Catatan Ibadah ke-3 Minggu 31 Juli 2016
1 Korintus 1:27-29 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
Hahahaha... ternyata aku
punya cerita karena aku punya kelemahan. Salah satu kelemahanku adalah
mengenali orang-orang yang jarang kutemui. Nah, mari kita lihat historis
pengenalanku akan wajah-wajah baru. Namun sebelumnya, maaf kepada pdt.Rubin Adi
Abraham yang hari ini berkhotbah karena aku belum bisa mengenali wajahnya.
Maklum lha... seingatku ini baru kedua kalinya aku dengar dan lihat khotbahnya.
Catatan di blogku juga menyatakan hal yang sama.
1. Proses Mengenali Wajah Ps.Philip Mantofa.
* Sekitar tahun 2011
kulihat wajahnya terpampang di sebuah papan yang terpasang di pinggir jalan
raya. Lalu kudengar cerita tentang dia dari temanku.
* Sekitar tahun 2012
kulihat wajahnya nongol di televisi tetapi aku bertanya-tanya: "siapa
dia?" hingga akhirnya seseorang di televisi menyebut-nyebut nama
Philip.
>> Karena kesamaan
nama Philip dan kesamaan perbuatan menyembuhkan orang sakit, aku mulai
berpikir: "Mungkinkah dia Philip Mantofa yang terkenal itu?"
Ternyata tebakanku benar.
* Ketika melihatnya
berdiri diam di atas mimbar (menjelang berakhirnya worship atau persiapan khotbah), kembali kubertanya-tanya: "Ini
siapa ya? Mirip Philip Mantofa. Benar tidak?"
>> Beberapa saat
kemudian dia berbicara dan aku langsung mengetahui bahwa tebakanku benar dan
diteguhkan pula oleh tulisan namanya yang tertera di layar.
Nah, setelah beberapa kali melihatnya di gereja barulah aku bisa mengenali
wajahnya. Setelah mendengar ceritaku, seorang teman dari gereja lain sontak
berkata: "kalau hamba Tuhan ternama,
aku pasti langsung bisa mengenalinya."
2. Proses Mengenali Wajah Ps. Sukirno Tarjadi.
* Pertama kali melihat
fotonya di dalam buku karangannya yang berjudul 'Catatan dari Pinggir Oasis'.
* Kedua kali melihat
fotonya di Facebook.
* Beberapa bulan kemudian
melihat dirinya muncul di mimbar dan spontan kubertanya-tanya: “Ini
siapa ya?” lalu tak lama berselang muncullah tulisan namanya di layar. Hehehe...
ternyata yang di foto Facebook itu.
Selesai ibadah dengan yakin kukatakan pada temanku bahwa aku baru pertama kali
melihatnya. Aku juga menceritakannya pada titiku hingga dia berkata: "dia
penulis buku Catatan dari Pinggir Oasis... kan ada fotonya."
>> Segera kuamati
foto-fotonya dan barulah aku menyadari kemiripannya. "Oh... kalau fotonya bergerak,
ekspresinya jadi seperti itu ya..."
3. Proses Mengenali Wajah Pdt. Johannes Sonny Susanto.
* Pertama kali melihatnya
berjubah putih di dekat kolam baptis dan bertugas membaptis orang.
* Selanjutnya melihat dia
selalu memakai jas hitam dan celana panjang dengan dasi panjang dan bertugas
memimpin doa atau membacakan pengumuman tetapi tidak mengenalinya.
>> Aku baru
mengenalinya setelah ko Philip menyebut namanya pada suatu akhir khotbah. "Iya...
ya... dia pembaptisku. Nama panggilannya sama, suaranya sama, dan cara
senyumnya juga sama."
4. Proses Mengenali Wajah Pdt.Samuel Handoko.
* Pertama kali melihatnya saat ibadah via live streaming. Karena tidak mengetahui namanya, aku capture fotonya.
* Beberapa kali
melihatnya membaca pengumuman di gereja tetapi tidak mengenalinya.
>> Beberapa bulan
kemudian ada teman kerja baru (AOG) dari gereja yang sama lalu kutunjukkan
hasil capture fotonya sembari
bertanya: "kamu tahu pendeta ini?" Dengan segera dia menjawab: "ini pendeta yang hadir saat tanya
jawab kitab Wahyu tetapi aku lupa namanya."
