Jadilah pribadi yang haus dan lapar akan Tuhan sehingga Dia bisa menyatakan Dirinya dalam bentuk apapun.

Selain itu, jangan tertawakan orang yang rebah saat mengalami Tuhan karena hal tersebut sesuai Alkitab. Di Perjanjian Lama kita melihat Saul sampai rebah terhantar dalam keadaan telanjang karena mengalami Tuhan.
1 Samuel 19:24 Ia pun menanggalkan pakaiannya, dan ia pun juga kepenuhan di depan Samuel. Ia rebah terhantar dengan telanjang sehari-harian dan semalam-malaman itu. Itulah sebabnya orang berkata: "Apakah juga Saul termasuk golongan nabi?"
Di Perjanjian Baru kita pun seharusnya merindukan lawatan Roh Kudus atas seluruh hidup kita. Selain manifestasi rebah, Tuhan juga berbicara secara audible kepada Saulus dan suara-Nya bisa didengar pula oleh orang-orang di sekitarnya. Meskipun demikian, Tuhan tidak mau kita hanya mencari yang sensasional. Kita pun bisa menikmati hadirat-Nya yang manis dalam kehidupan sehari-hari.
Kisah Para Rasul 9:3-5 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
Ketika kakak ko Fuji memperbolehkan persekutuan doa diadakan di rumahnya, ko Fuji pun ikut terjebak di dalam CG karena dia tidak keluar rumah. Maka, dia selalu menjadi bulan-bulanan yang dijadikan contoh dan pertanyaan hingga akhirnya dia pun dibaptis di kamar mandi rumahnya karena terdesak oleh mereka.

Haus akan Tuhan
Namun, dia tidak bertumbuh dan tetap jatuh bangun dalam dosa hingga akhirnya dia diajak retreat oleh temannya. Dia mengalami pertobatan sejati semenjak mengikuti retreat itu. Kemudian dia terus menerus merasakan haus lapar akan Tuhan hingga sanggup menyembah-Nya selama 10 jam dengan membaca firman Tuhan dan menyanyikan lagu "Kumuliakan nama-Mu Tuhan..."

Kemudian dia pun bernyanyi sambil memetik gitar saat penyembahan di komsel. Nah, pada saat itu banyak orang mengalami trans (dibawa ke surga) sehingga terus menerus berbahasa roh. Bahkan, ada seseorang yang baru sadar kembali dari trans-nya setelah sekitar 2 jam. Ko Fuji pun iri karena tidak mengalaminya padahal dia haus akan Tuhan.

Sementara itu ada temannya yang justru ingin memiliki kehausan akan Tuhan seperti ko Fuji. Nah, pada saat altar call bersama ko Fuji, worship leader menyanyikan lagu "di dalam hadirat-Mu kutemukan wajah-Mu..." lalu temannya rebah tetapi justru tidak terjadi apa-apa kepada ko Fuji. Lantas ko Fuji bertanya kepada ketua CGnya: "Kenapa saya tidak mengalami Tuhan padahal saya haus dan lapar akan Dia?" Ketua CGnya hanya menjawab: "Yang penting kamu haus dan lapar." Jadi, itu saja yang penting.

Selanjutnya, ketika ko Fuji ingin menerima baptisan Roh Kudus, dia mendengar bahwa temannya mendapatkan baptisan tersebut setelah setahun. Maka, dia berpikir: "Mati aku. Jika orang baik membutuhkan waktu setahun, orang bejat sepertiku bisa-bisa membutuhkan waktu lebih dari setahun." Namun, akhirnya dia berhenti menentukan cara Tuhan dalam memberinya bahasa roh.

Nah, pada saat sendirian di kamarnya dia mengaku kepada Tuhan akan kurangnya iman dan memintanya. Nah, saat itu juga dia pun menerima baptisan Roh Kudus di kamarnya. Jadi, dia tidak menerimanya dengan cara-cara spektakuler. Ini seperti Elia yang tidak menemukan Tuhan di tengah gempa dan api. Tuhan justru hadir dan berbicara di tengah bunyi angin sepoi-sepoi atau hadirat-Nya yang manis.
1 Raja-raja 19:12 Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.
TAK TEBATAS ~ NDC Worship
Semusim berlalu, namun Kau s’lalu p’liharaku. Kasih dan setia-Mu tak pernah layu di hidupku. Lebih luas dari samud’ra, kebaikan-Mu Bapa takkan habis di hidupku. Lebih tinggi dari cakrawala, tak terbatas kasih-Mu. Sungguh ‘ku bersyukur.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.