Sunday, December 25, 2016

Maut dalam Kuali

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 25 Desember 2016

Meskipun ada mama atau papa yang mau memasak untukku, ada kalanya mereka pun tidak sempat masak. Jika ini terjadi, biasanya aku lebih suka membeli makanan di luar daripada memasak sendiri. Kalau harus memasak sendiri, aku pun tak bisa memasak jika tak ada yang menyiapkan kompornya.

Dulu mama menggunakan kompor minyak tanah dan aku takut menggunakan korek api untuk menyalakan api. Jadi, dulu kumasak indomie dengan cara merendamnya dengan air termos... hehehe... seperti memasak pop mie. Namun, indomie atau supermie tidak boleh dimakan tiap hari lho. Beberapa hari sebelum terjadi kebakaran besar pada akhir 2007, mama tak sengaja menjatuhkan kompor minyak tanah ke lantai lalu timbullah kebakaran di dapur.

Karena panik, aku pun segera mengambil keset sabut kelapa yang ada di depan kamar mandi lalu mencelupkannya ke dalam bak mandi. Lantas keset tersebut kulempar di atas kompor yang terbakar. Fiuh... selamatlah dapur mama... hahaha... Kemudian setelah musibah kebakaran yang besar kami mengungsi ke rumah pinjaman. Di sana kompor minyak tanah pun meledak ketika dipakai memasak. Ternyata hal itu dikarenakan panjang sumbu kompornya tidak seimbang. Untunglah tak sampai terjadi kebakaran lagi.

Kau yang TerindahSemenjak kejadian-kejadian itu mama mulai menggunakan kompor gas LPG tetapi dia tidak berani memasang tabung LPGnya. Aku pun takut karena ada lagu yang berbunyi: "meletus balon hijau... DOR... (Aah)... hatiku sangat kacau..." wkwwk... jadi ya harus minta tolong tukang antar LPG atau papa yang masang tabungnya. Jika tidak ada mereka, tentu mama tak bisa memasak. Tanpa mereka aku pun jadi tak bisa masak air. Kalau masak nasi, masih bisa lha karena ada rice cooker... tapi kalau nasinya terlalu keras atau terlalu matang... ya harap maklum karena aku bukan juru masak... hehehe...

Enaknya membeli makanan di luar. Namun, makanan di luar tak selalu higienis karena kadang kala ada penjual yang keterlaluan. Misalnya: Penjual menghidangkan sambal kepada pembeli A tetapi hanya dihabiskan setengahnya. Eh, sisa sambalnya tidak dibuang tetapi langsung ditambahkan setengah lagi untuk dihidangkan lagi ke pembeli lain. Alamak... kalau pembeli A punya penyakit menular, gimana donk? Ada juga penjual yang menjual kembali makanan yang telah jatuh ke tanah. Katanya: "mumpung tidak ada yang melihat." Astaga... Selain itu, ada pula yang menjual makanan dari bahan-bahan kadaluarsa atau bahan-bahan tak layak konsumsi.

Yach, jika melihat fakta-fakta semacam itu, rasanya jadi takut membeli makanan di luar. Namun, jika tak ada pilihan lain, ya gimana lagi? Ah, asalkan tidak mengetahui rahasia dapur mereka, makan saja dengan tenang. Setidaknya aku telah berdoa sebelum makan untuk mengusir 'maut' yang mungkin ada dalam 'kuali'.
2 Raja-raja 4:40-41 Kemudian dicedoklah dari masakan tadi bagi orang-orang itu untuk dimakan dan segera sesudah mereka memakannya, berteriaklah mereka serta berkata: "Maut ada dalam kuali itu, hai abdi Allah!" Dan tidak tahan mereka memakannya. Tetapi berkatalah Elisa: "Ambillah tepung!" Dilemparkannyalah itu ke dalam kuali serta berkata: "Cedoklah sekarang bagi orang-orang ini, supaya mereka makan!" Maka tidak ada lagi sesuatu bahaya dalam kuali itu.
Hehehe... tepung Elisa bisa membuat makanan beracun menjadi layak dimakan. Doa sebelum makan seharusnya juga bisa membuat makanan berbahaya menjadi makanan yang menyehatkan karena saat kita berdoa tentulah Tuhan turun tangan. Bahkan, sekalipun penyedia makanan tidak benar, kita tetap harus memberkatinya...^.^
Doa sebelum Makan: "Ya Tuhan, terima kasih atas makanan yang telah Kau sediakan. Semoga makanan ini menyehatkan kami dan berkatilah setiap orang yang telah menyediakan makanan ini. Amin."
KAU yang TERINDAH ~ Alfa Omega
Kaulah segalanya oh Tuhanku, Kau sumber hidupku. Ku tak berdaya apapun tanpa kasih-Mu. Engkau kekuatanku, Engkau perisaiku ya Allahku. Peganglah tanganku oh Tuhanku, Terangi jalanku. Ku 'kan melangkah di jalan, Jalan yang tak pasti. Engkau pelitaku Tuhan gembalaku Selama-lamanya.
Kaulah yang terindah di dalam hidupku ini. Abadi cinta-Mu kepadaku Selalu kurasakan. Segala yang terindah di dalam hidupku ini Kus'rahkan pada-Mu, Pakailah hidupku 'tuk kemuliaan-Mu. Semua kehidupan di tangan Tuhan. Di jalan-Mu tak 'kan kekurangan.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.