Catatan Ibadah ke-1 Minggu
13 Mei 2018
*
Jika aku dikeluarkan dari marketplace
lalu bekerja di gereja, apa kata dunia? Oh Tuhan, orang-orang Kristen yang
suam-suam kuku akan semakin yakin bahwa beriman di dunia marketplace adalah hal yang mustahil sehingga mereka akan
menurunkan standar kekristenan. Mereka yang tidak mempercayai-Mu juga bisa
beranggapan bahwa aku melarikan diri ke gereja karena tak sanggup bertahan di marketplace. Lantas beberapa orang akan
semakin yakin seperti diriku yang dulu bahwa agama (Tuhan) dan bisnis tak bisa disatukan. Jika ini terjadi, apa Tuhan tidak malu?
*
Aku tidak mau melarikan diri ke gereja dan aku juga tidak suka jika
teman-temanku yang ada di marketplace
menjadikan gereja sebagai tempat pelarian. Ini bukan berarti bahwa bekerja di
gereja merupakan hal yang mudah. Setiap pekerjaan ada salibnya sendiri-sendiri.
Contohnya saja gereja menghadapi serangan teroris, sedangkan marketplace menghadapi serangan mamon.
Namun, aku telah memulai perjalanan imanku di marketplace. Masa harus berhenti dari marketplace hanya karena fitnah? Sekalipun Yusuf dan Daniel
difitnah oleh seseorang yang ada di marketplace
atau pemerintahan hingga berakhir di penjara dan gua singa, akhirnya mereka
tetap kembali ke tempat mereka dan tidak menjadi imam atau bertugas seperti
orang Lewi. Jadi, aku juga mau kembali seperti mereka.
Filipi 1:6 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
Nah,
kali ini aku tidak mendengar suara audible
tetapi suara hatiku selalu berkata: "Kamu
akan kembali ke marketplace tetapi tunggu waktu-Ku. Kamu akan kembali ke
marketplace tetapi dahulukan pekerjaan-Ku. Kamu akan kembali ke marketplace
tidak lama lagi."
*
Tapi, sampai kapan aku harus menunggu?
Apakah sampai ludes des seperti dulu? Hmmm... dari dulu sampai sekarang waktu
Tuhan selalu menjadi misteri yang masih susah untuk kupahami. Di sinilah aku
mencoba memahami perasaan Ishak ketika dilarang ke Mesir dan susahnya menjadi
janda di Sarfat. Menabur di tengah kekeringan? Hmmm... Meskipun demikian, lebih
baik mati dalam iman sebagai pendekar rajawali daripada hidup sebagai ketua
kaipang (pengemis)... wkwwkw... Jika dulu aku ditolong, sekarang, nanti dan
selama-lamanya juga pasti ditolong lagi lha.
Ouch,
masalahnya mengembangkan bisnis kecil saja susah, masa disarankan meminta yang BESAR? Sebesar apa donk? Masa sebesar
cakrawala? Padahal, aku hanya sekerlip bintang yang melayang di cakrawala.
Kalau minta sebesar cakrawala, ntar bisa dibilang serakah dan kurang bersyukur.
Uuugh... aku maunya yang kecil tetapi hasilnya besar. Dengan kata lain, low risk, high return gitu lho. Biasanya
sich resiko berbanding lurus dengan hasil tetapi aku mau minta yang tidak biasa
karena ada tertulis: "Tiada yang mustahil bagi Tuhan"...
hehehe... Boleh tidak? Nggak jadi dech, ntar dianggap pemalas.
DIA TERLEBIH BESAR
Yesus
terlebih besar, Yesus terlebih besar di dalamku, di dalamku. Yesus terlebih
besar, Yesus terlebih besar di dalamku selama lamanya.
0 komentar:
Post a Comment