Sunday, March 18, 2018

Making A Difference ~ Rev. Tony Yeoh (Singapore)

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 18 Maret 2018

Ketika pak Tony naik pesawat, seseorang menanyakan pekerjaannya karena dia mirip Jackie Chen. Lalu dia mengatakan bahwa dia pasti bukan Jackie Chen karena dia seorang pastor. Ketika mendengar jawabannya, si penanya segera mengatakan bahwa dia mau membaca sebuah artikel.

Maka, di lain kesempatan dia memberikan jawaban berbeda atas pertanyaan serupa. Dia mengatakan bahwa dia bekerja di sebuah perusahaan global multi-nasional. Dia menyembuhkan orang di rumah sakit dan sekolah-sekolah. Dia membantu orang, baik tua maupun muda, baik menikah maupun belum menikah. Dia menikahkan orang dan setelah itu membantu mereka dalam pernikahannya. Dia membantu orang mulai dari bayi hingga meninggal dan ketika orang meninggal, dia juga mengantarnya ke surga.

Lantas dia ditanya: "Apa nama perusahaannya?" Pak Tony menjawab: "Kristiani dan pemiliknya bernama Tuhan Yesus Kristus." ^_^ Sesungguhnya kita semua adalah bagian dari perusahaan global tersebut. Kita semua adalah anak Allah yang hidup, baik kaya maupun miskin, baik tua maupun muda, baik kuat maupun lemah.

Yesus memanggil murid-murid yang pertama. Matius 4:18-22 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

Cara Mengikuti Panggilan Tuhan:

Mari Ikutlah Aku
1. Kita harus meresponi. Jika selesai ibadah ada yang berkata kepada kita: "Ikuti aku", biasanya kita akan bertanya: "kemana?" Namun, ketika Tuhan berkata: "Ikutlah Aku", kita harus SEGERA mengikuti Dia tanpa bertanya: "mau dibawa kemana?"

Pak Tony sering memberikan uang kepada anak-anaknya, menjaga, dan melindungi dia dari yang jahat. Dia selalu berpesan kepada mereka untuk mengutamakan Tuhan Yesus karena sekalipun mereka memiliki semua hal di dunia, itu tak akan ada artinya tanpa Yesus. Kemungkinan besar Zebedeus merupakan nelayan terbesar di daerah Galilea dan dia juga selalu mencukupkan kebutuhan anak-anaknya. Namun, ketika Yesus memanggil anak-anak Zebedeus, mereka segera meninggalkan jala dan perahunya. Bahkan, mereka juga meninggalkan ayahnya. (Hmmm...)

Jika Tuhan memanggil, kita pun harus segera meninggalkan pekerjaan atau pelayanan kita dan segala sesuatu yang dapat merintangi hubungan kita dengan Tuhan. Penjala ikan dijadikan penjala manusia karena Dia mau memberi kita sebuah identitas yang baru.

2. Menyadari komitmen Allah bagi kita. Ada seorang suami yang membeli sebuah kapal lalu meminta isterinya untuk memberikan nama di kapal itu. Keesokan hari suami segera datang ke kapalnya untuk melihat nama pemberian isterinya. Di kapal itu hanya tertulis dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu For Sale (Untuk Dijual). Hehehe... mungkin kita tertawa mendengar cerita ini tetapi kita juga seperti orang yang dijual (for sale) karena mudah digoda iblis. Meskipun demikian, Tuhan Yesus telah membeli kita dengan darah-Nya yang mahal.

Catatan Penulis: Iiiihh... kok bisa ya?? Di tengah perjalanan sepulang dari gereja, sembari menunggu bemo kedua, tiba-tiba ada mobil putih berhenti di seberang jalan sekitar semeter dari tempatku berdiri di pinggir sungai. Eh, si pengemudi membuka kaca jendela mobilnya dan terlihatlah seorang bapak melambaikan tangannya kepadaku sebagai tanda ajakan dan bibirnya seperti terdengar berkata: ”ayo, ikut aku”. Hiiiii... tentu saja aku langsung menolaknya tanpa bertanya tetapi dia belum juga pergi. Iiiihh... aku bukan untuk dijual. Not for sale. Ngeri dech dengan panggilan yang seperti ini. Oh, seharusnya tadi di gereja aku tidak ikut tertawa. Fiuuh... aku pun segera melambaikan tanganku ke arah bemo yang lewat. Ketika bemo menepi di depanku, mobil putih itu pun segera berlalu pergi. Puji Tuhan. Bala tentara surga datang tepat waktu. ^_^

