Catatan Ibadah ke-1 Minggu
29 April 2018
1.
Keputusan imannya sudah final. Jika
seseorang telah memutuskan untuk menikah, pastikan ini sudah final sehingga
tidak mencari-cari yang lain lagi. Maka, sekalipun ada banyak wanita, pria
harus berkomitmen untuk tetap setia hanya kepada satu isteri dan sekalipun ada
banyak pria, wanita juga harus tetap setia kepada satu suami. Jadi, jika sudah
menikah, terimalah pasanganmu dengan segala kekurangannya. Jangan bimbang.
Yakobus 1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
2.
Kepribadian yang tangguh: kuat,
handal, bisa diandalkan, jangan mudah mengeluh, jangan mudah menyerah, dan
belajar menerima tanpa keluhan. Jika mengeluh, kita sudah satu langkah dari
menyerah.
Ibrani 12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
3.
Fokus pikiran kepada Tuhan.
Filipi 4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Jika
membaca Mazmur 59, kita melihat bahwa Daud juga manusia biasa yang bisa
khawatir ketika mengalami banyak tekanan. Namun, Daud tetap berdoa dan berharap
kepada Tuhan hingga akhirnya dia menutup Mazmurnya dengan ucapan syukur kepada
Tuhan.
Mazmur 59:18 Ya kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allah adalah kota bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya.
Ada
cerita tentang seekor tikus yang takut kepada kucing. Karena kasihan, penyihir
mengubah tikus menjadi kucing. Setelah berubah menjadi kucing, dia takut kepada
anjing. Dia pun bercerita kepada penyihir sehingga dia diubah menjadi anjing.
Namun, sebagai anjing dia takut kepada harimau yang lebih kuat daripada
dirinya. Karena kasihan, penyihir pun mengubahnya lagi menjadi harimau.
Ternyata sebagai harimau dia takut kepada pemburu. Maka, penyihir berkata: "Sekalipun
tubuhmu harimau, kamu masih berhati tikus. Ubah hatimu terlebih dahulu."
Jadi, lebih baik menjadi
tikus berhati harimau daripada menjadi harimau berhati tikus. ^_^ Ubah hati
kita terlebih dahulu.
ALLAH yang SETIA. Sekalipun kuberjalan lewat lembah kelam, Namun
tangan-Mu selalu menopang hidupku. Saat ku dalam ketakutan Kau hadir di sisiku.
Kau berkata, "jangan takut". Kau b'ri ku kemenangan. Kaulah Tuhan
yang berjanji tak sekalipun Kau ingkari. Kesetiaan-Mu sungguh terbukti di
sepanjang hidupku. 'Tuk s'lamanya ku 'kan setia melayani mengasihi-Mu. Tiada
Tuhan seperti-Mu Yesus. Kau Allahku yang setia.
0 komentar:
Post a Comment