Catatan Ibadah ke-1 Minggu 04 Juni 2017
Kejadian 22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Penyembahan (worship) tidak dapat dipisahkan dari
pengorbanan (sacrifice). Daud, Musa,
Abraham, dan setiap orang yang menyembah Tuhan selalu membawa korban bakaran.
Penyembahan berarti menempatkan dan menghargai Tuhan di atas segalanya, baik di
dalam batin maupun di luarnya. Kita harus mau mengorbankan atau membakar
kedagingan kita agar menjadi bau yang harum bagi Tuhan sehingga kita semakin
berkurang dan Yesus semakin bertambah.
Kita seringkali beranggapan
bahwa penyembahan hanya berkaitan dengan lagu atau bakat menyanyi. Padahal, penyembahan
berkaitan dengan seluruh kehidupan kita. Menyembah Tuhan berarti menukar
seluruh diri kita dengan seluruh diri Yesus. Seluruh berarti juga setiap hari
dan bukan hanya di gereja.
Matius 15:8-9 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku,sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."
Percuma jika kita bisa menyanyi
dengan bagus tetapi hati kita menyembah berhala. Anak bungsu pak Sidney (3
tahun) selalu menginginkan berbagai hal yang berkaitan dengan Peppa Pig. Namun, setelah diajak
menonton film Disney yang berjudul Moana, dia mengganti semua Peppa Pig dengan Moana. Anak muda pun
menyembah pacarnya, pekerja menyembah jabatannya, dan suami pun menyembah
keluarganya. Jadi, pada dasarnya setiap orang, termasuk anak kecil memiliki
kekosongan di hati untuk menyembah sesuatu. Kita boleh mencintai keluarga dan
memang seharusnya demikian, tetapi Kristus haruslah menjadi yang terutama di
dalam kehidupan kita.
A.W.Tozer: "Penyembahan bukan lagi sebuah penyembahan jika kita menjadikan budaya lebih bernilai daripada Kristus."
Musik yang keras, band, atau
suara gitar yang ngejreng hanyalah bagian dari budaya. Hal ini akan mengalami
pergeseran. Hal yang terpenting adalah kita menyembah Tuhan dengan segenap hati
sekalipun tidak ada yang melihat. Ketika menyembah Tuhan, seharusnya tidak
mencari hormat atau pujian dari manusia. Namun, ini tidak berarti cukup
menyanyi di dalam hati tanpa mengangkat tangan karena penyembahan juga
berkaitan dengan sesuatu di luar batin.
Yohanes 4:23-24 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Banyak orang sering titip
angpao pada saat tidak bisa menghadiri undangan pernikahan. Pada sesi pujian
dan penyembahan seringkali beberapa orang juga tidak ikut menyanyi. Ada yang
masih mengantuk, ada yang sibuk melihat ke sana kemari, dan lain-lain. Melalui
perbuatan tersebut mereka seakan-akan berkata kepada tim pujian dan
penyembahan: "Aku tidak bisa
menyembah Tuhan. Aku nitip penyembahannya ya." Padahal, Tuhan mencari
orang-orang yang mau menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran. Penyembahan bukan
hanya tugas hamba-hamba Tuhan yang ada di mimbar. Kita semua adalah penyembah.
Roma 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Kita harus mempersembahkan seluruh kehidupan
kita kepada Tuhan. Agar dapat menyembah Tuhan
dengan benar, kita perlu mengenal Tuhan dengan baik. Jika kita berpikir bahwa
Tuhan itu jahat, kita akan takut mendekati-Nya. Ini seperti sikap kita terhadap
orang tua yang galak. Namun, Tuhan itu baik. Biasanya kita hanya mau menukar
milik kita dengan hal lain yang lebih berharga. Namun, Tuhan telah melakukan
hal sebaliknya. Tuhan mau menukarkan Anak-Nya yang tunggal dengan hidup kita.
Mazmur 8:5-7 apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
Kita semua diciptakan untuk
memiliki karakter yang semakin serupa dengan karakter Allah. Ketika Abraham mau
mengorbankan anak tunggalnya, Allah menukarnya dengan domba. Domba ini
melambangkan Yesus yang mau menukar hidup-Nya dengan hidup kita.
"Siapakah
aku, sehingga Engkau mengingatku? Siapakah aku, sehingga Engkau mengindahkanku?
Namun Engkau telah membuatku hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotaiku
dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuatku berkuasa atas buatan tangan-Mu;
segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakiku:"
KUMILIK-MU
* Dalam kesesakanku Kau b'ri kedamaian-Mu,
Dalam keraguan kutemukan wajah-Mu. Kar’na pengorbanan-Mu, Kau jadikanku baru.
Sungguh kuterkagum, amanku di dalam-Mu Yesus.
** Kau membuatku sesuai rencana-Mu. Kau
memegang s'tiap musim hidupku. Kuserahkan s'mua kekuatiranku, kumilik-Mu. Kar’na
pengorbanan-Mu, Kau jadikanku baru. Sungguh kuterkagum, amanku di dalam-Mu Yesus.
*** Kau membuatku sesuai rencana-Mu. Kau memegang s'tiap musim hidupku. Kuserahkan s'mua kekuatiranku, kumilik-Mu. S'mua kekuranganku Kau pun tahu, tetap
Kau pandang indah dalam-Mu. Kuangkat tanganku dan berseru, kumilik-Mu.
# I am Yours, now forever. In Your grace I
surrender. You are mine, now forever. I’m alive in Your wonder.
0 komentar:
Post a Comment