Sunday, March 11, 2018

Mendengarkan Pembicaraan

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 11 Maret 2018

Hari itu Beauty mendatangi kerajaan Cabe yang memiliki sekitar 5 cabang distribusi. Di sana dia sempat mendapat pertanyaan tertulis: "Apakah bersedia ijazah ditahan?" dan dijawabnya tidak. Meskipun demikian, esok harinya dia diminta datang kembali untuk wawancara. Nah, sebelum wawancara berlangsung dia meminta tanda kepada Raja segala raja. Dia berdoa: "Bapa, apakah ini tempat yang tepat untukku? Jika ya, mereka akan memberiku pengecualian dengan tidak menahan ijazahku sehingga aku akan membantu kerajaan tersebut. Jika tidak, tentulah aku akan menolak berada di sana."

Namun, ketika proses wawancara, Beauty mendengar pewawancara N telah bekerja di sana selama 10 tahun dan ijazah ditahan dengan aman. 10 tahun? Wow... kelihatannya aman. Maka, Beauty memutuskan untuk membantu kerajaan Cabe. Selain itu, di sana Beauty merasa telah berhasil meraih impiannya. Sejak dulu dia memang ingin mendapat upah tinggi tetapi posisi tetap rendah. Nah, kerajaan Cabe mewujudkan impiannya. Sekalipun posisinya hanya admin, upahnya tuh setara dengan supervisor pemula. Jadi, Beauty pun mengabaikan tanda yang telah dimintanya. Sekalipun ijazah ditahan, Beauty tak keberatan karena bisa meraih impiannya.

Selepas wawancara Beauty pergi ke gerbang kerajaan lalu bertanya kepada seseorang yang ada di sana: "Apakah di sini banyak pendatang baru?" lalu dibenarkan. Lantas dia menanyakan penyebabnya dan orang tersebut mengatakan bahwa penyebabnya adalah pewawancara suka memproduksi sambal ekstra pedas alias suka marah-marah. Namun, Beauty tidak setuju dengannya karena dia lebih mempercayai penglihatannya sehingga dia berkata: "kelihatannya mereka bukan pemarah tetapi hanya tegas". Maka, penjawab berkata: "Nanti kamu lihat sendiri lha... lebih enak kalau lihat sendiri." Hehehe... belakangan Beauty baru menyadari bahwa seharusnya dia mempercayai perkataannya. Ternyata wajah mereka manis tetapi perkataannya amat pedas, terutama ketika menemukan kesalahan. Pantas saja banyak orang tersakiti oleh lidah mereka.

Extraordinary
Kemudian seorang tentara kerajaan menempelkan tulisan namanya di sebuah loker sambil berkata: “Mulai besok kamu bisa memakai loker ini.” Nah, Beauty melihat tulisan lain di bawah tulisan namanya, yaitu '23 Legi 23'. Tiap kali tiba di kerajaan Cabe dia pun menyimpan barangnya di loker sehingga pagi, siang, dan sore Beauty pasti melihat tulisan ’23 Legi 23’ hingga dia menyadari bahwa tulisan tersebut merupakan pesan Raja segala raja agar dia tidak lupa akan nubuatan 'Manis Kau Dengar'. Maka, Beauty menjawab: "Oke Bapa, tak masalah. Aku akan tetap membantu the Beast dari dalam kerajaan ini."

Selanjutnya, Beauty menemukan beberapa kejanggalan saat memasuki ruang kerjanya di kerajaan Cabe. Di kerajaan ini banyak pendatang baru dari berbagai kerajaan lain. Selain itu, tak ada komputer untuknya padahal pekerjaannya membutuhkan komputer. Dia pun bertanya kepada W (admin senior): "Apa pendahuluku tidak diberi komputer?" lalu W menjelaskan bahwa dulunya ada komputer tetapi sudah diambil oleh bagian lain. Kok bisa ya? Ini berarti posisi yang ditempati Beauty telah kosong untuk waktu lama. Maka, dia dipinjami laptop mungil milik Pangeran I tetapi laptop ini sangat lambat dan sering mengakibatkan program yang dibukanya tiba-tiba menutup sendiri. Namun, Beauty sudah dijanjikan akan segera diberi monitor baru berlayar lebar dengan komputer lama yang akan segera selesai direparasi.

Selain masalah komputer, Beauty terusik dengan H (admin yang baru 3 minggu di kerajaan Cabe) karena dia masih tampak berbeda. Dia tak pernah melihat H berbaur dengan para admin lama selama jam istirahat. Ada apa ya dengan dia? Katanya sich dia menghabiskan jam istirahat bersama temannya di bagian distribusi. Maka, tanpa sepengetahuan para admin lama, Beauty meminta nomer WAnya dan H pun memberikannya dengan sukarela.

Lalu H memberitahu Beauty beberapa rahasia yang belum diketahuinya: “Kabarnya dulu rakyat di sini kompak dan damai tetapi kerajaan Cabe mulai membuat banyak peraturan aneh-aneh semenjak Pangeran I menikahi rakyat S lalu mengangkat N sebagai kepala admin. Berhati-hatilah terhadap N karena N bukan hanya mengatur cara penulisan, tetapi cara berbicara pun diaturnya. Meskipun maksud perkataannya sama, kita tidak boleh menggunakan istilah yang berbeda dari yang telah dia ajarkan.”

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.