Ketika pak Tony naik pesawat,
seseorang menanyakan pekerjaannya karena dia mirip Jackie Chen. Lalu dia
mengatakan bahwa dia pasti bukan Jackie Chen karena dia seorang pastor. Ketika
mendengar jawabannya, si penanya segera mengatakan bahwa dia mau membaca sebuah
artikel.
Maka, di lain kesempatan dia
memberikan jawaban berbeda atas pertanyaan serupa. Dia mengatakan bahwa dia
bekerja di sebuah perusahaan global multi-nasional. Dia menyembuhkan orang di
rumah sakit dan sekolah-sekolah. Dia membantu orang, baik tua maupun muda, baik
menikah maupun belum menikah. Dia menikahkan orang dan setelah itu membantu
mereka dalam pernikahannya. Dia membantu orang mulai dari bayi hingga meninggal
dan ketika orang meninggal, dia juga mengantarnya ke surga.
Lantas dia ditanya: "Apa nama perusahaannya?" Pak
Tony menjawab: "Kristiani dan
pemiliknya bernama Tuhan Yesus Kristus." ^_^ Sesungguhnya kita semua
adalah bagian dari perusahaan global tersebut. Kita semua adalah anak Allah
yang hidup, baik kaya maupun miskin, baik tua maupun muda, baik kuat maupun
lemah.
Yesus memanggil murid-murid yang pertama. Matius 4:18-22 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia
melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas,
saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan
Kujadikan penjala manusia." Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus
pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak
Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang
membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya,
lalu mengikuti Dia.
Cara Mengikuti
Panggilan Tuhan:
1. Kita harus meresponi. Jika selesai ibadah ada yang berkata kepada
kita: "Ikuti aku", biasanya
kita akan bertanya: "kemana?"
Namun, ketika Tuhan berkata: "Ikutlah
Aku", kita harus SEGERA mengikuti Dia tanpa bertanya: "mau dibawa kemana?"
Pak Tony sering memberikan uang
kepada anak-anaknya, menjaga, dan melindungi dia dari yang jahat. Dia selalu
berpesan kepada mereka untuk mengutamakan Tuhan Yesus karena sekalipun mereka
memiliki semua hal di dunia, itu tak akan ada artinya tanpa Yesus. Kemungkinan
besar Zebedeus merupakan nelayan terbesar di daerah Galilea dan dia juga selalu
mencukupkan kebutuhan anak-anaknya. Namun, ketika Yesus memanggil anak-anak
Zebedeus, mereka segera meninggalkan jala dan perahunya. Bahkan, mereka juga
meninggalkan ayahnya. (Hmmm...)
Jika Tuhan memanggil, kita pun
harus segera meninggalkan pekerjaan atau pelayanan kita dan segala sesuatu yang
dapat merintangi hubungan kita dengan Tuhan. Penjala ikan dijadikan penjala
manusia karena Dia mau memberi kita sebuah identitas yang baru.
2. Menyadari komitmen Allah bagi kita. Ada seorang suami yang membeli
sebuah kapal lalu meminta isterinya untuk memberikan nama di kapal itu.
Keesokan hari suami segera datang ke kapalnya untuk melihat nama pemberian
isterinya. Di kapal itu hanya tertulis dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu For Sale (Untuk Dijual). Hehehe...
mungkin kita tertawa mendengar cerita ini tetapi kita juga seperti orang yang
dijual (for sale) karena mudah digoda
iblis. Meskipun demikian, Tuhan Yesus telah membeli kita dengan darah-Nya yang
mahal.
Catatan
Penulis: Iiiihh... kok bisa ya?? Di
tengah perjalanan sepulang dari gereja, sembari menunggu bemo kedua, tiba-tiba
ada mobil putih berhenti di seberang jalan sekitar semeter dari tempatku
berdiri di pinggir sungai. Eh, si pengemudi membuka kaca jendela mobilnya dan
terlihatlah seorang bapak melambaikan tangannya kepadaku sebagai tanda ajakan
dan bibirnya seperti terdengar berkata: ”ayo,
ikut aku”. Hiiiii... tentu saja aku langsung menolaknya tanpa bertanya
tetapi dia belum juga pergi. Iiiihh... aku bukan untuk dijual. Not for sale. Ngeri dech dengan
panggilan yang seperti ini. Oh, seharusnya tadi di gereja aku tidak ikut tertawa.
