Catatan Ibadah ke-3 Minggu 7 Mei 2017
30 April 2017 sewaktu tiba di
Bukit Doa Immanuel (BDI) para penumpang bus mendapatkan souvenir dompet
transparan yang berisi beberapa kupon makan, sebuah buku agenda, dan sebuah
bolpoin. Kulihat dompet tersebut ada yang berwarna pink, biru, dan warna-warna
lainnya. Tampaknya warna-warna tersebut dibagikan secara acak. Maka, di dalam
hatiku aku berkata: "Pink... Pink... Pink... Tuhan, aku mau pink."
Pria pembagi souvenir sekilas
melihatku dan tasku yang berwarna pink. Lantas dia mengambil souvenir dompet
pink dari dalam kardus dan memberikannya kepadaku. Hahaha... senangnya
hatiku... sampai-sampai aku segera pergi bersama dua wanita yang satu bus
denganku dan lupa berterima kasih kepadanya dan sayangnya aku juga langsung
lupa wajah pria itu.
Setelah menaiki banyak anak
tangga hingga kakiku merasa letih dan nafas sedikit tersengal-sengal, tibalah
aku di kamar F9. Astaga... semua ranjang bawah sudah terisi penuh. Alhasil, aku
pun menempati ranjang atas. Oh Tuhan, aku capek... kakiku capek... kenapa aku
dapat kamar nun jauh di atas bukit dan kasurnya di atas pula padahal biasanya
aku selalu dapat di bawah?
☆ Tapi, kamu
dapat souvenir pink.
★ Hahaha... iya... ya..., setidaknya aku dapat souvenir
pink. Terima kasih Tuhan. Ouch..., tadi aku lupa berterima kasih kepada pria
itu tetapi dia juga tak mungkin mendengar suara hatiku. Dia pasti menebak warna
pilihanku dari tas yang kubawa...^.^ Dia juga pasti sudah lupa wajahku seperti
aku melupakannya.
Hahaha... ternyata bahagia itu
sederhana. Hanya karena ingat bahwa Bapa memberiku souvenir pink sesuai
permintaan hatiku, seketika capekku tak terasa lagi. Hehehe... setelah ini
mandi lagi ah untuk yang ketiga kalinya lalu bertukar pakaian lagi karena udara
di sekitarku sungguh terasa hangat ...^.^
Kemudian aku berkenalan dengan
wanita yang tidur di bawahku dan kami saling bertukar cerita. Ketika kami
berdua saja, dia pun sempat berkata: "Kamu
pasti kecewa ketika masuk dan mendapati tempat tidur bawah sudah penuh. Aku
hanya tertawa saja di dalam hati melihat wajah-wajah kecewa yang datang
terakhir. Hahaha... kamu datangnya kurang pagi." Jawabku: "Hahaha...
iya sich... ini karena aku berangkat tepat waktu."
Namun, siapa sangka tidur nun
jauh di atas sono sesekali bisa kudapatkan sinyal ponsel padahal biasanya di
BDI aku tak pernah dapat sinyal karena selalu berada di kamar bawah dan ranjang
bawah. Selain itu, aku bisa melihat perubahan warna langit dari jendela kamarku
sehingga tanpa melihat jam aku bisa langsung tahu ketika langit mulai cerah
pertanda pagi t'lah tiba... ^_^
Ulangan 28:13 TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,
Meskipun demikian, tak bisa
dipungkiri bahwa turun terasa lebih ringan daripada naik dan berada di bawah
terasa lebih nyaman daripada di atas. Ketika aku dan seorang teman baruku
berjalan-jalan dan naik ke salah satu menara pengawas yang berada di ujung
arena flying fox, kerangka besinya
terasa bergoyang padahal yang naik ke sana hanya kami dan dua pria yang
semuanya bertubuh standar. Hehehe... untung hanya goyangan kecil sehingga kami
pun masih sempat memandang keindahan sawah yang terhampar di bawah bukit. Oh,
indah pemandangan... ^_^
KERINDUANKU
Ajarku ‘tuk lebih lagi mengasihi-Mu. Bawaku
mengerti isi hati-Mu. Baharuilah batinku dengan kuasa Roh-Mu. Inilah seg’nap
hidupku kuberikan bagi-Mu.
Reff: Selama hidup kurindu menyatakan
kemurahan-Mu yang t’lah Kau perbuat di hidupku. Kar'na Kau terlebih rindu ‘tuk
pulihkanku, bawaku menjadi kesayangan-Mu.
0 komentar:
Post a Comment