>> "Oh... aku tidak menghadiri ibadah
tanya jawab kitab Wahyu tetapi aku ingat ko Philip bilang bahwa dia akan
menjawabnya bersama pdt.Samuel Handoko. Jadi, itu pasti dia yang selalu mengisi
buletin Voice dan pernah membacakan pengumuman di gereja. Aku belum pernah mendengarnya
berkhotbah secara langsung dan 2x live streaming lihat dia tetapi tidak
mengetahui namanya. Hmm... iya sich...
mirip... Jadi, kalau fotonya seperti
ini atau di layar seperti itu, aslinya seperti di gereja itu ya... hehehe...
iya... ya... mirip."
Namun, seandainya aku bertemu para
pendeta tersebut di luar kalangan gereja dalam penampilan berbeda, mungkinkah
aku masih bisa mengenali mereka?
4. Proses Mengenali Wajah Mantan Atasan.
* Dulu terbiasa
melihatnya memakai baju dan celana panjang.
* 7 tahun kemudian dia
menyapaku dengan mengenakan gaun dan model rambut baru. Di dalam hati
bertanya-tanya: "Ini siapa ya? Sepertinya aku pernah kenal." Lantas
kubiarkan dia mengucapkan beberapa kalimat. Hehehe... setelah mendengar suaranya dan melihat gaya bicaranya aku pun segera
mengenalinya.
5. Proses Mengenali Wajah Minion (tokoh samaran).
* Pertama kali melihatnya
tanpa kacamata, tersenyum ramah dengan suara lembut.
* Lalu melihat fotonya di
dunia maya... mirip dengan aktor Korea (dewasa)... mirip dech dengan
penampakannya yang pertama... tapi terlihat agak berbeda dari penampakannya
yang kedua.
* Kedua kali melihatnya
dengan model rambut baru (model anak muda), berkacamata, dan suara agak keras. "Kok terlihat lebih sangar daripada
yang pertama kali kulihat? Apa ini orang yang sama? Oh Tuhan, aku lebih suka
penampakannya yang pertama karena yang kali
ini terkesan sedikit garang. Aku jadi agak takut."
Pdt.Rubin Adi Abraham: "Lebih baik tampang preman tetapi hati beriman daripada tampang security tetapi hati Hello Kitty."
Hahaha... setuju sich
setuju... tapi dia tidak mirip preman... hanya
sedikit mirip mantan preman :p ... hehehe... Benarkah hatinya beriman? Apakah dia mengikuti retreat Fourth Dimension yang pernah kuinfokan secara diam-diam? ^.^...Itu
belum bisa kupastikan juga...^.^ Namun, teman-teman memanggilnya dengan nama
yang sama. Ketika dia berdiri di depanku dan pasang tampang datar tanpa melihat
ke arahku, kupandangi wajahnya untuk memastikan hingga dia tersenyum tanpa
memandangku.
>> Hahaha... untung
dia tidak gondrong sehingga aku bisa melihat dan menyadari bahwa senyumnya
sama. Ketika dia tersenyum, ekspresi
wajahnya terlihat sama dengan yang pertama kali kulihat. Hati ini jadi
tenang dech. Hehehe... ternyata ini memang orang yang sama meskipun penampilannya
berbeda...^.^
Ouw... aku paham
sekarang. Aku mengenali orang secara
utuh (full package) sehingga
ketika ada bagian dirinya yang berubah, aku harus menata ulang ingatanku
tentang orang itu. Namun, kalau bertemu tiap hari atau sering bertemu dengan
seseorang, tentulah tidak sulit mengenalinya. Jadi, ini hanyalah soal waktu
hingga aku mengenali wajah seseorang.
KUNYANYI HALELUYA
Bapa kudatang menyembah-Mu di sini.
Kupercaya Kau ada bagiku. Tak usah ku takut s'bab Kau sertaku. Tak usah ku
bimbang Kau di dalamku. Tak usah ku cemas Kau penghiburku. Saat ku lemah Kau
kuatku.
~ Kunyanyi haleluya. Kunyanyi
haleluya. Sungguh Kau hebat. Ajaib perkasa Perbuatan-Mu.
~ Kunyanyi haleluya. Kunyanyi
haleluya. Sungguh Kau hebat, Ajaib perkasa Perbuatan-Mu di hidupku.
0 komentar:
Post a Comment