Thursday, October 12, 2017

Nasehat-nasehat Kecil yang Tak Dihiraukan

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 08 Oktober 2017

Saudara pasutri Segan berusaha menasehati anak tengah: "Belajarlah merawat anakmu sendiri karena orang tuamu sudah tak lagi muda dan tangannya bisa sakit jika harus sering menggendong anakmu." Namun, anak tengah tidak mau mendengarkan nasehat tantenya dan malah mengeluhkan tantenya sebagai orang yang cerewet dan suka usil kehidupan orang lain. Kemudian saudara-saudaranya pun mencoba menasehati anak tengah tetapi mereka pun tidak didengar dan dianggap cerewet, bawel, dan juga dilarang ikut campur kehidupannya. Bahkan, dia mengancam untuk memutuskan hubungan dengan seluruh keluarga lamanya jika dia berhasil mendapatkan pembantu. Padahal, pembantu pertamanya juga tak tahan bekerja padanya karena diomeli olehnya.

Lucunya anak tengah telah mengetahui Yesus sebagai jalan kebenaran dan hidup tetapi justru malah menuntut pasutri Segan yang belum mengenal Yesus untuk mengajarkan kebenaran. Bagaimana mengajarnya? Seharusnya dia sendiri yang mengajarkan kebenaran sesuai Alkitab tetapi sayangnya dia juga masih memerlukan air susu. Jangan-jangan dia juga malas membaca Alkitab. Piye yo rasane duwe ibu sing durung mateng??
Ibrani 5:13-14 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Menabur dalam Roh atau DagingOleh karena itu, pasutri Segan hanya bisa menangis sambil berdoa dan berdoa agar anaknya sadar sendiri. Ketika tetangga memberitahu mereka untuk mencurahkan semua beban mereka kepada anaknya itu, mereka tidak mau karena takut diomeli atau diabaikan oleh anaknya. Sementara itu anaknya beranggapan semua baik-baik saja karena orang tuanya selalu mengabulkan permintaannya tanpa komplain dan tanpa protes. Bagaimana ini? Pasutri Segan tak berani menyatakan pendapat sedangkan anak tengahnya juga tidak peka. Selain tidak peka, dia juga tidak mau dinasehati oleh pihak ketiga, keempat, dst.

Jadi, sekalipun anak tengah telah mengetahui bahwa menjaga anak-anak kecil itu berat dan melelahkan, dia tidak mau memahami bahwa pasutri Segan juga bisa amat sangat kelelahan. Dia seolah-olah menuntut tenaga orang tuanya harus jauh lebih besar daripada tenaga orang muda seusianya. Karena pasutri Segan tetap takut bicara kepada anak tengah dan hanya mau menunggu anaknya sadar sendiri, tetangga hanya bisa berkata: "Wah, bisa-bisa dia baru sadar pada saat dia sudah menjadi nenek. Bisa-bisa dia baru sadar jika nanti anak-anaknya menuntut dia menjadi baby sitter 24 jam non stop pula."
Galatia 6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
Oke dech. Bila musim penuaian tiba, mungkin anak tengah baru menyesal. Inikah masa depan yang mereka inginkan? Inikah fenomena ibu-ibu muda masa gini? Inikah fenomena nenek-nenek masa gini? Hmmm...

Sementara itu ada tetangga lain yang berinisiatif menyampaikan pesan Tuhan kepada anak tengah tetapi dia malah kesal karena tetangganya dianggap membawa-bawa agama. Helow! Tuhan bukan agama tetapi tampaknya dia belum mengetahuinya sehingga pembawa pesan Tuhan memintaku memberinya pengertian. Namun, siapa sich yang sanggup membuka selubung yang menutupi mata rohani seseorang, terutama jika orang tersebut telah mengeraskan hatinya? Oh, mungkinkah selama ini dia berdoa kepada Tuhan Yesus sebatas ritual agamawi semata? Jika ya, tidaklah mengherankan jika dia tetap belum mengenal Tuhan dengan baik.

Jangan Keraskan Hati
Jika sungguh-sungguh ingin mengenal Tuhan, jangan menganggap pesan Tuhan sebatas agama semata. Tuhan Yesus tidak dibatasi agama karena Dia tak terbatas. Tuhan Yesus rela mati untuk semua orang, termasuk untuk orang-orang non Kristen dan orang-orang tidak beragama. Namun, keselamatan di dalam Tuhan Yesus sangatlah ditentukan oleh respon kita dalam menghargai pengorbanan-Nya. Jika kita sungguh-sungguh menghargai kasih dan pengorbanan-Nya, tentulah kita akan mengikuti-Nya dengan sungguh-sungguh, termasuk rela keluar dari zona nyaman demi kemenangan bersama, bukan sekedar kemenangan diri sendiri. Jika hanya diri kita yang enak sedangkan anggota keluarga lain jadi tertekan, ini namanya berbahagia di atas penderitaan orang lain. Betul tidak?

Sesungguhnya Tuhan Yesus juga ingin kita menyerahkan seluruh kehidupan kita kepada-Nya untuk menyelamatkan kita semua dari masa depan yang gelap. Jika kita berdoa kepada Tuhan Yesus tetapi tak mau mendengarkan nasehat-Nya yang berulang kali disampaikan melalui orang-orang di sekitar kita, ini sama saja dengan menolak Tuhan Yesus sendiri. Jangan pernah meminta Tuhan Yesus menyelesaikan masalahmu jika kamu sendiri menolak-Nya mencampuri keluargamu, pekerjaanmu, dan seisi duniamu. Jika ingin mengalami Tuhan, jangan tempatkan Dia di dalam kotak agama dan jangan batasi ruang geraknya di gereja doank. Jika ingin masa depan cerah, biarkan Tuhan mencampuri keseluruhan hidupmu, baik rohani maupun jasmani karena sesungguhnya Dialah pemilik segalanya. Jadi, kesuksesan masa depan kita amatlah ditentukan oleh keputusan dan tindakan kita di masa kini.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.