KUASA DARAH-MU. Tuhan, kasih-Mu yang sempurna. Kau berikan hidup-Mu menggantikanku, menanggung dosaku. Tuhan, Kau mampu menghapuskan segala kesalahan dengan darah-Mu yang kudus mulia. Chorus: Kuat kuasa darah-Mu membasuh seg’nap hatiku. Engkau menghidupkan aku. Sungguh mulia kuasa darah-Mu.

Bukan kita yang berkomitmen untuk bekerja bagi-Nya tetapi Tuhan yang telah berkomitmen bagi kita. Tuhan Yesus ingin menjadikan kita sebagai penjala manusia. Ini komitmennya kepada kita jika kita mau mengikuti Dia.

Mazmur 23
Suami Mary Koh meninggal dalam usia sekitar 35 tahun. Kala suaminya meninggal, dia sedang mengandung anak ketujuh. Saudara-saudara Mary meninggalkannya karena takut direpotkan. Ketika Mary berkemas hendak pergi ke rumah sakit bersalin, sebuah Alkitab (yang dulu pernah diterimanya dari seseorang) terjatuh dari dalam lemarinya dan tepat terbuka pada Mazmur 23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (^_^ Ini Mazmurku ^_^)

Setelah membaca ayat tersebut, untuk pertama kalinya Mary Koh menerima Tuhan Yesus sebagai gembalanya. Semenjak saat itu dia selalu mendoakan anak-anaknya sambil bekerja hingga jam 7 malam dan juga masih sempat melayani di gereja. Mary Koh merupakan sebuah teladan nyata yang masih hidup hingga kini (82 tahun). Pak Tony merupakan anak keempat Mary Koh yang telah menyaksikan sendiri komitmen Tuhan di dalam kehidupan ibunya.

3. Menerima amanat Allah bagi kita. Ketika kapal Titanic tenggelam, sekitar 238 orang meninggal di air yang dingin. Saat itu ada 20 sekoci tetapi tidak semua sekoci diisi penuh. Banyak orang berteriak meminta tolong tetapi tak ada yang menolong mereka. Hanya satu sekoci yang kembali berputar arah untuk menolong mereka. Sekoci-sekoci lain tak peduli dengan mereka karena hanya memikirkan keselamatan diri sendiri. Mereka membiarkan sekoci separuh kosong.

Di gereja ini kita juga melihat beberapa kursi kosong dan seharusnya ditempati oleh orang-orang di luar sana yang belum mengenal Tuhan. Mereka membutuhkan pertolongan kita, baik keluarga kita, tetangga kita, atau teman kerja kita. Ada orang-orang yang memiliki segalanya tetapi masih merasakan kekosongan di hati karena mereka belum mengenal Tuhan Yesus. Kita harus menolong mereka.

Ada seorang pemain rugby (football Amerika) yang takut menerima operan bola karena dia takut dikejar oleh lawan-lawannya. Namun, dia justru mendapatkan bola menjelang akhir suatu pertandingan. Kala itu dia melihat ayahnya mengangkat kedua tangannya dan bibirnya seakan berkata: “Lari, nak, lari”. Maka, dia berlari kencang dan mencetak gol sehingga kelompoknya beroleh kemenangan untuk pertama kalinya. Teman-temannya segera mengangkat dia dan menganggapnya sebagai pahlawan. Kita juga diminta berlari sedemikian rupa hingga akhirnya Tuhan berkata: “Well done”.

TUHAN INI TUGAS KAMI. Berikan pada kami hati yang mengasihi jiwa-jiwa yang belum mengenal kasih BAPA. Mereka yang dalam gelap, mereka yang tersesat, Hati kami iba seperti hati-Mu Yesus. Tuhan, ini tugas kami, beri keberanian bagi kami. Taruhlah Roh yang rela melayani dan menyenangkan hati Tuhan, itu yang kuingini.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.