Catatan Ibadah ke-3 Minggu 11
September 2016
Bacaan Lukas 5:1-11 Penjala Ikan menjadi Penjala
Manusia
Lukas 5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
Meskipun Yesus sedang dikerumuni orang banyak, dia memilih mendatangi
perahu Simon. Perahu berbicara tentang kehidupan atau pekerjaan. Yesus mau
mengenal kita secara pribadi sehingga dia mendatangi kita satu per satu.
Lukas 5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
Banyak orang yang telah lama menjadi Kristen tetapi masih berada di tempat
yang dangkal. Tuhan memang tetap bisa memakai kita di tempat yang dangkal.
Namun, jika kita terus menerus di tempat dangkal, lama-kelamaan kehidupan kita
menjadi hambar karena tak lagi mendengar suara Tuhan. Mungkin kita akan
bertanya-tanya: "mengapa saya tidak
bisa mendengar suara-Mu lagi?" Maka, Tuhan akan berkata: "Masalahnya
ada padamu sendiri. Saya telah pergi ke tempat yang dalam tetapi kamu masih
bertahan di tempat dangkal."
Jika tak bisa berenang, kita akan memilih berada di tempat dangkal karena
kaki kita masih bisa berpijak di dasarnya dan pada saat nyaris tenggelam kita
juga akan mudah mendapatkan bantuan dari orang-orang di sekitar kita. Namun,
jika kita mau menangkap ikan-ikan besar, kita harus pergi ke tempat yang dalam.
Di tempat yang dalam kita tak bisa keluar dari perahu jika kita tak bisa
berenang. Kita juga sulit mendapatkan bantuan dari orang-orang di sekitar
sehingga kita pun hanya mengandalkan
Tuhan dan akhirnya bisa mengalami
mujizat yang luar biasa. Di tempat yang dalam Tuhan tetap setia memegang
kita sehingga kita tak akan tenggelam.
Lukas 5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
Simon merupakan seorang nelayan yang handal. Dia amat memahami ikan dan
mengetahui seluk beluk perikanan, sedangkan Yesus merupakan seorang tukang kayu
yang beralih profesi menjadi pembicara. Ini seperti seorang dokter ahli jantung
yang menyatakan bahwa pasiennya mengalami kebocoran jantung lalu tiba-tiba
datanglah juru suntik (asisten dari asistennya dokter) yang menyatakan bahwa
pasien tersebut hanya memar. Bagaimana reaksimu terhadap perintah Tuhan?
Simon tentu saja enggan menuruti permintaan Yesus karena 99,9% pengalamannya
tidak mendukung permintaan Yesus sehingga dia beralasan telah bekerja keras
sepanjang malam. Meskipun demikian, dengan iman 0,1% Simon bersedia menuruti
permintaan Yesus. Jadi, untuk mengikuti
Tuhan, dibutuhkan ketaatan dan iman sebesar biji sesawi.
Matius 17:20 Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
0 komentar:
Post a Comment