Sunday, July 30, 2017

Jatuh Melulu Aku Mengikut Iblis

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 30 Juli 2017

Sewaktu SMP aku mendengar ada seorang kakak kelas yang terkenal amat sangat sabar. Aha... dialah korban pertamaku. Aku ingin menghancurkan reputasinya dengan menunjukkan kepada semua orang bahwa dia pun bisa marah. Namun, usaha pertamaku gagal sehingga aku menunggu kesempatan lain.

Kesempatan yang kutunggu datang jua. Hari itu aku cukup sial sehingga terpilih mewakili kelas untuk latihan mengibar bendera sepulang sekolah sebagai persiapan upacara di hari Senin. Namun, aku cukup beruntung karena pelatihnya adalah orang sabar itu. Karena enggan berlatih dan ingin segera pulang, aku pun tak menghiraukan aba-aba yang dia berikan.

Sewaktu kulihat kedua temanku berbalik, aku segera berbalik ke kanan. Aku pun menyadari bahwa aku berbalik ke arah yang berlawanan dengan kedua temanku. Bagus. Sekarang kakak sabar itu pasti marah. Namun, ketika dia baru saja bertanya kepadaku: "Kenapa kamu balik kanan padahal kuminta balik kiri?", tiba-tiba kedua temannya yang turut memperhatikan jalannya latihan langsung berkata: "Justru dia benar. Di dalam paskibra tidak ada balik kiri dan hanya ada balik kanan." Kakak sabar langsung mempercayai kedua temannya itu dan meminta maaf kepada semuanya.

Apa!?!?! Aku juga baru tahu jika tak ada perintah balik kiri dalam paskibra. Lagi-lagi aku gagal membuatnya marah dan sekarang aku malah dipuji dan dibenarkan padahal tadi aku sengaja tidak mendengarkan aba-abanya. Wew... terpaksa dech aku mulai dengarkan dia biar latihan cepat selesai dan aku tak perlu lagi berpanas-panas di bawah terik mentari.

Anugerah Terbesar
Semenjak itu aku menyerah dengan dia dan korban berikutnya adalah teman baiknya yang terlihat lebih mudah marah daripada dia. Namun, tak lama berselang pada suatu pagi yang cerah dari atas jembatan penyeberangan aku melihat teman baiknya itu sedang menuntun dan mengantar seorang anak kecil ke sekolah. Dia terlihat penuh kasih kepada anak kecil tersebut dan kebencianku mulai sirna. Hari itu aku termenung di bawah mentari pagi sambil menyaksikan indahnya dunia. Pagi itu aku seperti orang yang baru saja keluar dari kegelapan.

Semenjak itu aku menyadari bahwa di dunia ini masih ada kasih meskipun kuyakini hanya segelintir orang yang begitu. Maka, aku putuskan untuk membalas mereka yang menyakitiku saja. Namun, pada saat retret SMP aku merasa ditipu oleh seorang guru dalam sebuah permainan. Saat itulah aku mulai berpikir bahwa mungkin saja aku pun telah ditipu oleh iblis karena iblis juga tidak peduli dengan aturan. Iblis seakan tak peduli sekalipun musuhnya masih bau kencur atau belum berpengalaman.

Tuhan rindu memulihkan setiap anak-anak-Nya. Tuhan rindu memulihkan Gereja-Nya karena masih banyak orang Kristen yang justru menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang belum mengenal Tuhan karena terhisap oleh tipu daya iblis. Mereka mengaku percaya kepada Yesus dan sudah dibaptis dalam nama Yesus tetapi sikapnya malah membuat para penerus nabi Yeremia tak henti-hentinya meratap. Tuhan ingin kita menjadi pelaku firman meskipun tidak mudah karena bagaimanapun juga tindakan akan berbicara lebih lantang daripada kata-kata.

KITA BISAGMS (Album: Indonesia di Hatiku)
Sedih terlihat tersirat di raut wajahmu. Pedih kau rasa melukai isi hatimu Oleh karena mereka yang buta indahnya neg'rimu. Tak habis kata kau yakinkan mereka jangan ragu. Mungkin mereka belum tersadar keindahan kita luas tersebar. Jangan lelah pastikan tetap untuk percaya.
Reff: Hanya untuk Indonesia janganlah pernah menyerah. Walau saat ini berat terasa di hati, percayalah kita bisa. Kita untuk Indonesia. Berjuanglah demi cinta. Bersama berdiri kau tak 'kan pernah sendiri sampai nanti berjaya kita s'lamanya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.