Monday, May 8, 2017

Doa Mengundang Sejumlah Pertanyaan

Doa Mengubah Sikap Hati Pendoa
Catatan Ibadah ke-3 Minggu 7 Mei 2017

30 Maret 2017 tiba-tiba blogku mendapatkan pesan dari seorang wanita asing yang minta didoakan. Dia tidak menyebutkan namanya tetapi dari alamat emailnya aku bisa menebak namanya. Dia menulis demikian:
"tolong doakan saya pak
saya ingin membatalkan pernikahan kedua suami saya
melalui doa, tolong bantu saya mendoakannya pak pestanya hari kamis tgl 4 april 2017
saya ingin batal pak karna saya tidak terima di madu pak. nama suami saya XXXXXXXXX pak. sebelum dan sesudahnya trima kasih pak"

Wah, bagaimana bisa dia minta kudoakan padahal dia belum mengenalku? Bahkan, dia pun belum mengetahui bahwa aku ini tidak akan pernah menjadi bapak tetapi dengan yakinnya dia memanggilku 'pak'. Oke, tak masalah dengan panggilanku. Aku memahami perasaannya. Tentulah menyakitkan bila suaminya menikah lagi dengan wanita lain. Aku pernah berdoa secara tersembunyi untuk membatalkan pernikahan kedua seseorang yang keluarganya telah kukenal dengan baik dan berhasil. Aku pun tahu saat itu ada orang lain yang juga turut berdoa sesuai imannya. Jadi, itu bukan kemenangan pribadiku.

Meskipun demikian, kuberanikan diriku untuk mendoakan wanita tersebut sesuai permintaannya. Untuk menguatkan dirinya, kuberikan ayat berikut ini:
Mazmur 37:5 Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;
Roma 10:11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
1 Tesalonika 5:17 Tetaplah berdoa.
Namun, tak ada balasan pesan dari wanita itu hingga hari ini. Kemungkinan besar aku gagal membatalkan pernikahan kedua suaminya karena jika aku berhasil, tentulah dia memberikan suatu testimoni. Apa aku salah berdoa karena belum mengenalnya dengan baik? Apa aku kurang peka? Entahlah tetapi aku yakin bahwa aku telah berdoa seturut kehendak-Nya karena Tuhan tidak mengizinkan pria punya isteri lebih dari satu. Lihat saja kemalangan Daud dan Salomo karena tidak setia kepada isteri masa mudanya.

Mungkinkah saat itu aku perlu meminta foto mereka terlebih dahulu? Hmmm... sebagai mak comblang aku tahu gunanya foto tetapi sebagai pendoa ya garuk-garuk kepala... hehehe... Setahuku ada pendoa yang berdoa sambil tumpang tangan di atas foto tetapi kata-kata doanya seperti apa ya? Oh Tuhan, aku tak tahu harus berdoa seperti apa.

Pada suatu sesi retreat Fourth Dimension tiba-tiba Pdm. Yenny Verodika meminta jemaat mencari partner sejenis (pria dengan pria dan wanita dengan wanita) yang belum pernah kita kenal. Lalu kita diminta melatih kepekaan dengan mendoakan partner kita itu. Seorang wanita di sebelah kiriku berkata kepadaku: "Ce, aku sama kamu saja ya". Aku pun mengiyakan permintaannya sekalipun aku merasa tak yakin untuk mendoakannya.

Jika dia terlihat putus asa, aku bisa mendoakannya supaya punya harapan. Jika dia terlihat khawatir, aku bisa mendoakannya agar tak khawatir. Namun, wajahnya terlihat cerah tanpa masalah. Jadi, apa yang bisa kudoakan? Bagaimana melatih kepekaan? Ini dilatih berdoa atau dilatih menjadi nabi ya? ...^.^

Kami pun saling berpegangan tangan dan sama-sama berbahasa Roh. Lalu terdengarlah ce Yenny berkata: "Berdoalah dengan bahasa yang dimengerti oleh partnermu." Tak lama berselang partnerku memegang salah satu bahuku dan berdoa agar aku semakin mencintai Yesus. Maka, aku pun mendapatkan ide untuk mendoakan dia agar mengalami terobosan dan bersaksi bagi kemuliaan Tuhan.

Setelah itu ce Yenny berkata: "... sebagai permulaan tak apa meskipun doanya singkat..." Hehehe... bukan masalah doanya singkat tetapi aku tak tahu harus berdoa apa. Oh, malunya hati ini bila ingat saat itu. Oh Bapa, mengapa ce Yenny meminta kami mendoakan orang asing? Bagaimana cara melatih kepekaan? Karena aku tidak mengenal partnerku, aku pun tidak bisa mendoakannya secara personal dan hanya bisa mendoakannya secara umum sebagaimana dia mendoakanku.

Win the Fight - War Room
Hehehe... rasanya Bapa tersenyum mendengar pertanyaanku. Tampaknya pertanyaanku susah dijawab dengan kata-kata. Namun, tak lama berselang aku merasakan dorongan untuk menulis doa bagi orang-orang yang telah kukenal (name by name seperti kata pak Paulus Bambang) sehingga aku mulai punya buku catatan doa. Kuawali dengan tulisan doa untuk 3-4 orang lalu terus kutambahkan per harinya sehinga semakin hari semakin banyak yang kudoakan. Aku pun menuliskan tanggal penulisan doa-doa tersebut.

Hehehe... apa hubungannya dengan mendoakan orang asing? Apa hal ini bisa melatih kepekaan? Apa aku harus meminta karunia bernubuat? Dulu aku pernah memintanya karena aku ingin memahami bahasa Roh yang kuucapkan. Semenjak itu tiap kali berbahasa Roh aku mulai teringat kepada kebutuhan si A atau B atau C atau lainnya sehingga aku berpikir bahwa Rohku sedang mendoakan mereka tetapi aku tetap tidak dapat menafsirkan kata-kata-Nya.

Oh, apa aku memintanya dengan motivasi hati yang salah? Apa seharusnya aku meminta karunia bernubuat agar bisa mendoakan orang yang betul-betul asing bagiku? Jika kubayangkan diriku berkata kepada orang asing: "Boleh saya mendoakanmu?" atau "Mari saya doakan".  Lalu.... uwaah... mukaku bakal berubah semerah tomat karena aku tak tahu harus mengucapkan doa apa... xixixi... Dengan orang yang sudah kukenal aja belum sanggup apalagi dengan orang asing. Tidak... tidak... tidak... aku belum siap. Jangan sekarang lha. Lebih baik aku nyanyi di kamar aja sambil berdoa di dalam hati atau di tempat yang tersembunyi. Tunggu Tuhan menyiapkan hatiku...^.^

TERANGI DUNIA ~ GMS Live 
(Penulis: Franky Kuncoro)

Woo, o, o, wo, o, ow  (x3) Woo, o, o, wo, o, ow  (x3)
Verse: Bangkit, kumau bangkit bagi-Mu, Bersinar dan memuliakan-Mu. Maju, kumau maju bagi-Mu, Berjalan dengan kuat imanku.
Pre Chorus: Kumau hidup jadi terang-Mu, Terangi dunia di sekelilingku.
Chorus: Bangkit dan bersinar bagi-Mu, Serukan nama-Mu atas kemenanganku. Maju dan tinggikan Nama-Mu. Saksikan kemenangan. Nyatakan Kaulah Tuhan di hidupku.
Woo, o, o, wo, o, ow  (x3)

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.