Catatan Ibadah ke-1 Minggu 01
Oktober 2017
HIDUP
INI adalah KESEMPATAN
Hidup ini adalah kesempatan.
Hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia-siakan apa yang Tuhan beri. Hidup
ini hanya sementara.
Reff:
Oh Tuhan pakailah hidupku selagi aku masih kuat. Bila saatnya nanti ku tak
berdaya lagi, hidup ini sudah jadi berkat.
Lagu di atas baru saja dinyanyikan oleh tim MS Senior. Senior tidak hanya
berbicara tentang kelompok usia tetapi juga pemakaian Tuhan dalam usia mereka:
semakin tua semakin menjadi (dalam pengertian positif). Anggur baru bisa saja
menggunakan kirbat lama dan anggur tua juga bisa menggunakan kirbat baru.
Bahkan, anggur yang disimpan lama biasanya lebih enak daripada anggur baru jika
kirbatnya dijaga dengan baik. Maka, jika ada orang tua yang duduk di sampingmu,
katakan kepadanya: "Tuhan memberkati".
Daniel pasal 5: Tulisan di Dinding
Pasal ini sudah 61 tahun berlalu dari pasal 1 sehingga usia Daniel sudah
berkisar 70-80 tahun. Meskipun demikian, dia masih dipakai oleh Tuhan. Di sini
Babel dikuasai oleh dua anak raja Nebukadnezar, yaitu Nabonidus dan Belsyazar.
Namun, Nabonidus sering berada di luar negeri sehingga kerajaan dipegang oleh
Belsyazar.
Daniel 5:1 Raja Belsyazar mengadakan perjamuan yang besar untuk para pembesarnya, seribu orang jumlahnya; dan di hadapan seribu orang itu ia minum-minum anggur.
Ini semacam pesta yang dihadiri 1000 orang. Di dalam pesta ini dia mabuk
dan dalam kemabukannya dia menggunakan perkakas bait suci untuk berpesta sambil
memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu. Oleh
karena itu, jangan pernah serahkan kesadaranmu pada apapun juga, selain Tuhan.
Ketika ko Philip harus minum anggur di
tengah-tengah pesta, dia pun mencari akal karena jika dia tidak minum, bisa
dianggap tidak menghormati dan jika minum, dia bisa mabuk. Padahal, orang yang
mabuk cenderung berbuat kesalahan.
Maka, pada saat cing ciu, bukan...^.^...
maksudnya: tos. Ketika tos, dia hanya menyentuhkan bibirnya pada anggur tanpa
meminumnya karena dia hitung ada sekitar 20 meja. Jika semua diminum, pasti bisa
mabuk. Namun, lama-lama ada yang menyadari bahwa anggurnya tidak habis-habis
...^.^... sehingga dia pun mulai meminumnya sedikit-sedikit. Selanjutnya,
diam-diam dia berpesan kepada pelayan agar menyajikan anggur-angguran khusus
untuk dia. Meskipun warnanya sama, tetapi yang ini tidak bikin mabuk.
1 Timotius 5:23 Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.
Memang ada ayat itu. Jika diminum sedikit, emang baik untuk kesehatan
tetapi jika berlebihan, tidak baik. Sesuatu
yang berlebihan itu tidak baik, termasuk persepuluhan. Persepuluhan itu
hanya 10% (tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang) karena ini wujud ketaatan
dan kesadaran kita bahwa semua milik kita adalah milik Tuhan. Jika memberi
lebih dari 10%, kelebihannya merupakan persembahan dan bukan persepuluhan. Orang
miskin tak boleh minder saat memberi sedikit dan orang kaya tak boleh sombong
saat memberi banyak karena dilarang menyebut nominal. Bagi Tuhan tidak ada
orang kaya dan orang miskin karena Tuhan tidak melihat nominalnya dan hanya
melihat prosentasenya. Baik kaya maupun miskin sama-sama memberi 10% dari
penghasilan netto. Oleh karena itu, tidak ada orang yang berhak mengatakan
bahwa dia paling banyak membangun gereja.
===========================================
Catatan
Penulis:
Netto? Apa aku kebanyakan? Oh,
mungkinkah dia berbicara dari sudut pandang pengusaha? Setahuku pengusaha
memberi 10% dari keuntungan bersih yang dia dapatkan. Namun, jika usahanya
merugi, masa tidak persepuluhan? Wah, kok jadi timbul pertanyaan baru ya? Dulu
aku sempat berbincang dengan beberapa teman dari gereja lain. Seseorang
bertanya: "Persepuluhan itu dihitung dari bruto atau netto?"
Lalu temanku yang lebih senior dariku langsung menjawab: "Bruto lha. 10% dari gaji yang kita terima. Kalau gaji dikurangi
biaya hidup dulu, tentu ada kecenderungan untuk tidak memberi."
Aku pun setuju dengannya (10%
dari gaji) karena sebelumnya aku juga pernah memperoleh pendapat yang sama dari
jemaat gereja lainnya. Dulu aku juga sempat menemukan daftar pemberi
persepuluhan yang nama dan nilai nominalnya dicantumkan di sebuah papan
pengumuman. Semenjak melihat daftar itu aku tidak pernah memberikan persepuluhan
via transfer agar nominalku tidak diketahui dan amplop persepuluhan pun tidak
kuberi nama. Namun, kulihat ada yang mengisi nama dan alamat lengkapnya di atas
amplop. Seharusnya bagaimana sich? Hmmm... kelihatannya masih perlu mendalami
hal ini. *PR*
===========================================
0 komentar:
Post a Comment