Sunday, October 1, 2017

Tuhan Memberkati

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 01 Oktober 2017
Ps. Philip Mantofa: “Jika ada orang tua yang duduk di sampingmu, katakan kepadanya: "Tuhan memberkati.”

Lho, di sampingku tidak ada orang tua tetapi tadi aku baru saja mengatakannya kepada wanita dari gereja lain. Namun, aku mengatakan hal ini karena dia telah mengejutkanku dengan tindakannya. Semula dia naik bemo seperti penumpang lainnya lalu dia duduk di sampingku. Semula dia mengajukan pertanyaan biasa: "Turun mana?" lalu kami berbincang. Dia mengatakan bahwa dia harus bekerja di hari Minggu dan dia masih baru bekerja. Menurut ceritanya, suatu hari anaknya mengatakan bahwa dia dicari oleh Hana di Surabaya. Ternyata suami Hana telah meninggal dan Hana tak sanggup menjaga toko sendirian sehingga dia diminta membantunya.

Maka, si aik meninggalkan Malang dan pergi bekerja di Surabaya. Dia tinggal di rumah bosnya. Sebulan sekali dia diizinkan pulang ke Malang oleh bosnya untuk melihat anak cucunya tetapi ada kalanya dia tidak mau pulang sekalipun rindu karena dia ingin membantu bosnya. Dia pun mendoakan kelancaran usaha bosnya dan tidak tampak keberatan sekalipun harus bekerja di hari Minggu hingga jam 5 sore karena dia ingin membantu bosnya. Dia juga mengatakan bahwa dia masih bisa ke gereja sepulang kerja jika tidak terkena macet. Bahkan, dia selalu membiasakan diri bangun jam 2 pagi untuk menyembah Tuhan terlebih dahulu. Wow... jam segitu aku masih tidur, kecuali jika sakit perut datang melanda.

Kemudian seorang wanita lain ikut menaiki bemo yang kami tumpangi. Dia duduk di depanku. Setelah berbincang sesaat dia pun menanyakan usia aik yang duduk di samping kananku tetapi si aik minta dia menebaknya terlebih dahulu. Tebaknya: "65 tahun" tetapi ternyata usianya sudah 72 tahun dan aik yang di depanku ternyata juga sudah 70 tahun.

"Awet muda", komentarku dan aik 72 tahun langsung menyatakan bahwa dia tak suka ke dokter dan suka minum jamu (herbal). Aik 70 tahun juga tidak suka ke dokter. Lantas mereka berdua tersenyum akan kesamaan ini. Kemudian aik 72 tahun bercerita tentang cucunya Angel yang divonis mengalami kebocoran ginjal oleh dokter. Dengan tenang dia menyatakan bahwa dokter berhak memvonisnya tetapi kita ini hidup dengan iman dan Yesus sanggup menyembuhkannya. Dia melihat bahwa sungguh ajaib cucunya sehat tanpa berobat.

MUJIZAT SETIAP HARI ~ Maria Shandi
(Album: Kupercaya Janji-Mu)
Tiada berubah kuasa nama-Mu. Tiada berkesudahan kasih setia-Mu. 'Pabila Tuhan sudah berfirman maka semuanya jadi.
Reff: Selama ku menyembah-Mu ku percaya bahwa mujizat masih terjadi. Selama Kau besertaku ku melihat ada mujizat setiap hari.

Oke, semuanya masih terlihat normal hingga dia melihatku mengeluarkan selembar uang Rp5000,- ketika aik 70 tahun sudah turun dari bemo. Tiba-tiba saja dia berkata: "Biar saya yang bayari." (sambil menunjukkan selembar uang Rp10.000,-) Seketika langsung kutolak sambil menunjukkan uang Rp5.000,- yang sudah kupegang. Biasanya orang yang perlu dibayari adalah orang yang sudah terlihat renta, cacat, tampak lusuh, atau sudah lama kenal. Nah, aku tidak memenuhi semua kriteria itu sekalipun sudah SKSD (Sok Kenal Sok Dekat). Jika bertemu lagi, aku bisa gantian bayari dia tetapi jika tidak bertemu lagi, bagaimana aku membalasnya? Eh, dia tetap memaksa untuk bayari aku sambil berkata: "Nanti biar Tuhan yang membalas." Lho... apa dia bisa membaca pikiranku? Ya udah, akhirnya aku ucapkan terima kasih dan segera menyimpan uangku.

Diberkati untuk Memberkati
Setelah dekat ITC barulah kusadari bahwa aku akan turun lebih dulu darinya karena dia akan ke pasar Pabean untuk membuka toko bosnya. Biasanya toko kerudung bosnya sudah ditunggui beberapa pelanggan dari desa-desa di luar kota sehingga dia pasti langsung membuka toko tersebut meskipun belum jam 8. Tadinya kukira Pabean dekat Undaan tetapi lewat Undaan dia tidak turun. Ini berarti Pabean setelah ITC. Wah, andai kutahu, tentulah aku masih bisa bersikeras untuk tidak dibayari karena aku turun duluan. Bisik hati kecilku: "Sudahlah. Biarkan dia memberkatimu. Kamu bisa menyalurkannya kepada orang lain lagi yang tak bisa membalasmu. Diberkati untuk memberkati."

Lalu di seberang ITC aku berkata kepadanya: "Aik, aku akan turun duluan." Dia pun menjawab: "Ya, hati-hati. Biar saya yang bayari." (sambil menunjukkan uangnya lagi) Maka, sebelum turun dari bemo aku hanya bisa berkata kepadanya: "Tuhan memberkati." Dia pun menjawab: "Iya, Tuhan memberkati" lalu segera memberitahu sopir bahwa dia yang bayar ongkosku.

Wah... hari ini dapat kejutan lagi. ^_^ Apa aik itu terlalu senang kubilang 'awet muda' hingga ingin memberkatiku? Mungkinkah aku juga sudah berlebihan dalam memberikan tips kepada sopir Uber di hari kerjaku? Namun, tips bisa kuberikan karena diskon yang kuterima dari Uber pula. Jadi, kenapa ya aik itu ingin memberkatiku? Apa yang sudah kulakukan?
Pisang emas bawa berlayar
Masak sebiji di atas peti
Hutang emas harus dibayar
Hutang budi dibawa mati

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.