Catatan Ibadah
ke-1 Minggu 03 September 2017
(youtu.be/moZVfE85RIs dan youtu.be/lCXBsDGzUlc)
Daniel 1:2 Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya.
Tuhan mengizinkan hal itu terjadi karena Dia tidak mau menutupi dosa. Tuhan
itu adil. Jika kita berbuat dosa dan meminta Dia menutupinya agar tidak
mempermalukan nama-Nya, Dia tidak mau melakukannya. Tak seorang pun kebal
terhadap hukuman Tuhan, termasuk orang Israel. Kita pun tidak kebal. Salah satu
cara untuk menghindari hukuman Tuhan adalah segera mengakui dosa dan
meninggalkannya. Bahkan, Tuhan rela dipermalukan dengan membiarkan para hamba
Tuhan atau gereja berhadapan dengan pengadilan atas kasus korupsi dan
perzinahan karena mereka yang mempermalukan Tuhan juga akan dipermalukan.
Namun, mereka yang telah menghina gereja dan orang Kristen juga akan beroleh
hukumannya karena sebenarnya Tuhan-lah yang telah mereka hina.
Di tengah kegelapan dunia ini kita perlu meneladani sikap Daniel. Daniel
lahir pada masa pemerintahan Yosia. Meskipun Yosia mati dibunuh tetapi pada
masa pemerintahannya dia sempat berbalik kepada Tuhan dan mengadakan
pembaharuan. (2 Tawarikh 34-35) Kutuk bisa diturunkan tetapi berkat juga bisa
diturunkan, bukan hanya kepada keturunan jasmani tetapi juga keturunan ilahi.
Misi Tuhan juga diwariskan dari generasi ke generasi. Jadi, keberadaan kita
pastilah berkat kebaikan seseorang, seperti keberadaan Daniel yang disebabkan
oleh kebaikan Yosia. Maka, janganlah jemu-jemu berbuat baik.
Daniel 1:3 Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan,
Raja Babel sangat keji dan kekuasaannya teramat besar. Salah satu
kebijakannya adalah mengadopsi setiap ilah-ilah bangsa lain yang telah dia
taklukkan. Selain itu, dia ciptakan win-win
solution dengan membiarkan orang-orang lemah mengelola lahan. Sementara itu
otak-otaknya, yaitu keturunan raja dan kaum bangsawan dibawa ke ibukota
kerajaan untuk bekerja padanya dan sekaligus untuk mencegah terjadinya
pemberontakan.
Tanda-tanda
bangsawan rohani menurut Daniel 1:4, yaitu:
1. Kekudusan >>
orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela. Namun, sesungguhnya kita semua
harus kudus, bukan hanya orang muda.
Salah satu kelemahan orang muda adalah memberontak dan mudah berbuat salah.
Walaupun demikian, orang tua juga bisa berbuat salah. Namun, kesalahan orang
tua seringkali bisa dimaklumi sedangkan kesalahan orang muda susah diterima.
Seharusnya berikanlah kesempatan kepada orang muda karena setiap orang tua juga
pasti pernah muda. Milikilah kebesaran
hati untuk memberikan kesempatan kepada orang muda karena kamu pun telah
diberi kesempatan.
Di gereja ko Philip memberikan kesempatan kepada orang-orang muda. Banyak
gembala gerejanya merupakan orang-orang muda. Dia pun memberikan kesempatan
berkhotbah kepada mereka tanpa menunggu mereka fasih lidah. Dia selalu siap
menopang mereka jika mereka berbuat salah atau mereka jatuh sehingga mereka
bisa berdiri dengan rasa aman yang tinggi. ^_^ Namun, berbuatlah kesalahan yang kreatif dengan cara tidak mengulangi
kesalahan yang sama. Petiklah pelajaran dari kesalahan yang kamu buat.
2. Kesehatan >>
berperawakan baik. Ada tugas tertentu yang tidak bisa diserahkan kepada kita
jika kita sakit. Oleh karena itu, kita harus berolahraga. Bagaimanapun juga di
dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Jika tubuh lemah, mungkin ada
pelayanan kita yang melemah. Contoh: Ketika kaki ko Philip sakit, dia merasa
tersiksa ketika harus tugas traveling.
Dengan demikian, kita juga bisa kehilangan berkat bila tidak menjaga kesehatan.
3. Kesupelan (kemampuan
bersosialisasi) >> memahami berbagai-bagai hikmat. Jangan berikan
'narkoba' kepada anakmu berupa gadget agar dia belajar bersosialisasi dan
memahami orang lain. Namun, jika kita melarang anak, kita juga harus memberikan
penggantinya. Jika kita melarang anak pakai gadget, kita harus meluangkan
banyak waktu untuk mengajaknya bermain. Jangan sampai orang tua malah sibuk
pegang gadget. Berbagai-bagai hikmat berarti belajar dari kehidupan banyak
orang.
4. Relevan >>
berpengetahuan banyak. Bacalah koran atau lihat televisi untuk mengetahui
berita-berita terkini, tetapi abaikan berita hoax.
5. Kepandaian akademis >>
mempunyai pengertian tentang ilmu. Saat itu kaum bangsawan harus belajar
Sejarah, Matematika, IPA, dan Astrologi (cuaca, jam matahari).
6. Punya keterampilan atau etos
kerja yang kuat >> orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana
raja.
7. Kemampuan berbahasa >>
mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim. Bahasa utama Babilonia adalah
Aramaic. Selain bahasa itu, Daniel dan teman-temannya juga harus belajar bahasa
Babel (Irak) kuno yang rumit. Kerumitannya melebihi bahasa kanji Jepang atau
Mandarin. Untuk menjadi bangsawan Tuhan, kita juga harus belajar bahasa asing,
terutama bahasa Inggris dan Mandarin, minimal agar bisa berkomunikasi dengan
banyak bangsa. 10 tahun ke depan kelihatannya Cina akan lebih maju daripada
Amerika. Untuk berbisnis dengan orang Cina, alangkah baiknya jika memahami
bahasa lokal dan budaya mereka pula. Biasanya orang Cina suka makan dulu
sebelum berbisnis dan pada saat makan perilaku kita akan dinilainya karena
mereka lebih kekeluargaan seperti kita daripada orang Barat.
0 komentar:
Post a Comment