Catatan Ibadah ke-1 Minggu
08 April 2018
Pertengahan
tahun 2016 telinga kiriku juga pernah berdenging dan bergema. Dokter umum yang memeriksaku masih muda dan
tampaknya belum berpengalaman. Dia hanya mengatakan bahwa telingaku baik-baik
saja. Dia malah mengatakan bahwa aku stres. Sedikit tertawa pula. Iiiih... dia
pasti belum pernah merasakannya. Namun, dia pun memberikan pengobatan telinga.
Sebelum
kejadian tersebut memeku sempat mengatakan bahwa salah satu telinganya seperti
mendengar suara musik tetapi aku tidak bisa mendengar suara-suara yang
didengarnya sehingga kukatakan mungkin hanya perasaan dia saja. Lalu dia ke dokter
spesialis telinga dan telinganya dibersihkan dengan semacam cairan. Tak lama
sesudah itu telinganya mendengar suara gemericik air selama beberapa hari
tetapi akhirnya normal kembali.
Eh,
beberapa bulan kemudian aku baru paham rasanya setelah mengalami sendiri...
hehehe... Ketika aku mencari tahu di Google, aku pun mulai belajar memahami
tinnitus. Emang sich gangguannya sungguh menyiksa. Tidur aja suara dengingannya
masih terdengar sehingga aku juga bernyanyi-nyanyi agar suara bisingnya
berkurang. Untunglah gangguan ini hanya berlangsung sementara.
Mazmur 62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
Suatu
hari ada pula beberapa bapak ibu yang mengatakan bahwa mereka tak bisa bepergian
ke luar rumah karena vertigo. Apa sich
vertigo? Katanya sich sakit kepala hingga segalanya seperti berputar? Kok
bisa ya? Aku tidak paham ini. Berputarnya seperti apa sich? Katanya sich hingga
seperti mau jatuh. Kok bisa? Setahuku aku tetap bisa ke luar rumah sekalipun
pusing seperti berputar, tetapi kenapa mereka tak bisa?
Eh,
suatu hari seorang teman memberiku gorengan ote-ote Rp500,- yang katanya enak
dan renyah. Emang sich enak dan renyah, tetapi beberapa jam kemudian tiba-tiba
aku melihat dunia sekelilingku berputar-putar. Semua gedung dan benda yang kulihat
seperti tampak kabur karena berputar acak secara vertikal, horisontal, diagonal,
... ke segala arah dech. Uuugghh... tak sanggup aku melihatnya. Apa terjadi
gempa? Tidak. Tidak ada suara teriakan orang-orang berarti bukan gempa.
Apa
bumi sedang berotasi seperti gasing? Aku pun segera memejamkan mata, berlutut,
dan kusentuhkan kedua telapak tanganku di lantai tetapi lantainya diam saja.
Oh, buminya masih normal. Ini berarti aku hanya pusing. Mungkin ini yang
disebut vertigo. Jika berputarnya seperti ini, pantas saja bapak ibu itu tak
bisa bepergian. Rasa berputarnya memang bisa membuat seseorang seperti mau jatuh.
Jadi, kupikir aku harus segera tidur di tempat yang tepat.
Maka,
kubuka mata perlahan-lahan dan semuanya aman terkendali meskipun kepala masih
agak pusing. Lantas aku berdiri dan berjalan kanan kiri kanan kiri kanan kiri
dan seterusnya hingga akhirnya tiba di tempat tidurku... hehehe... maunya jalan
lurus tetapi malah zig-zag... inilah yang disebut jalan sempoyongan. Dengan
bantal yang agak tinggi kupejamkan mata dan kucoba untuk tidur tetapi bantalku
seperti berubah menjadi pusaran air yang berusaha menenggelamkan kepalaku.
Ini
sich lebih parah daripada pusing biasa tetapi aku yakin bantalku tidak akan
menenggelamkan kepalaku ke dasar tempat tidur karena telapak tanganku sudah
memegang bagian bawah bantal untuk memastikan tempat tidurku tidak berlubang...
hehehe... Jadi, akhirnya aku berhasil tidur.
Amsal 17:22a Hati yang gembira adalah obat yang manjur,
SETIA PADA-MU
Bila
kupejamkan mataku dan kubuka hatiku, tampak jelas kulihat wajah-Mu. Kau yang
mengenal hidupku, jauh ke dalam lubuk hatiku, Yesus.
chorus/ending: Engkaulah Tuhan yang perhatikan. Saat ku jatuh dalam
hidupku, Kau memulihkanku. Dan ku 'kan setia pada-Mu dalam setiap langkahku
(Yesus) s'panjang hidupku.
Ketika
bangun tidur, kurasa aku baru saja terbangun dari mimpi buruk. Namun, segera kusadari
bahwa kepalaku masih agak pening. Aduh, berarti tadi itu bukan mimpi. Alhasil,
semenjak hari itu aku enggan diberi gorengan. Kalau dipaksa menerima, ya
gorengannya kubungkus lalu... hehehe... rahasiaku dengan Tuhan ya... ^_^
Daripada jajan gorengan di luar sono yang tidak jelas bahan bakunya, lebih baik
goreng-goreng sendiri aja lha. Semoga saja vertigo tersebut tak pernah kambuh
lagi. Cukuplah beberapa menit saja karena itu sungguh menyiksa.
0 komentar:
Post a Comment