Sunday, April 22, 2018

Karakter Penyebab Kekecewaan ~ Pdt. Leonardo Sjamsuri

Dampak Kekecewaan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 22 April 2018

Karakter suami yang mengecewakan isteri:

1. Tidak bisa memimpin. Jangan menjadi suami yang melempem. Suami bukan hanya berperan sebagai raja, tetapi juga harus menjadi imam dan nabi yang berbicara dengan Tuhan. Jika tidak bisa mengarahkan isteri dan anak, hal ini bisa menimbulkan kekecewaan dalam keluarga.

Anak pertama dan anak kedua pak Leo mirip dengannya karena menyukai ekonomi dan investasi tetapi anak ketiganya menyukai seni tari. Hal ini merupakan masalah bagi pak Leo tetapi sebagai kepala keluarga dia tidak boleh membiarkan anaknya bergumul sendiri. Maka, dia mengarahkan anaknya agar mengikuti audisi. Hasil audisi pun menyatakan bahwa anaknya berbakat menari. Meskipun anaknya pendiam, dia bakal langsung menari jika mendengarkan musik. Oleh karena itu, pak Leo meminta dia dilatih dasar-dasar tari karena nanti anaknya mau kuliah tari.

Jangan selingkuh
2. Tidak setia. Isteri tidak suka jika suami dekat dengan wanita lain. Oleh karena itu, pertahankan kesetiaan. (Setia bukan berarti setiap tikungan ada.) Setia itu seperti Tuhan Yesus yang setia mengasihi kita.
SETIA SETIALAH. Setia setialah, Setialah sampai mati. Seperti Tuhan Yesus, Setialah sampai mati. Apakah jawabanmu untuk kasih setia-Nya? Setia setialah, Setialah sampai mati. (Setia setialah, bukanlah sampai makan ati.)

3. Egois. Kebanyakan pria memang cenderung egois sehingga harus belajar peduli. Jangan hanya fokus ke bisnis hingga mengabaikan keluarga. Jack Ma (pemilik Alibaba.com) pernah ditanya seorang anak muda: "Apa bapak pernah menyesal?" Setelah diam cukup lama Jack Ma menjawab: "Iya karena hubungan dengan isteri saya. Dia mengatakan bahwa saya bukan miliknya tetapi milik Alibaba."

4. Suka berbohong. Isteri juga tidak suka jika dibohongi oleh suaminya. Oleh karena itu, suami harus jujur.

Karakter isteri yang mengecewakan suami:

1. Lebih taat kepada orang tua daripada suami. Hal ini membuat suami merasa bahwa dia tidak bisa mengatur isterinya. Jika suami kecewa, biasanya lebih berani daripada isteri, meskipun ada juga isteri yang berani terang-terangan menggandeng selingkuhannya.

2. Dominan atau suka pegang setir. Jika kita sedang menyetir mobil lalu ada yang berteriak: "awas, ke kanan, ke kiri...", tentu mengganggu sehingga mungkin saja kita meminta dia yang menyetir. Biarkan suami mengambil keputusan. Ketika Sara diminta oleh Abraham untuk mengaku sebagai saudaranya dan bukan isterinya, Sara patuh kepadanya. Namun, isteri zaman now biasanya keberatan: "Apa kata lu? Saudara? Gue ini isterimu? Kenapa harus mengaku sebagai saudaramu?" Sebaliknya, Sara menganggap Abraham seperti tuannya sehingga dia langsung taat tanpa membantahnya.

3. Suka menyepelekan suami di depan umum. Meskipun penghasilan isteri lebih besar daripada suami, isteri tetap harus menghargainya. Jangan menjelek-jelekkan dia di depan umum.

4. Tidak bisa kendalikan emosinya, seperti marah-marah terus. Seorang pria bercerita kepada pak Leo: "Tiap pagi isteri saya khotbah lalu rehat sejenak waktu saya mandi lalu khotbah lagi sebentar dan rehat lama karena saya pergi bekerja. Malamnya isteri saya KKR." Jika suami pulang malam, isterinya langsung marah: "Pulang malam terus..." Maka, tak heran jika pak Leo melihatnya tampak stres.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.