Catatan Ibadah ke-1 Minggu 20 Agustus 2017
Penyebab Keraguan: Melihat Fakta, Belum
Mengalami Kristus, Ketakutan atau Kekuatiran, Pengetahuan dan Informasi yang
Kurang.
3. Ketakutan atau Kekuatiran. Seringkali sesuatu
terjadi tidak seperti yang kita takutkan atau kuatirkan. Kita cenderung
berimajinasi berlebihan pada saat takut atau kuatir. Kondisi ini akan membuat
kita mengalami keraguan dan gagal memperoleh janji Tuhan. Kita hanya perlu
memiliki rasa takut akan Tuhan.
4. Pengetahuan dan Informasi yang Kurang. Jika ke gereja, jangan hanya mencari khotbah tetapi carilah pesan Tuhan.
Roh Kudus akan menyampaikan pesan yang spesifik untuk kita melalui khotbah yang
disampaikan. Pesan untuk tiap orang bisa berbeda. Jika saat mendengarkan
khotbah kita merasa bahwa pesannya tertuju kepada kita, selanjutnya kita harus
melakukannya.
Selesai berkhotbah di Jakarta pak Leo didatangi
seorang jemaat yang minta didoakan. Lalu pak Leo bertanya: "Didoakan untuk apa?" Jawab jemaat itu: "Siapa tahu ada pesan pribadi untuk
saya". Pak Leo terheran-heran. Jemaat itu tadi ngapain selama satu jam
dia berkhotbah? Maka, jawab pak Leo: "Yang dibutuhkan bukan pesan tetapi
kemauan untuk melakukan". Banyak jemaat keranjingan pesan-pesan
nabi... tapi bukan di sini ya... di Jakarta...hehehe...
Cara Mengalahkan Keraguan: Jadilah orang Kristen yang mengalami Tuhan.
Di Jakarta ada yang berkata: "Ke gereja cukup hari Minggu saja, tidak perlu mendengarkan firman
tiap hari." Mungkin kita juga pernah mendengar perkataan semacam itu.
Dulu pak Leo sampai pernah dikatakan gila Tuhan lalu dia menjawab: "Lebih
baik gila Tuhan daripada gila judi". Agar dapat melawan keraguan,
kita harus selalu mendengar dan membaca firman Tuhan setiap hari sehingga kita
dapat mengenal pribadi Tuhan.
Kekristenan adalah Pengalaman bersama Tuhan.
Suatu hari pak Leo hendak membeli ruko untuk
ministry-nya dan dia minta kontraktor menghitung kebutuhan dananya. Selang
beberapa waktu ada seorang pengusaha yang mengajaknya ke rumah makan. Rumah
pendeta memang banyak. Ada rumah pribadi, rumah Tuhan, dan rumah makan. Jika
tidak berhati-hati, bisa ke rumah sakit lalu ke rumah duka.
Pengusaha tersebut bertanya: "Apa pak Leo membutuhkan sesuatu untuk pelayanan?" Karena
teringat akan seorang pekerjanya yang tidak punya motor, dia pun mengatakan
bahwa dia membutuhkan sebuah motor. Pengusaha itu berkata: "Besok motor akan saya kirim. Tapi, masa hanya motor? Apa tidak
ada kebutuhan lainnya?" Karena pendeta ditantang seperti ini, pak Leo
pun berkata: "Sebenarnya saya sedang
membangun tempat untuk menginap para pendeta". Lantas pengusaha itu
menanyakan anggaran dananya dan pak Leo menyebutkan Rp500juta.
Seketika itu juga pengusaha tersebut mengatakan
bahwa besok dia akan transfer Rp250juta. Keesokan harinya motor dikirim tetapi
tidak ada transfer Rp250juta. Hingga seminggu tidak ada transferan sehingga
bagian keuangan meminta pak Leo menelepon pengusaha tadi tetapi pak Leo tidak
mau dan tetap melangkah dengan iman. Beberapa minggu kemudian pengusaha itu
transfer Rp50juta padahal tidak ditelepon oleh pak Leo. Bagian keuangan
bertanya: "Kenapa hanya Rp50juta padahal janjinya Rp250juta?"
Jawab pak Leo: "Terserah dia mau
kasih berapa. Mungkin saat itu dia salah sebut angka."
Beberapa bulan kemudian ada pengusaha bertanya: "Berapa kekurangan dananya?"
Pak Leo pun memberitahu bahwa kekurangannya Rp350juta. Maka, pak Leo dijanjikan
bahwa besok akan ditransfer Rp350juta. Namun, bagian keuangan berkata: "Rp250juta saja belum ditepati...
apalagi Rp350juta". Namun, ternyata Rp350juta benar-benar ditransfer
keesokan harinya sehingga bagian keuangan berkata: "Kali ini Rp350juta-nya beneran." Jika Tuhan sudah berjanji untuk memberkati, dia pasti tepati. Maka,
kita harus tetap melangkah dengan iman.
NYATAKANLAH LAGI (youtu.be/jntS4BFjnIA)
Kami t'lah mendengar perbuatan-Mu dahsyat di masa lalu.
Kami t'lah mendengarkan kemashyuran-Mu o Tuhan. Nyatakanlah lagi Seperti
dahulu! Perbuatan-Mu yang ajaib sehingga dunia tahu. Nyatakanlah lagi di antara
kami! Ini doaku... Nyatakanlah s'karang.
0 komentar:
Post a Comment