Catatan Ibadah ke-1 Minggu 25 Maret 2018
Hahaha... jawabannya pun muncul lagi di dalam mimpi beberapa minggu kemudian. Di dalam mimpinya prajurit mendengar suara: "Bacalah bukunya Anthony Robbins". Karena penasaran, prajurit mencari tahu di rimba Google perihal nama tersebut karena dia hanya ingat bahwa itu salah satu nama motivator. Namun, kenapa nama itu yang direkomendasikan padahal ada banyak motivator di dunia? Dia hanya menemukan bahwa pria itu telah bertransformasi dari janitor menjadi motivator. Namun, prajurit merasa bahwa bukan ini jawabannya.
Karena tidak menemukan jawabannya di Google, prajurit pun mulai membaca salah satu bukunya yang berjudul 'Bangunkan Kuasa Raksasa di Dalam Diri' karena seringkali pribadi seseorang bisa dikenali lewat tulisannya. Ketebalan bukunya mencapai 650an halaman. Kalau malas membacanya, bisa dibuat bantal ^_^ karena beberapa orang yang tidak suka membaca pasti sudah menyerah sebelum selesai membacanya.
Nah, ketika membaca beberapa bab pertama, prajurit menemukan pernyataan pak Anthony agar kita tidak takut salah dalam mengambil keputusan. Lalu prajurit segera tergerak untuk mendorong jenderal membaca buku tersebut. Kenapa ya? Selain itu, tiba-tiba dia ingat sebuah kutipan Cina: "Ketika murid telah siap, guru akan datang." Apa kaitannya ya?
^_^ Eh, jawabannya pun diketahui pada bagian tengah dan menjelang akhir halaman buku itu. Ternyata pak Anthony juga pernah melakukan kesalahan seperti kesalahan yang telah dilakukan oleh jenderal. Tidak persis sama tetapi mirip. Ketika baru memulai bisnisnya, pak Anthony menerima laporan dari dirut jujur perihal Mr. Smith yang mencurigakan. Namun, pak Anthony malah marah lalu memberitahu Mr. Smith bahwa dirut jujur telah melaporkan dia dan meminta mereka menyelesaikan masalah sendiri.
Alhasil, perusahaannya terlilit banyak hutang hingga terancam bangkrut karena Mr. Smith mengambil uang perusahaan dan dirut jujur membiarkannya. Pak Anthony pun merenung lama hingga dia menyadari kesalahannya dan segera bangkit untuk memperbaikinya. Dia pun merasa bersalah kepada dirut jujur dan dia menyadari bahwa dirut jujur tak suka konfrontasi.
Hehehe... prajurit juga tak suka konfrontasi. Daripada ribut dengan puluhan orang demi membela kebenaran dan keadilan, lebih baik membuat laporan kepada satu jenderal saja. Fiuuh... mungkin memang ada nilai kehidupan yang harus diatur ulang karena kelihatannya nilai perdamaian tak bisa berdekatan dengan nilai kebenaran dan keadilan. Di satu sisi ingin damai, di sisi lain harus memerangi kejahatan atau pelanggaran. Hmmm... mana bisa ya?
Pak Anthony juga bercerita tentang caranya mengendalikan kemarahan karena dulunya dia juga mudah marah. Dia juga membantu dirutnya mengendalikan amarah. Ketika dirutnya mengamuk, dia diminta menggambarkan perasaannya. Dirutnya merasa bahwa dia seperti dimasukkan di dalam sebuah kotak dan kepalanya ditodong senjata. Lalu pak Anthony bertanya: "Apa warna pistol airnya?" Hahaha... seketika dirutnya tertawa karena membayangkan dirinya ditodong pistol air.
Pak Anthony juga mengajarkan cara mengendalikan berbagai emosi negatif lainnya dengan kuasa perkataan karena dia percaya ada kuasa menciptakan dan kuasa menghancurkan pada perkataan kita. Hehehe... kelihatannya dia pengusaha yang beriman kepada Yesus karena dia menggunakan beberapa ayat Alkitab meskipun tidak ditulis dengan jelas pasal dan ayatnya karena bukunya memang ditujukan untuk semua kalangan.
Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.Pak Anthony juga mengajarkan beberapa cara untuk menghadapi orang yang menakutkan. Salah satu caranya adalah mengimajinasikan wajahnya menjadi sosok kartun atau sosok dalam film yang gerakannya bisa diatur maju mundur. Hahaha... sosok yang seram pun jadi terlihat lucu jika diberi telinga kelinci. Cara lainnya menggunakan transformasi kata dari kata negatif menjadi kata positif yang memberdayakan. Contoh:
* Sebelum transformasi: prajurit takut kepada jenderal karena sorot matanya saat marah seperti iblis yang tidak berbelas kasihan.
* Setelah transformasi: prajurit kagum kepada jenderal karena sorot matanya saat bergairah semerah batu delima yang tak ternilai harganya. ^_^
Pak Anthony juga memberitahu bahwa sebaiknya kita bekerja sesuai nilai-nilai kebenaran yang kita yakini agar dapat mencapai kepuasan hidup. Jangan sampai kita bekerja di sebuah organisasi yang nilai-nilainya tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan kita. Kita juga diminta untuk memberikan kontribusi positif ke dalam kehidupan sesama.
Lalu pada bagian akhir bukunya tertulis kutipan Cina tadi. Dia menerangkan bahwa saat murid siap, guru akan datang. Demikian juga dengan guru yang perlu belajar sesuatu dari orang yang kita ajari. Hehehe... apa ya yang perlu dipelajari prajurit dari jenderal yang selalu diajarinya itu? Belajar sabar dalam memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan? Belajar mengampuni jenderal yang salah mengambil keputusan sebagaimana Anthony Robbins mengampuni dan mendoakan Mr. Smith yang telah menipunya? Belajar berani menghadapi kemarahan jenderal sebagaimana Anthony Robbins menghadapi dirutnya yang ngamukan? Ah, belajar banyak dech... tetapi prajurit tak mau belajar sendiri sehingga dia pun mendorong jenderal untuk turut mempelajari buku tersebut demi kebahagiaannya sendiri. ^_^
KASIH ALLAH MELINGKUPI SAYA. Kasih Allah melingkupi saya,
Lingkupi saya selama-lamanya. Kar’na kasih-Nya ku tak takut jua S’bab Allah s’lalu
sanggup menolong saya. Reff: Ku tak dapat
hidup tanpa kasih, Kasih Yesus mengangkat aku dan menghibur aku, menggerakkan
aku. Ku tak dapat hidup tanpa kasih, Kasih Yesus mengangkat aku M'layani Tuhan
dan sesama lebih sungguh.
0 komentar:
Post a Comment