Catatan Ibadah ke-1 Minggu 09 Juli 2017
Yehezkiel
3:20-21 Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku meletakkan
batu sandungan di hadapannya, ia akan
mati. Oleh karena engkau tidak
memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan perbuatan-perbuatan
kebenaran yang dikerjakannya tidak akan diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas
nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang benar
itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa, ia akan tetap
hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan
nyawamu."
Hmmm... terkadang perkataanku
seperti angin lalu hingga terbersit ragu. Beberapa waktu lampau aku menumpang
di sebuah kapal dan mulai bekerja sebagai kelasi. Banyak angin ribut menerpa
perjalanan kapal ini tetapi para penumpangnya seperti tak mau ambil pusing.
Mereka sibuk bergosip dan memikirkan kepentingan mereka sendiri. Namun, ketika
kapal nyaris karam karena terbentur bebatuan, barulah mereka terlihat bingung,
panik, saling menyalahkan, menjerit, dan berteriak ketakutan.
Doa pun berhasil mencegah kapal
karam tetapi kapal seperti membatu alias tidak maju dan tidak mundur. Para
pekerja kapal belum jua sadar pentingnya etos kerja yang positif. Sekalipun aku
tidak datang terlambat, ya apalah artinya jika nakhoda dan beberapa officer masih sering datang terlambat? Keteladanan nakhoda dan para officer jauh lebih penting daripada
keteladanan para kelasi karena nakhoda merupakan panutan utama dan officer
merupakan panutan kedua mereka.
Sehari sebelum libur panjang
nakhoda bebas tugas lebih cepat daripada seharusnya. Ketika mengetahui hal itu,
beberapa kelasi dan officer memprotes
bagian umum agar mereka pun boleh bebas tugas lebih cepat. Selang beberapa saat
kemudian permintaan mereka dikabulkan sehingga kami semua boleh bebas tugas
lebih cepat. Nakhoda kapal merupakan orang yang baik dan mungkin sangat baik
sehingga dia tidak menegakkan aturan kerja yang disiplin. Ketika booming permainan Pokemon Go, di tengah
jam tugasnya nakhoda meminta seorang kelasi mengajarinya berburu Pokemon.
Ketika kapal bergoncang, dia pun malah sering datang terlambat dan bebas tugas
lebih cepat daripada seharusnya.
Beberapa waktu lalu seorang
kelasi yang membutuhkan tanda tangannya juga melihatnya tertidur pulas saat
tengah bertugas. Karena tak berani membangunkannya, kelasi itu bergegas pergi
dan menceritakan kepada teman-temannya. Eh, ternyata sudah ada orang lain yang
kabarnya sering menyaksikan peristiwa tidurnya nakhoda di tengah jam tugasnya
itu. Bahkan, ada rumor bahwa nakhoda juga pernah klaim biaya makan siang untuk
anak dan isterinya.
Dia juga pernah mengabaikan
prosedur distribusi agar laporannya terlihat bagus di depan bos dan katanya
sich atas seizin anak bos. Anak bos masih muda dan mungkin juga kurang
berpengalaman. Seandainya anak bos salah prosedur, tidak bisakah dia
memberitahukan efek bola saljunya? Jika keputusannya tidak baik untuk jangka
panjang, kenapa tidak diberi masukan? Kenapa hanya memikirkan kepentingan jangka
pendek? Mungkinkah dia hanya memikirkan keselamatan diri sendiri?
Aduh... duh... duh... belum
pernah kujumpai nakhoda sebaik itu di berbagai kapal yang pernah kutumpangi.
Pantas saja lambat laun kebiasaan terlambat, tidur saat bertugas, bermain atau
menonton film sambil bertugas, menggosip, dan hal-hal negatif lainnya semakin
membudaya di kapal. Yach, jika nakhoda
kencing berdiri, tidaklah mengherankan jika para officer dan para kelasi kencing berlari. Mau dikemanakan kapal
ini?
Suatu ketika seorang officer memberitahuku bahwa penghuni
kapal tidak menyukaiku karena aku berusaha mengatur padahal bos saja tidak
mengatur. Dia juga pernah menceritakan bahwa dia pernah marah kepada seorang
kelasi yang telah meninggalkan kapal karena kelasi itu pernah melaporkan
kebiasaan tidur teman makannya sehingga temannya diberi surat peringatan.
Lantas dia pun berharap aku
tidak sampai melaporkan hal semacam itu karena dapat mempengaruhi penilaian
kinerjanya. Alhasil, hingga kini temannya itu masih sering tidur pada saat
bertugas. Aku pun tidak melaporkannya karena aku melihat usahaku sia-sia. Jika nakhoda melegalkan hal itu dengan memberikan
teladan tidur pada saat bertugas, apa laporanku akan didengar? Lebih baik
aku melapor kepada Bapa yang Maha Mendengar dan perlahan tapi pasti Dia akan
mengubah fakta yang ada.
Yeremia 29:12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
Namun, suatu hari aku harus
melaporkan ketidakdisiplinan teman makannya itu kepada anak bos karena aku tak
bisa membiarkan kebiasaan negatifnya terus berlanjut hingga ditiru oleh yang
lain dan menjadi suatu budaya yang merusak kinerja kapal secara menyeluruh. Aku
bekerja untuknya tetapi lebih daripada itu aku bekerja untuk Tuhan. Jika Tuhan
mau aku memberitahu anak bos, masa aku harus tetap tunduk kepada perintah officer?
Kolose 3:23 Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Sebenarnya sich pemilik kapal
sudah mengetahui ulah nakhoda yang tidak bisa memberikan teladan positif dalam
bekerja tetapi pemilik masih berbaik hati memberinya kesempatan kedua, ketiga,
keempat, dan seterusnya karena masih mengingat kebaikannya di masa silam.
2 Petrus 3:15 Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.
Namun, masa pemangkasan pasti
akan segera tiba. Kata ko Judy tadi: "Tunggulah
dengan sabar".
Yohanes 15:5-6 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
RINDU S’LALU
Rindu s'lalu bersama-Mu, tinggal di dalam
kediaman-Mu oh Tuhan s'bab kusukai hadirat-Mu. Tak ingin kuterpisahkan. Dekat
dengan-Mu itu yang kurindukan s'bab kudapati kedamaian.
Chorus: Kunikmati keindahan dan
keagungan-Mu oh Tuhan. Kunikmati kemuliaan-Mu, menyembah-Mu dengan segenap
hatiku.
0 komentar:
Post a Comment