Sunday, February 25, 2018

Tindakan Iman ~ Pdt. Sukirno Tarjadi

Masa Depan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 25 Februari 2018

Abraham disebut sebagai bapa orang beriman. Kita bisa melihat imannya yang dinyatakan melalui 3 hal, yaitu:
1. Telinga yang mendengar. Abraham melangkah karena mendengar firman. Petrus bisa berjalan di atas air juga karena firman. Teman-teman Petrus tidak ikut berjalan di atas air karena hanya Petrus yang diminta oleh Yesus. Jika Yesus berfirman agar Petrus dan semua temannya berjalan di atas air, tentu salah jika hanya Petrus yang melakukannya. Oleh karena itu, jangan berjalan di atas air jika Tuhan tidak berfirman. Di Kompas diberitakan tentang pendeta yang hanyut terbawa arus karena berjalan di atas air. Dia berpikir jika Petrus bisa, dia pun pasti bisa. Ini tidak benar. Jika melangkah tanpa firman, ini namanya nekat.
Roma 10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Ketika kita mendengar firman, lakukan konfimasi terlebih dahulu. Jangan sampai kita salah mendengar. Tuhan akan berbicara kepada kita sekalipun dengan cara-cara yang tidak terduga. Ada seorang wanita yang ditinggalkan suami dan ketiga hak asuh anaknya diambil oleh suaminya pula sehingga dia ingin bunuh diri. Namun, sebelum bunuh diri dia asal membuka Alkitab dan tak sengaja membaca ayat ini:
Yeremia 31:15 Beginilah firman TUHAN: Dengar! Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi.
Wanita tersebut merasa ayatnya sesuai dengan situasinya sehingga dia membaca kelanjutannya.
Yeremia 31:16-17 Beginilah firman TUHAN: Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan air mata, sebab untuk jerih payahmu ada ganjaran, demikianlah firman TUHAN; mereka akan kembali dari negeri musuh. Masih ada harapan untuk hari depanmu, demikianlah firman TUHAN: anak-anak akan kembali ke daerah mereka.
Tetap percaya Tuhan
Namun, dia tidak yakin bahwa firman itu untuknya. Lalu ini jangan ditiru. Ini hanya contoh bahwa Tuhan bisa berbicara dengan banyak cara dan kadang kala cara-Nya tidak terduga. Wanita ini berkata: "Saya akan melempar Alkitab ini dan jika jatuhnya tepat membuka ayat tersebut, berarti ayatnya untuk saya." Lantas dia melemparkan Alkitabnya dan ketika jatuh, Alkitabnya terbuka pada ayat tersebut sehingga wanita ini yakin. Maka, dia berjuang di pengadilan untuk mendapatkan hak asuh ketiga anaknya dan dia menang. Selanjutnya, wanita ini juga mendirikan yayasan Rahel untuk mempersatukan orang tua dan anak.

2. Hati percaya, mulut mendukung. Iman tidak menyangkal realita. Iman hanya menyangkal bahwa realita tak bisa diubah.
Roma 10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Abraham tidak menyangkal kondisi tubuhnya yang lemah atau mati pucuk tetapi dia percaya bahwa fakta bisa diubah. Jadi, Abraham tetap percaya janji Tuhan sekalipun tak ada dasar untuk berharap.
Roma 4:17-18 seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" — di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Roma 4:19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
3. Kaki kita harus melangkah. Iman harus disertai tindakan. Ada sebuah film tentang jembatan kaca di Cina. Seorang reporter telah diminta menguji jembatan itu dengan cara memukulnya dengan palu. Lapisan pertama kaca itu pun retak tetapi lapisan kedua dan ketiga tidak bisa pecah sehingga reporter tersebut menyerah sambil berkata: "Ini mungkin aman."

Lalu beberapa orang mencoba melewati jembatan kaca tersebut. Sekalipun telah teruji tak bisa pecah, banyak orang berjalan di atas jembatan itu dengan kaki gemetar hingga ada yang harus diseret oleh temannya. Pak Sukirno pun pernah mencobanya dan kakinya gemetar melewati jembatan kaca itu karena jembatannya made in China.

Kemudian ada film yang memperlihatkan seorang pria sedang terjun dari ketinggian 7,5 km bersama keempat temannya. Keempat temannya terjun dengan payung yang terbuka pada ketinggian tertentu tetapi satu pria ini ternyata terjun tanpa payung. Untunglah dia berhasil mendarat dengan tepat di atas jaring yang sudah dipersiapkan sehingga dia memegang rekor dunia terjun tanpa payung.

Ketika ditanya perihal keberhasilannya, dia mengatakan bahwa dia hanya mengandalkan tiga hal, yaitu:
1. Dia mendengarkan instruksi pilot. Ketika pilot menyuruhnya lompat, dia segera lompat meskipun dia tidak mengetahui posisi jaring.
2. Ada alat yang dipasang di pinggangnya. Alat tersebut akan berbunyi pada ketinggian tertentu untuk memberitahu posisi jaring.
3. Dia percaya pada jaring yang telah dipersiapkan untuknya.
Masa depan kita juga tidak pasti tetapi kita memiliki dua hal yang dapat diandalkan, yaitu contoh iman Abraham dan Yesus.

HATIKU PERCAYA ~ Edward Chen
Saat ku tak melihat jalan-Mu, saat ku tak mengerti rencana-Mu. Namun tetap kupegang janji-Mu, pengharapanku hanya pada-Mu. Hatiku percaya, hatiku percaya, hatiku percaya, s'lalu kupercaya. Lord I will trust in You, Lord I will trust in You, Lord I will trust in You, my heart will trust in You.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.