Sunday, September 17, 2017

Jawabannya Ada di Alkitab

Ada Apa dengan Minion?
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 17 Sept 2017


Ps. Caleb Natanielliem: “Jika ingin belajar Alkitab, jangan hanya membaca tulisan orang lain karena jawabannya ada di Alkitab dan kita pun punya kedekatan hubungan dengan Tuhan.”
Aha.
Ternyata jawabannya ada di dalam kamus bahasa kasih.
1 Korintus 13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Ohohoho... Rahab menutupi segala sesuatu untuk menyelamatkan orang-orang pilihan Tuhan sehingga dia bisa dibenarkan. Meskipun demikian, setiap kebohongan pasti terkuak. Oleh karena itu, jangan suka berbohong sekalipun hidung kita tidak sepeka Pinokio.
Lukas 8:17 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.
Kebohongan Rahab pun telah terungkap dan diketahui oleh setiap orang yang membaca Alkitab. Aku pun yakin bahwa di akhirat sana sepupuku juga telah mengetahui bahwa dia meninggal bukan karena sakit maag, melainkan karena penyakit lain yang lebih parah daripada maag.

Meskipun kita tak suka berbohong, mungkin ada kalanya kita perlu menunda kejujuran demi memperpanjang harapan hidup seseorang hingga orang yang bersangkutan siap menerima informasi. Dulu ada seorang wanita yang mengidap penyakit kanker. Setelah menjalani pengobatan di Cina, kondisinya mulai membaik sehingga dia kembali beraktivitas normal di Indonesia. Namun, suatu hari seorang pria memberitahunya bahwa orang-orang tidak menyukai suaminya karena dia diduga korupsi uang perkumpulan. Setelah menerima informasi tersebut penyakitnya kambuh dan semakin lama keadaannya semakin memburuk hingga akhirnya dia meninggal padahal suaminya belum terbukti korupsi. Orang-orang pun membicarakan pria itu sebagai penyebab memburuknya kondisi wanita itu. Mungkin wanita itu memang tidak perlu tahu hingga dia sudah sangat sehat dan kuat untuk menerima kenyataan.

Sewaktu SMP aku pun pernah berbohong karena dulu aku ditipu pembohong yang mengatakan bahwa kita akan dibenarkan jika berbohong dengan cara meletakkan tangan kanan di punggung dalam posisi jari tengah di atas jari telunjuk (seperti tampak dalam gambar di atas). Saat itu para orang tua dan wali murid berdatangan ke kelas untuk mengambil raport para siswa. Sebenarnya siswa tidak perlu hadir di sekolah tetapi sebagai bendahara kelas aku kesulitan menagih uang kas dari beberapa siswa. Oleh karena itu, aku harus hadir di sekolah sambil membawa catatan hutang siswa karena momen penerimaan raport adalah momen yang tepat bagi wali kelas untuk menagih uang kas mereka dari orang tua atau wali murid yang hadir.

Nah, selagi menunggu di depan kelas tiba-tiba ada seorang wanita yang bertanya perihal anaknya: "Kamu kenal anak saya?" Aku pun membenarkan sehingga dia bertanya lagi: "Anak saya itu nakal ya?" Sesaat lamanya aku berpikir untuk mengadukan kenakalan anak itu tetapi saat melihat raut wajahnya yang amat berbeban berat, aku pun segera meletakkan tangan kanan di punggung seperti dalam gambar di atas lalu berkata: "Tidak, Ai."

Namun, dia tampak tidak percaya sehingga berujar: "Iya... dia nakal... nakal sekali." Namun, aku menjawab: "dia baik kok, dia suka membantu temannya" dan aku terus menerus berusaha meyakinkan dia bahwa anaknya baik hingga dia menanyakan namaku. Sementara itu di dalam hati aku berkata: "Dia baik sich baik, tetapi dia memang nakal, sangat nakal, dan sangat wajar jika Ai tidak percaya karena akibat ulah anak itu orang tuanya juga sering dipanggil ke sekolah."

Meskipun aku berbohong tentang kenakalannya, aku tidak berbohong tentang kebaikannya. Dia pernah membiarkan dirinya dihukum demi melindungi kesalahan temannya. Selain itu, ketika aku harus menulis di depan kelas dan ada kertas yang jatuh, anak itu segera memberitahuku dan saat kumintai tolong dia pun langsung membantuku mengambil kertas tersebut. Sebaliknya, aku tidak mau mengambilkan bukunya saat bukunya jatuh di dekatku karena menurutku wajar lha jika dia menolongku untuk menebus keusilannya dan wajar pula jika aku tidak menolongnya karena dia sering membuatku kesal.

Namun, kasih Tuhan menuntut lebih daripada itu. Oleh sebab itu, pada saat penerimaan raport aku memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menutupi segala sesuatu, yaitu semua kenakalannya di kelas. Selang beberapa waktu kemudian setiap siswa berkesempatan untuk bersalaman dengan para kakak kelas seusai suatu acara. Nah, kakak anak itu menjabat tanganku dengan erat seolah-olah ingin menyatakan terima kasih. Karena dia tidak berbicara, aku pun tidak bertanya dan hanya tersenyum kepadanya. Aku yakin dia berterima kasih karena aku menutupi kenakalan adiknya.

Hahaha... mungkin mamanya sempat bingung pula dengan pernyataanku sehingga dia curhat kepada kakak anak itu. Mungkin mamanya juga sempat bertanya-tanya: "Bagaimana mungkin gadis itu mengatakan anakku baik dan tidak nakal padahal semua guru dan teman adikmu selalu mengatakan bahwa dia nakal?" Hehehe... saat itu aku hanya berusaha memberikan setetes harapan di dalam hatinya yang agak putus asa walaupun caraku kurang jujur sich. Namun, Yesus pun pernah menyembuhkan orang pada hari Sabat sekalipun melanggar peraturan karena yang terutama adalah hukum kasih, yakni kasih kepada Tuhan dan sesama. Selain itu, pergunakan hikmat.
Amsal 9:10 Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.

JADI SEPERTI-MU
Bapa Kau setia tak ‘kan meninggalkan dan kupercaya Engkau milikku dan kumilik-Mu. Kerinduanku tinggikan nama-Mu kar'na kutahu Engkau dalamku dan ku dalam-Mu.
Reff: Ubah hatiku seputih hati-Mu, setulus salib-Mu Kasih-Mu Tuhan biar mataku seperti mata-Mu, pancarkan kasih-Mu. Kumau jadi seperti-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.