Sunday, April 22, 2018

Cara Mengobati Kekecewaan ~ Pdt. Leonardo Sjamsuri

Karakter Penyebab Kekecewaan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 22 April 2018

Cara mengobati kekecewaan:

1. Fokus dengan kebaikan Tuhan sampai hari ini. Jika fokus kepada rumput tetangga yang terlihat lebih hijau, pasti kecewa (padahal sebenarnya rumputnya sama saja). Jika fokus kepada orang lain juga akan kecewa karena pada dasarnya setiap orang memiliki kekurangan atau tak ada yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Tuhan sehingga fokuslah kepada-Nya.

2. Mulailah dari sekarang buka diskusi dengan hati yang mengasihi. Masing-masing pihak perlu berbicara dengan motivasi hati mau memperbaiki diri dan bukan saling menyalahkan.

Mungkin isteri berkata kepada suami: "Pa, harga-harga barang di pasar mulai naik" lalu suami yang tidak peka dan terbiasa dengan logika segera menjawab: "Iya, saat ini memang ada penurunan kondisi perekonomian di negara kita" padahal maksudnya adalah isteri memerlukan tambahan uang belanja.

kasih Yesus
Mungkin isteri yang dari kalangan atas perlu berkata pula kepada suami yang dari kalangan bawah: "Kalau makan, jangan sampai terdengar suara kecapannya." Kalau makan di rumah sich tak masalah, tetapi kalau makan di restoran hingga terdengar bunyi kecapannya atau bunyi sendawanya, alamak (malu donk). Selain itu, isteri akan bertambah malu jika terdengar bunyi suami berkumur sehabis makan. Jika ditegur, mungkin kumurannya langsung ditelan karena tak ingin rugi sisa-sisa makanan. ^_^ Lalu ditambah kebiasaan mengangkat kedua kaki di atas kursi atau lesehan. Nah, jika suami melakukan hal-hal semacam ini, tidak heran jika isteri lebih senang pergi bersama teman sosialitanya daripada pergi makan dengan suami.

Mungkin isteri juga perlu menyampaikan kepada suami: "Pa, cara jalanmu seperti Goliat padahal cara jalanku seperti Daud." Hehehe... bagus donk Daud mengalahkan Goliat. Maksudnya: kalau jalan, suami jangan terlalu cepat karena isteri tidak bisa mengikuti sehingga harus berlari-lari mengejarnya.

3. Belajar mengampuni.

MUJIZAT dalam BERSYUKUR
Tangan Tuhan tak kurang panjang untuk s’lalu menolong hidupku. Telinga-Nya tak kurang tajam untuk mendengar seruan hatiku.
Ada mujizat dalam bersyukur. Engkau tempat perlindunganku, Tuhan. Imanku tetap teguh dalam-Mu. ‘ku menang, ‘ku menang bersama-Mu.
Haleluyah, Haleluyah, Haleluyah, Haleluyah. Haleluyah, Haleluyah, Haleluyah, Haleluyah.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.