Catatan Ibadah ke-1 Minggu 11 Juni 2017
(youtu.be/aZVeA8IhrAs)
Alangkah baiknya jika kita
datang lebih awal di gereja sehingga kita bisa menyiapkan diri terlebih dahulu.
Pak Jusuf juga selalu datang awal untuk berdoa terlebih dahulu. Tadi ko Philip
juga datang awal lalu duduk di bangku belakang. Kala itu dia melihat usher menolong seorang emak untuk
menemukan tempat duduk tak sampai 3 detik. Tepuk tangan untuk para usher.
Orang yang datang pagi mungkin bisa mendapatkan berkat
lebih banyak karena bisa dengar-dengaran lebih banyak dengan Roh Kudus tetapi kita tidak boleh menghakimi mereka yang datang
terlambat. Ko Philip punya teman yang selalu berusaha datang awal di gereja
tetapi tak pernah bisa dan dia memang benar-benar tak bisa.
Meskipun demikian, jika kita
datang awal di gereja tentulah ada berkat lebih bagi kita. Misalnya kita
terlambat 45 menit ketika akan nonton film Pirates
of the Caribean, tentu akan lebih baik kita menggeser jam nonton kita
karena kita pasti sudah ketinggalan Pirates
dan Carib (Karib) sehingga hanya
tersisa Bean (biyen >> bahasa
Jawa, yang artinya dulu).
Dulu ko Philip mendapatkan
jodoh karena datang setengah jam sebelum ibadah dimulai. Saat itu dia datang
awal karena temannya memberikan info yang salah. Ketika orang-orang berdoa,
matanya melihat wanita (anaknya pak Jusuf) yang menarik hatinya. Inilah awal
mula perjalanan cinta mereka. ^_^
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Catatan Penulis:
Hahaha..., maaf hari ini ko Philip sedikit
melenceng dari tema khotbah 'Pentakosta yang terlambat', yaitu tentang bahasa
Roh. Psst... tampaknya Tuhan ingin menyatakan dukungan-Nya terhadap emailku
yang berjudul 'Membangun Budaya Positif:
Disiplin'. Di dalam email tersebut aku menyoroti masalah keterlambatan.
Emang sich kita tidak boleh menghakimi karakter orang lain berdasarkan perilaku
mereka karena orang yang sering terlambat masih punya kelebihan lain, seperti
panjang akal.
Meskipun demikian, kita wajib menegakkan
aturan kedisiplinan dengan adil agar tercipta keteraturan. Kadangkala anak
burung baru mau belajar terbang setelah sarangnya dirusak. Kadangkala beberapa
orang juga baru mau berubah setelah mendapat tekanan dari luar dirinya, seperti
adanya aturan yang tegas dan adil. Jadi, biarkan
peraturan tersebut yang menjadi hakimnya dalam menegur perilaku menyimpang.
Jika setiap orang bersikap seenaknya, terutama dalam dunia pembangunan,
bagaimana bisa bersaing secara global?
Jokowi telah mencanangkan revolusi mental
dan sikap disiplin tentulah juga menjadi bagian dari revolusi tersebut. Jadi,
alangkah baiknya jika semua rakyat mendukung hal tersebut. Jika bukan kita, siapa lagi yang peduli dengan bangsa kita?
Membangun budaya positif bukan hanya tugas menteri pendidikan dan kebudayaan.
Membangun manusia juga bukan hanya tugas Ahok. Ini tugas kita bersama lho.
Hehehe... jika didukung oleh Raja Sorga,
rasanya kok jadi sedikit berani ya? ^_^ Karena aku tidak mengetahui ekspresi
atau reaksi pembaca emailku, aku pun hanya bisa bertanya-tanya di dalam hati
bagaimana reaksinya. Lantas aku mendengar dan ikut menyanyikan lagu “Hosanna
Hosanna Hosanna termulia, Hosanna Hosanna Hosanna termulia" lalu
tidur. Ketika terbangun, mukaku sedikit memerah: "xixixixi... oh Bapa...
masa reaksinya seperti itu?" (pssst... ini rahasia kita Bapa ^_^...
psst... Bapa jangan bilang-bilang sama 'Boas' ya...)
BERTUMBUH BERSAMA ~
GMS Live
(Album More Like You)
Bersatulah, Mari kita bersatu, Bersehati
sepikiran Runtuhkan tembok yang merintangi. Bekerjalah, Mari kita bekerja
Junjung kasih dan karunia, Gapai panggilan tertinggi.
Tetaplah menyala Layani sesama, Terus
bertumbuh bersama. Dalam kasih Kita bergerak bersama Memenangkan jiwa, Menjadi
harapan bagi dunia.
Dalam iman Kita 'kan menang bersama.
B'ritakan nama-Nya, Bertumbuh dalam Kristus dan G'reja-Nya.
0 komentar:
Post a Comment