Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 Juli 2017
Suatu hari seorang ketua tim
marah-marah karena temannya yang difitnah oleh tim lain tidak mau membela diri.
Katanya: "Tuhan memang Maha Tahu tetapi tuan tanah tidak akan tahu jika
kamu tidak menunjukkannya." Lalu dia memaksa temannya untuk
menelepon tuan tanah dan menjelaskan kebenarannya tetapi tuan tanah tidak
mengangkat teleponnya. Eh, ketua tim berkata lagi sambil marah-marah di depan
seluruh anggota timnya: "Tuan tanah
juga begitu. Marah-marah saat orangnya tak ada di tempat. Sekarang ditelepon
malah tidak berani mengangkat telepon."
Pengkhotbah 3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.
Astaganaga... apa dia lupa
bahwa tuan tanah harus menangani banyak hal. Mengapa dia terus menerus berupaya
dengan mengandalkan kekuatan dan kepintarannya sendiri? Apa dia tidak
mempercayai waktu Tuhan? Apa dia tidak mempercayai keadilan Tuhan? Jika dia
terus mengandalkan diri sendiri dan tidak mau berserah kepada Tuhan, pasti akan
tiba saatnya dia mencapai batasannya karena kemampuannya pasti terbatas. Quote-nya: Nobody is perfect.
Markus 4:22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
Apa dia juga tidak yakin bahwa
Tuhan sanggup mengubah hati tuan tanah? Ketika aku difitnah dan tidak membela
diri, aku pun berdoa lalu tiba-tiba tuan tanah berpihak kepadaku sekalipun aku
tidak memberitahunya... hahaha... Jangan remehkan Tuhan lho karena tiada yang
mustahil bagi-Nya. Dia bukan hanya sanggup mengubahkan fakta melainkan juga
sanggup mengubah hati.
Amsal 21:1 Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.
Tak lama berselang ketua tim
marah-marah lagi karena terbentur suatu masalah yang tak mampu ditanganinya.
Alhasil, dia hanya bisa menyalahkan orang-orang lain dan sekaligus menyalahkan
kesalahan masa lampau. Hehehe... akhirnya dia malah menyingkap aib sendiri.
Semakin terlihat bahwa dia bertipe problem
avoider (penghindar masalah) sehingga dia tidak ada inisiatif untuk belajar
kepada koleganya atau mantan ketuanya atau mantan gurunya untuk mengasah
keterampilannya dalam memecahkan masalah. Bahkan, akan semakin parah jika dia
tidak mau berdoa dan membaca Alkitab.
Anehnya dia sering mengatakan
bahwa tuan tanah lemah karena dia selalu mentolerir kesalahan orang lain. Lalu
kenapa dia tampak panik ketika dia tidak bisa menemukan solusi? Apa dia tidak benar-benar yakin akan
kelemahan tuan tanah? Ah, sungguh menyedihkan jika kita berbicara tanpa
keyakinan dan terus menerus berusaha dengan kekuatan sendiri. Benar-benar tak
ada damai sejahtera. Jika kita terus berusaha dengan kekuatan sendiri, Tuhan
tidak akan turun tangan. Namun, jika kita angkat tangan, Tuhan pasti turun
tangan sehingga masalah besar menjadi semakin kecil, kecil, kecil, dan terus
mengecil lalu menghilang.
Dengan mengandalkan kekuatannya
sendiri, ketua tim mengatakan bahwa si ini dan si itu bodoh tetapi dia tidak
mampu melihat kebodohannya sendiri. Karena dia selalu menceritakan tentang
betapa hebat dan betapa pintarnya dia, anggota tim juga tidak mau menggurui
dia. Ketika dia diberitahu sesuatu oleh anggota tim lainnya, dia juga tidak mau
tahu karena sudah yakin benar sendiri.
2 Korintus 10:18 Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.
Namun, suatu hari ketika
keputusannya salah, dengan mudahnya dia berkata: "Kenapa kamu tidak memberitahu efeknya? Lain kali kalau ada
kejadian seperti ini, beritahu saya efeknya akan seperti ini." Ealah, kalah
menang nyirik. Andai saja anggota tim tidak belajar mengalah, pastilah ketua
tim akan mendapat bantahan: "Lho...
katanya pintar... makanya tidak kuberitahu. Kalau memang pintar, seharusnya
sudah tahu efeknya donk. Kok sekarang malah marah-marah dan menyalahkanku?"
Orang pintar cari solusi donk, bukan
cari kambing hitam.
JAGOAN RIBUT
Dia pikir dia yang paling hebat, Merasa
paling jago dan paling dahsyat. Dia memang jago. (Ayam jago... kukuruyuk... petok... petok... hahaha) Dia memang
kuat. (tapi dijegal problem marah...
hahahaha)
Dia pikir dia yang paling hebat, Merasa
paling pintar dan paling kuat. Dia memang pintar... (Pintar marah... hahaha) Dia memang kuat. (Kuat menyalahkan orang lain... hahahaha)
Yang namanya jagoan harus membela yang
lemah. Yang namanya jagoan biasanya nggak pakai sok. Yang namanya jagoan harus
rela berkorban. Yang namanya jagoan biasanya nggak pakai marah.
0 komentar:
Post a Comment