Sunday, October 1, 2017

Semakin Tua, Semakin Menjadi +++ ~ Ps. Philip Mantofa

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 01 Oktober 2017
(youtu.be/37Bc5fxQANs dan youtu.be/3sK46BBYX2U)

HIDUP INI adalah KESEMPATAN
Hidup ini adalah kesempatan. Hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia-siakan apa yang Tuhan beri. Hidup ini hanya sementara.
Reff: Oh Tuhan pakailah hidupku selagi aku masih kuat. Bila saatnya nanti ku tak berdaya lagi, hidup ini sudah jadi berkat.

Lagu di atas baru saja dinyanyikan oleh tim MS Senior. Senior tidak hanya berbicara tentang kelompok usia tetapi juga pemakaian Tuhan dalam usia mereka: semakin tua semakin menjadi (dalam pengertian positif). Anggur baru bisa saja menggunakan kirbat lama dan anggur tua juga bisa menggunakan kirbat baru. Bahkan, anggur yang disimpan lama biasanya lebih enak daripada anggur baru jika kirbatnya dijaga dengan baik. Maka, jika ada orang tua yang duduk di sampingmu, katakan kepadanya: "Tuhan memberkati".

Daniel pasal 5: Tulisan di Dinding
Pasal ini sudah 61 tahun berlalu dari pasal 1 sehingga usia Daniel sudah berkisar 70-80 tahun. Meskipun demikian, dia masih dipakai oleh Tuhan. Di sini Babel dikuasai oleh dua anak raja Nebukadnezar, yaitu Nabonidus dan Belsyazar. Namun, Nabonidus sering berada di luar negeri sehingga kerajaan dipegang oleh Belsyazar.
Daniel 5:1 Raja Belsyazar mengadakan perjamuan yang besar untuk para pembesarnya, seribu orang jumlahnya; dan di hadapan seribu orang itu ia minum-minum anggur.

Ini semacam pesta yang dihadiri 1000 orang. Di dalam pesta ini dia mabuk dan dalam kemabukannya dia menggunakan perkakas bait suci untuk berpesta sambil memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu. Oleh karena itu, jangan pernah serahkan kesadaranmu pada apapun juga, selain Tuhan. Ketika ko Philip harus minum anggur di tengah-tengah pesta, dia pun mencari akal karena jika dia tidak minum, bisa dianggap tidak menghormati dan jika minum, dia bisa mabuk. Padahal, orang yang mabuk cenderung berbuat kesalahan.

Maka, pada saat cing ciu, bukan...^.^... maksudnya: tos. Ketika tos, dia hanya menyentuhkan bibirnya pada anggur tanpa meminumnya karena dia hitung ada sekitar 20 meja. Jika semua diminum, pasti bisa mabuk. Namun, lama-lama ada yang menyadari bahwa anggurnya tidak habis-habis ...^.^... sehingga dia pun mulai meminumnya sedikit-sedikit. Selanjutnya, diam-diam dia berpesan kepada pelayan agar menyajikan anggur-angguran khusus untuk dia. Meskipun warnanya sama, tetapi yang ini tidak bikin mabuk.
1 Timotius 5:23 Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.
Anggur untuk Kesehatan
Memang ada ayat itu. Jika diminum sedikit, emang baik untuk kesehatan tetapi jika berlebihan, tidak baik. Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk persepuluhan. Persepuluhan itu hanya 10% (tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang) karena ini wujud ketaatan dan kesadaran kita bahwa semua milik kita adalah milik Tuhan. Jika memberi lebih dari 10%, kelebihannya merupakan persembahan dan bukan persepuluhan. Orang miskin tak boleh minder saat memberi sedikit dan orang kaya tak boleh sombong saat memberi banyak karena dilarang menyebut nominal. Bagi Tuhan tidak ada orang kaya dan orang miskin karena Tuhan tidak melihat nominalnya dan hanya melihat prosentasenya. Baik kaya maupun miskin sama-sama memberi 10% dari penghasilan netto. Oleh karena itu, tidak ada orang yang berhak mengatakan bahwa dia paling banyak membangun gereja.
===========================================
Catatan Penulis:
Netto? Apa aku kebanyakan? Oh, mungkinkah dia berbicara dari sudut pandang pengusaha? Setahuku pengusaha memberi 10% dari keuntungan bersih yang dia dapatkan. Namun, jika usahanya merugi, masa tidak persepuluhan? Wah, kok jadi timbul pertanyaan baru ya? Dulu aku sempat berbincang dengan beberapa teman dari gereja lain. Seseorang bertanya: "Persepuluhan itu dihitung dari bruto atau netto?" Lalu temanku yang lebih senior dariku langsung menjawab: "Bruto lha. 10% dari gaji yang kita terima. Kalau gaji dikurangi biaya hidup dulu, tentu ada kecenderungan untuk tidak memberi."

Aku pun setuju dengannya (10% dari gaji) karena sebelumnya aku juga pernah memperoleh pendapat yang sama dari jemaat gereja lainnya. Dulu aku juga sempat menemukan daftar pemberi persepuluhan yang nama dan nilai nominalnya dicantumkan di sebuah papan pengumuman. Semenjak melihat daftar itu aku tidak pernah memberikan persepuluhan via transfer agar nominalku tidak diketahui dan amplop persepuluhan pun tidak kuberi nama. Namun, kulihat ada yang mengisi nama dan alamat lengkapnya di atas amplop. Seharusnya bagaimana sich? Hmmm... kelihatannya masih perlu mendalami hal ini. *PR*

===========================================

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.