Sunday, May 13, 2018

Bergumul dengan Tuhan: Waktu

Bergumul dengan Tuhan: BESAR
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 13 Mei 2018

* Jika aku dikeluarkan dari marketplace lalu bekerja di gereja, apa kata dunia? Oh Tuhan, orang-orang Kristen yang suam-suam kuku akan semakin yakin bahwa beriman di dunia marketplace adalah hal yang mustahil sehingga mereka akan menurunkan standar kekristenan. Mereka yang tidak mempercayai-Mu juga bisa beranggapan bahwa aku melarikan diri ke gereja karena tak sanggup bertahan di marketplace. Lantas beberapa orang akan semakin yakin seperti diriku yang dulu bahwa agama (Tuhan) dan bisnis tak bisa disatukan. Jika ini terjadi, apa Tuhan tidak malu?

* Aku tidak mau melarikan diri ke gereja dan aku juga tidak suka jika teman-temanku yang ada di marketplace menjadikan gereja sebagai tempat pelarian. Ini bukan berarti bahwa bekerja di gereja merupakan hal yang mudah. Setiap pekerjaan ada salibnya sendiri-sendiri. Contohnya saja gereja menghadapi serangan teroris, sedangkan marketplace menghadapi serangan mamon. Namun, aku telah memulai perjalanan imanku di marketplace. Masa harus berhenti dari marketplace hanya karena fitnah? Sekalipun Yusuf dan Daniel difitnah oleh seseorang yang ada di marketplace atau pemerintahan hingga berakhir di penjara dan gua singa, akhirnya mereka tetap kembali ke tempat mereka dan tidak menjadi imam atau bertugas seperti orang Lewi. Jadi, aku juga mau kembali seperti mereka.
Filipi 1:6 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
Nah, kali ini aku tidak mendengar suara audible tetapi suara hatiku selalu berkata: "Kamu akan kembali ke marketplace tetapi tunggu waktu-Ku. Kamu akan kembali ke marketplace tetapi dahulukan pekerjaan-Ku. Kamu akan kembali ke marketplace tidak lama lagi."

Tepat Waktu
* Tapi, sampai kapan aku harus menunggu? Apakah sampai ludes des seperti dulu? Hmmm... dari dulu sampai sekarang waktu Tuhan selalu menjadi misteri yang masih susah untuk kupahami. Di sinilah aku mencoba memahami perasaan Ishak ketika dilarang ke Mesir dan susahnya menjadi janda di Sarfat. Menabur di tengah kekeringan? Hmmm... Meskipun demikian, lebih baik mati dalam iman sebagai pendekar rajawali daripada hidup sebagai ketua kaipang (pengemis)... wkwwkw... Jika dulu aku ditolong, sekarang, nanti dan selama-lamanya juga pasti ditolong lagi lha.

Ouch, masalahnya mengembangkan bisnis kecil saja susah, masa disarankan meminta yang BESAR? Sebesar apa donk? Masa sebesar cakrawala? Padahal, aku hanya sekerlip bintang yang melayang di cakrawala. Kalau minta sebesar cakrawala, ntar bisa dibilang serakah dan kurang bersyukur. Uuugh... aku maunya yang kecil tetapi hasilnya besar. Dengan kata lain, low risk, high return gitu lho. Biasanya sich resiko berbanding lurus dengan hasil tetapi aku mau minta yang tidak biasa karena ada tertulis: "Tiada yang mustahil bagi Tuhan"... hehehe... Boleh tidak? Nggak jadi dech, ntar dianggap pemalas.

DIA TERLEBIH BESAR
Yesus terlebih besar, Yesus terlebih besar di dalamku, di dalamku. Yesus terlebih besar, Yesus terlebih besar di dalamku selama lamanya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.