Sunday, July 23, 2017

Jadilah Dewasa: Respon ~ Pdt. Leonardo Sjiamsuri

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 Juli 2017

2. Utamakan Respon daripada Reaksi.
Yakobus 1:2-3 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
Reaksi merupakan tindakan spontan pada saat kita mengalami sesuatu sedangkan respon merupakan tindakan kita setelah berpikir terlebih dahulu. Respon akan menghasilkan responsibility (tanggung jawab). Orang yang dewasa pasti bertanggung jawab. Untuk menjadi dewasa, berpikirlah dulu sebelum bertindak dan berpikirlah dulu sebelum berbicara.
Yakobus 1:19 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
Ketika Lazarus meninggal, Marta langsung berbicara kepada Yesus. Sementara itu Maria memberikan waktu kepada dirinya untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara kepada Yesus. Maka, Yesus tergerak hati-Nya lalu segera membangkitkan Lazarus. (Yoh 11:1-44)

Berpikir sebelum Bertindak
Ketika masih trainee sebagai customer service, pak Leo melihat seorang pria datang ke bank asing sambil membawa tas kresek dan celananya dilipat karena saat itu hujan. Pria itu juga hanya mengenakan sandal. Pak Leo pun terheran-heran melihat satpam menyambutnya dan menawarkan diri untuk mengambil payungnya atau membawakan tasnya. Seringkali kita menilai orang dari penampilannya. Jika tidak hati-hati, mata dan telinga kita bisa membuat kita tidak dewasa.

Pria itu menghampiri pak Leo dan meletakkan tas kresek di atas mejanya. Maka, pak Leo bertanya dengan sopan karena bagaimanapun juga saat itu dia sudah mulai melayani Tuhan: "Bapak darimana?" Bapak itu mengatakan bahwa dia baru saja turun dari bus lalu dia minta dicekkan saldonya. Wow... ternyata saldonya banyak sekali, ada yang di Belanda, ada yang di Singapore, dll. Seketika itu juga sikap pak Leo berubah sehingga pria itu ditawari minuman, dll.

Jadi, sebagai orang tua juga jangan buru-buru memarahi atau menghakimi anak-anak. Milikilah pengendalian diri yang baik. Jika anak-anak berbuat sesuatu, tanyakan dulu apa penyebabnya. Kendalikan amarahmu!

SUNGGUH NYATA
Seindahnya pelangi, secerahnya mentari, namun Kau yang terindah. Hanya Kau yang termegah. Walau badai menghadang dan bumi pun bergoncang, namun Kau 'kan setia menjagaku s’lamanya.
Sungguh nyata kasih-Mu di sepanjang hidupku dengan darah-Mu Kau tebus dosaku. Sungguh nyata kasih-Mu Di sepanjang hidupku. Seg’nap hatiku hanya untuk-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.