Catatan Ibadah ke-1 Minggu 26 November 2017
Beberapa minggu lalu aku berkeluh kesah dalam doaku karena sebuah permintaanku ditolak: "Bapa, mengapa Kau menutup jalan yang baru saja terbuka? Mengapa aku bisa salah menjawab soal ujian yang mudah tersebut? Mengapa aku baru menyadari kesalahan jawabanku setelah tiba di rumah? Karena salah jawab, aku pasti tidak diterima di sana. Bapa pasti tahu aku ini tidak mau menjadi pebisnis sekalipun aku keturunan pebisnis tetapi mengapa jalanku ditutup?"
Lalu aku bermimpi melihat diriku berada di dalam antrian yang super panjang. Kelihatannya telah ada ratusan orang yang antri di depanku. Antri bukanlah hal yang menyenangkan tetapi di dalam mimpi tersebut di tengah antrian pagi itu aku tampak tersenyum lebar kepada seseorang yang tak kulihat batang hidungnya. Ketika terbangun dari mimpi, aku seperti mendengar suatu suara berkata: "Akuilah Dia dalam segala lakumu maka Ia akan meluruskan jalanmu."
Aku sering mendengar ayat tersebut tetapi aku tidak benar-benar memahaminya sehingga aku mulai mencari tahu maknanya hingga kudapati pernyataan yang cukup menohok. “Kita tidak memiliki hak untuk mengatur di mana seharusnya kita ditempatkan, atau untuk mempunyai praduga akan apa yang sedang Allah rancang atas diri kita,” kata Chambers. (santapanrohani.org/2015/10/15/perubahan-arah-dari-allah)
Iya ya... benar juga apa kata Chambers. Kelihatannya aku terlalu memaksakan kehendakku. Namun, ini benar-benar sulit sehingga aku berdoa lagi: "Bapa, Kau pasti telah melihat bahwa aku telah belajar berbisnis. Bisnisku memang mengalami peningkatan profit sekitar 50% per bulan tetapi nominalnya sangat kecil. Mana cukup menghidupi beberapa orang? Ayolah Bapa, bukakan jalan yang mudah. Kalau ada yang mudah, mengapa harus melewati jalan yang sulit? Mengapa sich dari dulu aku selalu dikeluarkan dari jalan yang mudah?"
Eh,
beberapa hari kemudian Ps. Philip Mantofa berbagi video khotbah lama dengan
judul 'Berkat sambil Bernubuat' (youtu.be/tbFbPn_tvtk) dan aku
terdorong untuk mendengarnya. xixixixi... Aduh... ya ampun... ternyata ini
ujian 5 roti dan 2 ikan. Dulu kupikir 5 roti dan 2 ikan hanyalah semacam uang kecil
yang dipersembahkan kepada Tuhan seperti persembahan janda miskin. Namun,
ternyata 5 roti dan 2 ikan juga berbicara tentang iman sehingga tak boleh
bertanya: "Apa artinya ini untuk
orang sebanyak ini?" Kita tidak boleh meremehkan berkat kecil.
Yohanes 6:8-9 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"Ouw... Ketika penguji menyatakan ujian selesai, ternyata ujian sesungguhnya memang baru dimulai. Aduu..uh, kenapa reaksiku seperti Andreas? Aku mau hidup karena percaya dan bukan karena melihat fakta, tetapi rupanya masih gagal. Hehehe... belajar dan belajar lagi. Lantas Yesus berkata: "Duduklah! Mujizat tak akan terjadi sebelum kamu duduk. Tenangkan rohmu."
ARTI KEHADIRAN-MU
Jalan-Mu tak terselami oleh setiap hati kami. Namun,
satu hal kupercaya Ada rencana yang indah. Tiada terduga kasih-Mu, Heran dan
besar bagiku. Arti kehadiran-Mu s'lalu Nyata di dalam hidupku.
Reff: Penyertaan-Mu sempurna,
rancangan-Mu penuh damai, aman dan sejahtera walau di tengah badai. Ingin
kus'lalu bersama rasakan keindahan arti kehadiran-Mu Tuhan.
0 komentar:
Post a Comment