Sunday, July 9, 2017

Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari

Tempat Tuhan Memulihkan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 09 Juli 2017

Yehezkiel 3:20-21 Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa, ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu."

Hmmm... terkadang perkataanku seperti angin lalu hingga terbersit ragu. Beberapa waktu lampau aku menumpang di sebuah kapal dan mulai bekerja sebagai kelasi. Banyak angin ribut menerpa perjalanan kapal ini tetapi para penumpangnya seperti tak mau ambil pusing. Mereka sibuk bergosip dan memikirkan kepentingan mereka sendiri. Namun, ketika kapal nyaris karam karena terbentur bebatuan, barulah mereka terlihat bingung, panik, saling menyalahkan, menjerit, dan berteriak ketakutan.

Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari
Doa pun berhasil mencegah kapal karam tetapi kapal seperti membatu alias tidak maju dan tidak mundur. Para pekerja kapal belum jua sadar pentingnya etos kerja yang positif. Sekalipun aku tidak datang terlambat, ya apalah artinya jika nakhoda dan beberapa officer masih sering datang terlambat? Keteladanan nakhoda dan para officer jauh lebih penting daripada keteladanan para kelasi karena nakhoda merupakan panutan utama  dan officer merupakan panutan kedua mereka.

Sehari sebelum libur panjang nakhoda bebas tugas lebih cepat daripada seharusnya. Ketika mengetahui hal itu, beberapa kelasi dan officer memprotes bagian umum agar mereka pun boleh bebas tugas lebih cepat. Selang beberapa saat kemudian permintaan mereka dikabulkan sehingga kami semua boleh bebas tugas lebih cepat. Nakhoda kapal merupakan orang yang baik dan mungkin sangat baik sehingga dia tidak menegakkan aturan kerja yang disiplin. Ketika booming permainan Pokemon Go, di tengah jam tugasnya nakhoda meminta seorang kelasi mengajarinya berburu Pokemon. Ketika kapal bergoncang, dia pun malah sering datang terlambat dan bebas tugas lebih cepat daripada seharusnya. 

Beberapa waktu lalu seorang kelasi yang membutuhkan tanda tangannya juga melihatnya tertidur pulas saat tengah bertugas. Karena tak berani membangunkannya, kelasi itu bergegas pergi dan menceritakan kepada teman-temannya. Eh, ternyata sudah ada orang lain yang kabarnya sering menyaksikan peristiwa tidurnya nakhoda di tengah jam tugasnya itu. Bahkan, ada rumor bahwa nakhoda juga pernah klaim biaya makan siang untuk anak dan isterinya.

Dia juga pernah mengabaikan prosedur distribusi agar laporannya terlihat bagus di depan bos dan katanya sich atas seizin anak bos. Anak bos masih muda dan mungkin juga kurang berpengalaman. Seandainya anak bos salah prosedur, tidak bisakah dia memberitahukan efek bola saljunya? Jika keputusannya tidak baik untuk jangka panjang, kenapa tidak diberi masukan? Kenapa hanya memikirkan kepentingan jangka pendek? Mungkinkah dia hanya memikirkan keselamatan diri sendiri?

Aduh... duh... duh... belum pernah kujumpai nakhoda sebaik itu di berbagai kapal yang pernah kutumpangi. Pantas saja lambat laun kebiasaan terlambat, tidur saat bertugas, bermain atau menonton film sambil bertugas, menggosip, dan hal-hal negatif lainnya semakin membudaya di kapal. Yach, jika nakhoda kencing berdiri, tidaklah mengherankan jika para officer dan para kelasi kencing berlari. Mau dikemanakan kapal ini?

Suatu ketika seorang officer memberitahuku bahwa penghuni kapal tidak menyukaiku karena aku berusaha mengatur padahal bos saja tidak mengatur. Dia juga pernah menceritakan bahwa dia pernah marah kepada seorang kelasi yang telah meninggalkan kapal karena kelasi itu pernah melaporkan kebiasaan tidur teman makannya sehingga temannya diberi surat peringatan.

Lantas dia pun berharap aku tidak sampai melaporkan hal semacam itu karena dapat mempengaruhi penilaian kinerjanya. Alhasil, hingga kini temannya itu masih sering tidur pada saat bertugas. Aku pun tidak melaporkannya karena aku melihat usahaku sia-sia. Jika nakhoda melegalkan hal itu dengan memberikan teladan tidur pada saat bertugas, apa laporanku akan didengar? Lebih baik aku melapor kepada Bapa yang Maha Mendengar dan perlahan tapi pasti Dia akan mengubah fakta yang ada.
Yeremia 29:12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
Namun, suatu hari aku harus melaporkan ketidakdisiplinan teman makannya itu kepada anak bos karena aku tak bisa membiarkan kebiasaan negatifnya terus berlanjut hingga ditiru oleh yang lain dan menjadi suatu budaya yang merusak kinerja kapal secara menyeluruh. Aku bekerja untuknya tetapi lebih daripada itu aku bekerja untuk Tuhan. Jika Tuhan mau aku memberitahu anak bos, masa aku harus tetap tunduk kepada perintah officer?
Kolose 3:23 Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Sebenarnya sich pemilik kapal sudah mengetahui ulah nakhoda yang tidak bisa memberikan teladan positif dalam bekerja tetapi pemilik masih berbaik hati memberinya kesempatan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya karena masih mengingat kebaikannya di masa silam.
2 Petrus 3:15 Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.
Namun, masa pemangkasan pasti akan segera tiba. Kata ko Judy tadi: "Tunggulah dengan sabar".
Yohanes 15:5-6 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
RINDU S’LALU
Rindu s'lalu bersama-Mu, tinggal di dalam kediaman-Mu oh Tuhan s'bab kusukai hadirat-Mu. Tak ingin kuterpisahkan. Dekat dengan-Mu itu yang kurindukan s'bab kudapati kedamaian.
Chorus: Kunikmati keindahan dan keagungan-Mu oh Tuhan. Kunikmati kemuliaan-Mu, menyembah-Mu dengan segenap hatiku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.