Sunday, January 7, 2018

Kesempatan Kedua

Hal-hal yang Perlu Dihindari
Catatan Ibadah ke-2 Minggu 07 Januari 2018

Kalau diawali drama, pasti yang berkhotbah ko Judy dan ternyata prediksiku benar. ^_^ Namun, semoga saja naskah hidupku tak sesuai drama tadi dan juga berbeda dari kisah wanita tadi. Semoga juga bisa tetap sehat sampai ajal menjemput. Kisah mereka menarik sich tetapi rasanya sungguh melampaui kekuatanku.

Ouw... karena semalam tidur larut malam, aku pun bangun kesiangan. Ketika alarm berbunyi, tanpa pikir panjang langsung kumatikan saja agar bisa menambah jam tidur sekitar 15 menit karena aku masih mengantuk. Eh, ternyata malah kelewatan beberapa jam. Namun, pikirku: "Tenang... masih ada kesempatan kedua."

Karena masih mengantuk dan masih ada waktu sebelum ibadah kedua, aku mencoba tidur lagi. Namun, tiba-tiba kata-kata 'kesempatan kedua' mengusik tidurku. Tiba-tiba aku teringat salah satu bab buku 'iLoveMyBible' tentang kesempatan kedua antara Filemon dan Onesimus. Kemudian teringat hari penulisan penerbangan itu.

Eh, setelah menulisnya tiba-tiba di benakku muncul sebuah lagu yang tidak jelas asal usulnya: "Cinta jangan kau pergi tinggalkan diriku sendiri. Cinta jangan kau lari. Apalah arti hidup ini tanpa cinta dan kasih..." Lagu apa ini? Kapan dan dimana aku pernah mendengarnya? Lagu siapa pula? Ge-je ah. Masa Roh Kudus memberikan lagu seperti ini? Tak mungkin ah. Bukankah kasih Tuhan selalu baru tiap pagi dan ini sudah lebih dari cukup untuk memberi arti hidup?

Uwaah... jangan-jangan Jaka Tarub mau mencuri selendangku agar aku tak bisa terbang. Sudah ah... tak usah khawatir. Jika melihat harga dirinya yang setinggi langit, hal itu tak akan terjadi. Kadang terdengar suara 'lupakan yang lalu' atau 'Aku sedang membuat sesuatu yang baru' tetapi di sisi lain juga terdengar suara 'beri kesempatan kedua'. Yang benar yang mana sich? 'Lupakan yang telah lalu' dan 'sesuatu yang baru' seharusnya ya satu paket dengan orang-orang baru dan lingkungan baru donk. Jika masih sepaket dengan orang-orang lama dan lingkungan lama, apanya yang berlalu dan apanya yang baru? Mungkinkah saat ini malaikat terang dan malaikat kegelapan sedang tarik tambang?

Eh, drama dan khotbah hari ini sepertinya malah mendukung kesempatan kedua, seperti film ‘Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck’  yang baru kutonton beberapa hari lalu karena adanya khotbah tentang kapal hingga aku teringat momen tenggelam pula. Namun, di film itu tokoh utamanya sempat mengutamakan dendam sebelum menyesal sehingga endingnya ya tak seindah drama dan cerita ko Judy tadi. Kok bisa sich Onesimus memberikan kesempatan kedua kepada Filemon? Dia terikat janji apa? Kok bisa ada wanita yang mau memberikan kesempatan kedua kepada suami yang menyia-nyiakan dia dan anaknya selama 17 tahun? Lebih baik bidadari menderita sendirian di dunia bersama Jaka Tarub daripada bahagia di kahyangan bersama kawan-kawannya? Woi... yang benar saja. Jika sudah terikat janji sehidup semati seperti Ishak dan Ribka, ya apa mau dikata.
Amos 3:3 Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?
Melangkah Maju
Hehehe... Untunglah aku belum terikat janji. Sudah dech... daripada bingung, lebih baik kugunakan kunci permintaanku. Jika harus memberikan kesempatan kedua, aku harus mendapat tanda Yefta atau minimal tanda Daniel di gua singa sebagai tanda penyerahan kepercayaan. Jika tidak, lebih baik tetap terbang sesuai rencana semula karena tak ada gunanya bidadari membantu Jaka Tarub yang tidak mempercayainya. Andaikan Jaka Tarub bisa mempercayai bidadari, tentulah beras dalam lumbung tak akan pernah habis dan selendang yang disembunyikannya di lumbung juga akan tetap aman. Sayangnya, Jaka Tarub tidak mempercayai bidadari dan menyembunyikan kebenaran sehingga mau tak mau dia harus merelakan kepergian bidadari.

Tanpa kepercayaan dan keterbukaan, ending buruk kisah Jaka Tarub bisa terulang kembali lho sekalipun dia telah dimaafkan oleh bidadari. Jadi, daripada menulis ulang kisah lama yang sudah dihapus, lebih baik menulis kisah baru. Betul tidak?

LUPAKAN YANG T'LAH LALU. Lupakan yang t'lah lalu. Mengarah pada tujuan dengan mata memandang Tuhan Yesus. Bertanding sampai menang, Berlari sampai akhir, Tanggalkan semua dosa yang merintangi. Chorus: Ku mau setia 'kan panggilanku s'bab Kau sanggup menjaga langkahku. Pada janji-Mu ku percaya. Kau 'kan sempurnakan pekerjaan-Mu dalamku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.