Catatan Ibadah
ke-1 Minggu 17 Sept 2017
Hahaha... sebenarnya aku tidak tertarik dengan film Minion tetapi suatu
hari aku diutus oleh Tuhan untuk membantu seseorang yang media sosialnya
menggunakan foto Minion sedih. Karena foto profilnya itu, aku pun menonton film
Minion untuk memahami bahasa Minion tetapi sesuatu
yang aneh terjadi. Sepanjang film berlangsung aku mencari adegan Minion
yang sesuai dengan foto profil orang itu tetapi tak kutemukan hingga akhir
film. Bahkan, tak satupun bahasa dan ekspresi minion yang terekam olehku karena
di mataku para minion hanya terlihat sebagai penyemarak film itu.
Alhasil, justru aku terfokus kepada Gru yang menciptakan para minion. Gru
berpindah dari gelap ke terang. Gru berubah dari orang jahat yang berencana
memanfaatkan 3 anak yatim piatu menjadi seorang ayah yang penuh kasih hingga
akhirnya Gru menikahi Lucy - partnernya. ^_^ Ahahaha... ini film Minion atau
film Gru? Hahaha... benar-benar gagal fokus ya...^.^
Namun, karena arahan Roh Kudus (Paracletos)
aku pun mendorong orang dengan foto profil Minion sedih itu untuk banyak
bersyukur, memuji dan menyembah Tuhan, berdoa, dan membaca Alkitab agar dia
mampu bersukacita dalam segala keadaan dan sabar dalam kesesakan. Meskipun
'Minion' ini tidak memintanya, aku tetap membajak hatinya agar dia bisa
mengalami Kristus dan kembali melayani. Tabur... tabur... tabur... tabur...
tabur... tabur... tabur... ^_^
Oh iya, jika dulu pak Caleb mendapatkan lagu ‘Love Letter’, baru-baru ini Roh Kudus memberiku lagu 'Dekat di Hati': "Meski
kau kini jauh di sana, kita membaca kitab yang sama. Jauh di mata namun dekat
di hati." Liriknya sedikit kuubah sich untuk mengimani
bahwa dia sudah mulai rajin membaca Alkitab...^.^ Ahahaha... mungkinkah lagu
tersebut juga menyuarakan kerinduan hati 'Minion' itu? ^_^ Namun, jika tadi pak
Caleb menyanyikan lagu cinta 'Love
Letter' di depan para jemaat dengan meminta mereka mengabaikan suara false-nya, jangan minta aku menyanyikan
lagu 'Dekat di Hati' karena aku tidak hafal nada lagu itu sehingga dijamin akan
lebih false daripada pak Caleb...
hehehe...
Tenang aja pak, masih ada yang lebih false
daripada bapak... hahaha... Semalam aku mencoba menggunakan aplikasi karaoke di
android untuk merekam dan menilai kualitas suaraku dalam menyanyikan lagu 'Yesus Nama-Mu yang Termanis' dan 'Doa Yabes'. Hasilnya aku dinilai 89
untuk 'Doa Yabes' dan dinilai 85
untuk lagu satunya. Kalau melihat nilainya, kedengarannya suaraku bagus tetapi
saat kudengar kembali dari rekamannya, wah... menurutku parah sekali dan aku
tidak habis pikir kenapa dinilai sebagus itu sehingga rekamannya langsung
kuhapus saja. ^_^ Bayangkan saja nada suaraku tidak stabil dan bunyi nafas yang
agak tersengal-sengal ikut terekam pula. _._
Wah... menyanyi tuh berat juga ya... harus olah pernafasan dulu nich...
ambil nafas yang dalam dan hembuskan... ulangi dan ulangi hingga ada ada asupan
udara yang cukup sebelum ambil suara, terutama saat menyanyikan nada tinggi
atau nada panjang seperti 'memperluaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaas'.
Selain itu, lagunya harus bersumber dari hati yang dalam pula alias penuh
penghayatan. Wew... lain kali coba lagi ah... Hahaha... ternyata dimensi menyanyi seperti dimensi kasih
Tuhan: panjang, lebar, tinggi, dan dalam. ^_^ Oh, Paracletos tuh benar-benar penghibur sejati yang selalu mendorong
para minion untuk berkata: "Para
Mi".
SATU
yang KURINDU
Datang Roh Kudus, Kau kurindu. Dengan
minyak yang baru urapiku. Mengalir penuhiku, mengalir pulihkanku. Urapan-Mu
mengubah hidupku.
Reff:
Satu yang kurindu bersekutu dengan-Mu. Bawaku lebih lagi tinggal di dalam-Mu. Nikmati
hadirat-Mu, Jamahlah s'luruh hidupku. Urapan-Mu mengubah hidupku.
0 komentar:
Post a Comment