Sunday, October 22, 2017

Di Sinilah Aku Merasa Heran

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 22 Oktober 2017


Kemudian Tuhan memberiku lagu 'Dengan Sayap-Mu', 'Mujizat dalam Bersyukur', dan 'Allahku 'kan Memenuhi Keperluanku'. Wah... kalau lagunya seperti ini, kelihatannya akan ada perkara yang tak menyenangkan. Terbang di tengah badai hidup, seruan hatiku, dan s'gala perkara tentulah berarti akan muncul perkara yang menyenangkan sekaligus tidak menyenangkan.

Eh, beberapa hari kemudian semuanya terbukti. Di sinilah saya merasa heran. Mengapa Tuhan sering memberitahuku sebelum sesuatu terjadi? Inilah anugerah Tuhan karena Dia baik dan bukan karena aku baik. Dengan demikian, aku tidak terlalu terkejut ketika sesuatu terjadi. Dia mengetahui kelemahanku yang tidak tahan dengan tiupan angin keras tetapi Dia malah memakaiku di tempat berangin. Nah, hari itu tiupan anginnya semakin kencang hingga aku tak sanggup lagi bertahan di dalam sarangku.

Kataku: "Cukup! Sekarang saja kutinggalkan sarangku." Eh, si angin ribut malah berpikir aku bersikap demikian karena posisiku tidak dinaikkan. Maka, aku berkata: "Tidak. Aku tidak mau posisi. Aku hanya tidak suka tiupanmu yang super keras itu." Si angin ribut pun membalas: "Jika tidak meniup keras-keras, dahan dan ranting tak akan mengerti." Lalu aku membantahnya lagi: "Cukup dilakukan berulang-ulang agar mereka mengerti tetapi tak perlu meniup kencang-kencang." Namun, si angin ribut berkata: "Pohon sudah setuju dengan caraku. Kenapa kamu malah bersikap seolah-olah kamu pohonnya?"

Anak Rajawali Terbang
Sudah cukup! Lucy telah memutuskan pergi dari Gru dan para minion karena sekarang dia tahu jika Gru tidak mampu membedakan dahan busuk dengan dahan sehat... wkwwk... Ah, aku bisa ikutan sakit jika tidak meninggalkan pohon. Jika aku gagal menyembuhkan pasien, setidaknya jangan sampai aku menambah pasien baru dengan ikutan 'gila'. Lebih baik aku kehilangan sarangku demi menyenangkan Tuhan daripada mempertahankan sarangku dengan menyenangkan orang egois yang merasa selalu benar dengan kecurigaan tingkat dewa. Jika dia mau egois, apa haknya melarangku membela orang lain?
Yohanes 3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

Oh, sejak kapan kita menjadi benar jika kita dibenarkan oleh penguasa? Bukankah kita harus lebih takut kepada Tuhan daripada manusia? Jika penguasa lebih menyukai kepalsuan yang indah, masa kita tidak perlu menyampaikan fakta yang pahit? Masa kita diam saja saat melihat ketidakadilan terus terjadi di depan mata kita? Masa kita diam saja melihat yang kuat terus menindas yang lemah? Karena tak seorang pun berani bicara sehingga hanya mengeluh, mengomel, menggerutu, atau menangis diam-diam, aku tidak menyesal telah mencoba menjadi sebuah suara yang berseru-seru di padang gurun sekalipun tidak sekeren Yohanes pembaptis. Hehehe... dalam menegur orang pak Yohanes tuh berani sekali mengucapkan kata-kata yang keras: “Hai kamu keturunan ular beludak...” (Matius 3:7)

Kata-kataku tidak sekeras dia tetapi tetap saja ada yang tidak bisa menerima tulisanku. Namun, aku tahu sejak awal bahwa aku tak mungkin menyenangkan setiap orang. Contoh: Ada sebuah kesalahan di dalam tulisan seseorang. Si A mengatakan bahwa penulisnya sengaja melakukan kesalahan untuk menghancurkan dia. Si B mengatakan bahwa penulis tak sengaja melakukannya karena penulis berniat baik. Si C mengatakan tidak tahu itu salah atau benar karena tulisannya tidak penting untuknya. Si D mengatakan tidak menyadari kesalahan itu karena yang penting adalah tujuan tulisannya telah tersampaikan dengan baik.

