Catatan Ibadah ke-1 Minggu
22 April 2018
Matius 7:7-8 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Dahulu
kala sebelum dibaptis aku sempat diajak ke sebuah gereja Kristen (bukan GMS)
dengan iming-iming membeli makanan enak sepulang dari gereja. Hehehe... tawaran
baik ini tentu saja langsung kuterima padahal pengajakku mungkin saja memiliki
maksud tersembunyi untuk menjalaku. Namun, dia belum berhasil menjalaku karena
di dalam gereja tersebut aku merasa tidak mendapatkan apapun, kecuali sekeping
roti dan sedikit anggur untuk perjamuan kudus. Meskipun belum dibaptis, aku pun
memakan roti dan meminum anggur itu karena tak ada yang melarangku. Setelah
pulang dari gereja kami pun benar-benar makan enak. ^_^
Beberapa
minggu kemudian dia kembali mengajakku ke KKR. Pada kesempatan ini aku tidak
diiming-imingi apapun tetapi aku menemaninya karena kasihan. Pikirku: "kasihan dia kalau tidak ada yang
menemani." Eh, karena aku hanya ingin menemaninya, sewaktu KKR aku pun
mengalami perjumpaan ilahi dengan teman sejatiku, yaitu Tuhan Yesus padahal
sudah lama aku kehilangan kontaknya. "Hai Sobat, lama ya tak bersua.
Ternyata Kau tak pernah berubah. Dari aku kecil hingga sekarang Kau tetap
setia. Tidak bosan ya?" ^_^
2 Timotius 2:13 jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."
Namun,
ketika aku berusaha mengajak orang lain ke gereja, aku terbentur uang. Jika aku
berkata kepada mereka: "ayo ke
gereja" atau "ayo ikut
KKR", aku malah ditanya: "Dikasih
uang tidak? Jika dikasih uang, aku ikut. Jika tidak dikasih uang, percuma saja
ke gereja." Kujawab: "nanti
kubelikan makanan enak sepulang dari gereja." Lalu ada yang balik
bertanya: “Jadi, makanannya kamu beli
sendiri? Tidak diberi makanan oleh gereja?” Jawabku: “Iya beli sendiri lha, tetapi di gereja pasti mendapatkan makanan
rohani.”
Eh,
mereka tidak mau lho. Kenapa ya? Mungkin benar perkataan pak Yusuf bahwa Tuhan memiliki cara berbeda untuk setiap
orang. Pantas saja aku tidak bisa menggunakan cara yang sama seperti yang
dilakukan oleh pengajakku.
Kemudian
pada kesempatan lain aku pun melihat seorang pebisnis mengalami kesulitan
finansial yang jauh melampaui pemikiranku. Jika harus memberinya uang sebanyak
impiannya, aku belum bisa karena mimpiku juga belumlah sebesar mimpinya. Bahkan,
kebutuhanku juga belum sebesar kebutuhannya. Maka, aku hanya bantu mendoakan
dia secara diam-diam karena kelihatannya dia pasti marah jika kukatakan bahwa
aku hanya bisa membantunya dalam doa: "Bapa, tolong bantu pebisnis itu.
Berikan uang kepadanya." Namun, setelah mendoakannya aku malah
tergerak untuk memberikan informasi retreat bagi pengusaha. Hehehe... sontak
dia memang terlihat marah kepadaku. Memang sich ini tidak masuk akal. Dia minta
uang tetapi malah kuminta keluar uang untuk retreat.
Namun,
aku protes dalam doa: "Bapa,
lihatlah dia marah kepadaku karena informasi retreat yang telah kuberikan. Dia
sudah memberitahuku bahwa dia tidak suka mengikuti retreat itu. Dia pasti suka
uang Bapa karena tiap kali dia mendengar seseorang menjanjikan uang banyak
kepadanya, dia langsung tersenyum lebar. Namun, kalau kuberi info retreat, aku
didiamkan dan dipelototin. Aku lho yang terkena dampak kemarahannya. Bahkan,
berbicara kepadanya terasa seperti berbicara dengan dinding saja. Tak ada
responnya lho. Aku dicuekin Bapa. Jika
dengan memberi uang bisa membuat beberapa orang mau ikut retreat atau KKR atau
ke gereja, kabulkan saja lha permintaan mereka. Bapa pasti punya banyak
uang yang jumlahnya teramat jauh melebihi permintaan mereka sehingga ini mudah
buat-Mu tetapi kenapa Engkau tidak mau memberikan permintaan mereka? Nanti
setelah mereka ke gereja atau ikut KKR atau ikut retreat, para pendeta bisa segera membenahi atau meluruskan sikap hati mereka
agar lebih mencintai-Mu daripada uang-Mu. Bukankah ini ide bagus menjelang
hari kedatangan-Mu yang semakin dekat?"
Namun,
Bapa tetap tidak mau memberikan uang-Nya. Uwaah, kenapa begitu? Ketika aku ke
gereja karena iming-iming makanan, aku pun mendapatkan perjamuan kudus. Ketika
aku ikut KKR karena ingin menemani, aku pun ditemani Yesus. Namun, jika orang
lain mau ke gereja atau ikut KKR atau ikut retreat karena ingin uang, kok tidak
diberi uang ya?
Ouch,
mungkin di dalam gereja sendiri sudah banyak orang Kristen yang lebih mencintai
uang daripada Tuhan, sampai-sampai orang ateis pun beranggapan bahwa allahnya
orang Kristen adalah uang. Hmmm... iya mau bagaimana lagi? Jelas terlihat jika
beberapa orang Kristen tersenyum lebar ketika menerima sejumlah uang tetapi
cemberut dan marah-marah ketika tak ada uang padahal Yesus masih setia di sisi
mereka. Tuhan pasti tidak ingin menambah
jumlah orang Kristen yang cinta uang melebihi cinta kepada-Nya.
MUJIZAT PASTI TERJADI
Mujizat
pasti terjadi saat kudatang di hadapan-Mu. Tiada yang tak mungkin bagi orang
percaya. Kau Yesus Tuhan yang memulihkanku.
Reff : Dan kupercaya pada-Mu yang tak mungkin Semua menjadi mungkin.
Mujizat pun terjadi saat kubernyanyi dengan s'genap hatiku.
0 komentar:
Post a Comment