Fiuuh... aku pun segera melambaikan tanganku ke arah bemo yang lewat. Ketika
bemo menepi di depanku, mobil putih itu pun segera berlalu pergi. Puji Tuhan. Bala
tentara surga datang tepat waktu. ^_^
KUASA DARAH-MU. Tuhan, kasih-Mu yang sempurna. Kau
berikan hidup-Mu menggantikanku, menanggung dosaku. Tuhan, Kau mampu
menghapuskan segala kesalahan dengan darah-Mu yang kudus mulia. Chorus: Kuat kuasa darah-Mu membasuh seg’nap
hatiku. Engkau menghidupkan aku. Sungguh mulia kuasa darah-Mu.
Bukan kita yang berkomitmen untuk
bekerja bagi-Nya tetapi Tuhan yang telah berkomitmen bagi kita. Tuhan Yesus
ingin menjadikan kita sebagai penjala manusia. Ini komitmennya kepada kita jika
kita mau mengikuti Dia.
Suami Mary Koh meninggal dalam
usia sekitar 35 tahun. Kala suaminya meninggal, dia sedang mengandung anak
ketujuh. Saudara-saudara Mary meninggalkannya karena takut direpotkan. Ketika
Mary berkemas hendak pergi ke rumah sakit bersalin, sebuah Alkitab (yang dulu
pernah diterimanya dari seseorang) terjatuh dari dalam lemarinya dan tepat
terbuka pada Mazmur 23:1 Mazmur Daud. TUHAN
adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (^_^ Ini Mazmurku ^_^)
Setelah membaca ayat tersebut,
untuk pertama kalinya Mary Koh menerima Tuhan Yesus sebagai gembalanya.
Semenjak saat itu dia selalu mendoakan anak-anaknya sambil bekerja hingga jam 7
malam dan juga masih sempat melayani di gereja. Mary Koh merupakan sebuah
teladan nyata yang masih hidup hingga kini (82 tahun). Pak Tony merupakan anak
keempat Mary Koh yang telah menyaksikan sendiri komitmen Tuhan di dalam
kehidupan ibunya.
3. Menerima amanat Allah bagi kita. Ketika kapal Titanic tenggelam,
sekitar 238 orang meninggal di air yang dingin. Saat itu ada 20 sekoci tetapi
tidak semua sekoci diisi penuh. Banyak orang berteriak meminta tolong tetapi
tak ada yang menolong mereka. Hanya satu sekoci yang kembali berputar arah
untuk menolong mereka. Sekoci-sekoci lain tak peduli dengan mereka karena hanya
memikirkan keselamatan diri sendiri. Mereka membiarkan sekoci separuh kosong.
Di gereja ini kita juga melihat
beberapa kursi kosong dan seharusnya ditempati oleh orang-orang di luar sana
yang belum mengenal Tuhan. Mereka membutuhkan pertolongan kita, baik keluarga
kita, tetangga kita, atau teman kerja kita. Ada orang-orang yang memiliki
segalanya tetapi masih merasakan kekosongan di hati karena mereka belum
mengenal Tuhan Yesus. Kita harus menolong mereka.
Ada seorang pemain rugby (football Amerika) yang takut menerima operan bola karena dia takut
dikejar oleh lawan-lawannya. Namun, dia justru mendapatkan bola menjelang akhir
suatu pertandingan. Kala itu dia melihat ayahnya mengangkat kedua tangannya dan
bibirnya seakan berkata: “Lari, nak, lari”.
Maka, dia berlari kencang dan mencetak gol sehingga kelompoknya beroleh
kemenangan untuk pertama kalinya. Teman-temannya segera mengangkat dia dan menganggapnya
sebagai pahlawan. Kita juga diminta berlari sedemikian rupa hingga akhirnya
Tuhan berkata: “Well done”.
TUHAN INI TUGAS KAMI. Berikan pada kami hati yang
mengasihi jiwa-jiwa yang belum mengenal kasih BAPA. Mereka yang dalam gelap, mereka
yang tersesat, Hati kami iba seperti hati-Mu Yesus. Tuhan, ini tugas kami, beri
keberanian bagi kami. Taruhlah Roh yang rela melayani dan menyenangkan hati
Tuhan, itu yang kuingini.
0 komentar:
Post a Comment