Nah, kesalahan tulisannya sama persis tetapi dampaknya bisa berbeda karena sudut pandang tiap orang berbeda-beda pula. Ada yang berpikiran sempit, sedang, atau luas. Ada yang selalu berpikir negatif, netral, atau positif. Perbedaan reaksi inilah yang akhirnya bisa memupuk benih keraguan di hati. Karena nekat menegur raja Herodes seperti menegur kebanyakan orang, Yohanes pembaptis dipenjara padahal cara bicaranya pasti tak jauh beda dari cara bicaranya dengan orang lain. Di dalam penjara dia mulai bimbang tetapi Yesus berhasil meyakinkan dia.

Matius 11:4-6 Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

Hehehe... sekarang aku paham keraguan Yohanes pembaptis. Mungkin dia juga bertanya-tanya: "Apakah aku sudah benar? Apakah seharusnya aku diam saja seperti yang lain? Apakah seharusnya aku tidak memberitahukan kebenaran yang pahit kepada raja Herodes?" Yach, mengikuti Yesus benar-benar menuntut pengorbanan. Semua milik kita termasuk nama baik kita pun harus dikorbankan demi tujuan yang lebih besar daripada tujuan pribadi kita.
Mazmur 138:8 TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!

Selanjutnya, biar Tuhan sendiri yang menyempurnakan karya-Nya karena hanya Dia yang mengetahui keseluruhan rencana-Nya. Sekalipun suaraku tak didengar, setidaknya aku telah berusaha melakukan bagianku dan tidak pasrah begitu saja. Kini, waktunya untuk terbang lagi. Terbang, terbang, terbang, terbang, dan terbang lagi hingga terbang ke langit ketujuh kali ye... hehehe... "Oh Bapa kami, yang terindah memenuhi bumi, yang kucinta menjanjikan aku terbang ke atas ke langit ke tujuh bersama-Mu. ^_^ Oh... oh... ^_^ Oh Bapa kami, sandarkan aku di bahu-Mu agar kurasa rindunya hati teredakan sudah. Hadir-Mu Tuhan tenangkan diriku." ^_^

Hahaha... andaikan saja khotbahnya tentang burung pipit, mungkin aku tak perlu terbang. Namun, cukup bernyanyi: "Burung pipit yang kecil dikasihi Tuhan. Terlebih diriku dikasihi Tuhan...^.^" Meskipun demikian, aku yakin semuanya baik dan sungguh teramat baik karena Tuhan bukan hanya mengetahui masa lalu dan masa kiniku tetapi Dia juga tahu masa depanku. Hehehe... semuabaik.com
Saya tahu apa itu kekuasaan; saya pernah bergaul dengan para penguasa. Saya pikir Allah punya tujuan tertentu dengan semua pengalaman ini. Saya pikir, karena pengalaman ini, saya jadi tidak takut pada manusia dari kalangan manapun, saya tidak peduli siapapun mereka. Hal yang penting bukan pada apa jabatan Anda melainkan orang macam apakah Anda. (cahayapengharapan.org/id/siapa-itu-orang-bijak)

Hehehe... terkadang aku sulit mengutarakan isi hatiku sendiri hingga kutemukan perkataan orang lain yang sungguh menjelaskan suasana hatiku. ^.^...Di sinilah aku juga merasa heran...^.^

MENGIKUT YESUS (Franky Kuncoro)
S’mua kar’na anug’rah-Mu hari ini ada. Bukan kar’na kuatku namun kar’na Roh-Mu.
Pre Chorus: Kubawa hatiku, penyembahanku. Ku s’makin berkurang, Yesus s’makin bertambah.
Chorus: Mengikut Yesus Itulah kesukaan hatiku. Kulepas semua hakku untuk mengenal kehendak-Nya di hidupku.
Mengiring Yesus itulah kekuatan hidupku. Kuyakin anug’rah-Nya mampu jadikanku hamba yang berkenan s’lalu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.