Saturday, January 20, 2018

Kebiasaan Bersaat Teduh ~ Ps. Leonardo Sjamsuri

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 21 Jan 2018

Apa tahun baru hanya berarti kalender baru sedangkan yang lain tetap sama? Tahun baru seharusnya memiliki kebiasaan baru, seperti kebiasaan bersaat teduh agar senantiasa hidup dalam Roh.
Galatia 5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Ada orang Barat yang bertanya kepada pak Leo: “Apa kamu tidak bosan makan nasi terus pagi, siang, dan malam?” Lalu pak Leo balik bertanya sambil bercanda: “Apa kamu tidak bosan makan roti terus pagi, siang, dan malam? Bread... bread... bread. Kalau Indonesia, rice... rice... rice. Ini sebabnya orang Indonesia selalu rise up.” ^_^ Kita tidak bosan karena sudah terbiasa. Bahkan, orang Indonesia merasa belum makan jika belum makan nasi.


Jadi, jika kita sudah terbiasa bersaat teduh, kita akan merasa ada yang kurang jika belum bersaat teduh. Namun, jika kita tidak merasa ada yang kurang tanpa bersaat teduh, berarti ada sesuatu yang salah dengan diri kita. Meskipun demikian, ibadah tidak boleh dibiasakan hingga menjadi semacam ritual. Kita harus memiliki kerinduan untuk mengenal Tuhan seperti orang pacaran yang tentunya akan sering bertemu agar bisa saling mengenal.

Jika hanya berkomunikasi atau berdoa sebatas ritual, kita tidak bisa mengenal Tuhan. Kita bisa saja berbicara dengan orang yang belum kita kenal, seperti menunjukkan jalan kepada orang asing yang menanyakan jalan. Namun, jika sudah saling kenal, komunikasinya bisa saja hanya dengan bahasa tubuh. Demikian pula dengan Yesus. Jika kita mengenal-Nya, komunikasinya pasti berbeda sehingga tidak bosan.
Pengkhotbah 1:2 Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.
Meskipun Salomo diberi hikmat, dia tetap beranggapan bahwa hidup ini sia-sia. Ini karena dia tidak memahami ritme. Salomo hanya mempergunakan hikmat dalam pemerintahannya dan tidak menggunakan hikmat untuk dirinya sendiri. Percuma berkhotbah dengan baik jika tidak dilakukan sendiri. Hidup ini membosankan jika kita tidak memahami ritme. Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu merupakan suatu ritme. Pagi, siang, malam juga ritme. Januari hingga Desember pun ritme. Tuhan bekerja sesuai ritme. Agar tidak membosankan, usahakan Januari 2018 lebih baik daripada Januari 2017. Siang lebih baik daripada pagi dan malam lebih baik daripada siang. Jadi, kita harus selalu berusaha lebih baik daripada sebelumnya.
Lukas 5:16 Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.
Juru Selamat kita selalu menyediakan waktu bersaat teduh sehingga selalu terjadi mujizat pada setiap doanya. Oleh karena itu, murid-murid-Nya minta diajari berdoa. Mereka tidak meminta diajari membuat mujizat karena mereka mengetahui bahwa mujizat dimulai dari doa. Jika memungkinkan, berdoalah pagi-pagi benar ketika badan masih segar.
Markus 1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
Tuhan menunggu kita

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.