Monday, August 1, 2016

Proses Mengenali Wajah-wajah Baru

Catatan Ibadah ke-3 Minggu 31 Juli 2016
1 Korintus 1:27-29  Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
Hahahaha... ternyata aku punya cerita karena aku punya kelemahan. Salah satu kelemahanku adalah mengenali orang-orang yang jarang kutemui. Nah, mari kita lihat historis pengenalanku akan wajah-wajah baru. Namun sebelumnya, maaf kepada pdt.Rubin Adi Abraham yang hari ini berkhotbah karena aku belum bisa mengenali wajahnya. Maklum lha... seingatku ini baru kedua kalinya aku dengar dan lihat khotbahnya. Catatan di blogku juga menyatakan hal yang sama.

1. Proses Mengenali Wajah Ps.Philip Mantofa.

* Sekitar tahun 2011 kulihat wajahnya terpampang di sebuah papan yang terpasang di pinggir jalan raya. Lalu kudengar cerita tentang dia dari temanku.
* Sekitar tahun 2012 kulihat wajahnya nongol di televisi tetapi aku bertanya-tanya: "siapa dia?" hingga akhirnya seseorang di televisi menyebut-nyebut nama Philip.
>> Karena kesamaan nama Philip dan kesamaan perbuatan menyembuhkan orang sakit, aku mulai berpikir: "Mungkinkah dia Philip Mantofa yang terkenal itu?" Ternyata tebakanku benar.

* Ketika melihatnya berdiri diam di atas mimbar (menjelang berakhirnya worship atau persiapan khotbah), kembali kubertanya-tanya: "Ini siapa ya? Mirip Philip Mantofa. Benar tidak?"
>> Beberapa saat kemudian dia berbicara dan aku langsung mengetahui bahwa tebakanku benar dan diteguhkan pula oleh tulisan namanya yang tertera di layar.

Nah, setelah beberapa kali melihatnya di gereja barulah aku bisa mengenali wajahnya. Setelah mendengar ceritaku, seorang teman dari gereja lain sontak berkata: "kalau hamba Tuhan ternama, aku pasti langsung bisa mengenalinya."

2. Proses Mengenali Wajah Ps. Sukirno Tarjadi.

* Pertama kali melihat fotonya di dalam buku karangannya yang berjudul 'Catatan dari Pinggir Oasis'.
* Kedua kali melihat fotonya di Facebook.
* Beberapa bulan kemudian melihat dirinya muncul di mimbar dan spontan kubertanya-tanya: “Ini siapa ya?” lalu tak lama berselang muncullah tulisan namanya di layar. Hehehe... ternyata yang di foto Facebook itu. Selesai ibadah dengan yakin kukatakan pada temanku bahwa aku baru pertama kali melihatnya. Aku juga menceritakannya pada titiku hingga dia berkata: "dia penulis buku Catatan dari Pinggir Oasis... kan ada fotonya."
>> Segera kuamati foto-fotonya dan barulah aku menyadari kemiripannya. "Oh... kalau fotonya bergerak, ekspresinya jadi seperti itu ya..."

Learn to Remember3. Proses Mengenali Wajah Pdt. Johannes Sonny Susanto.

* Pertama kali melihatnya berjubah putih di dekat kolam baptis dan bertugas membaptis orang.
* Selanjutnya melihat dia selalu memakai jas hitam dan celana panjang dengan dasi panjang dan bertugas memimpin doa atau membacakan pengumuman tetapi tidak mengenalinya.
>> Aku baru mengenalinya setelah ko Philip menyebut namanya pada suatu akhir khotbah. "Iya... ya... dia pembaptisku. Nama panggilannya sama, suaranya sama, dan cara senyumnya juga sama."

4. Proses Mengenali Wajah Pdt.Samuel Handoko.

* Pertama kali melihatnya saat ibadah via live streaming. Karena tidak mengetahui namanya, aku capture fotonya.
* Beberapa kali melihatnya membaca pengumuman di gereja tetapi tidak mengenalinya.
>> Beberapa bulan kemudian ada teman kerja baru (AOG) dari gereja yang sama lalu kutunjukkan hasil capture fotonya sembari bertanya: "kamu tahu pendeta ini?" Dengan segera dia menjawab: "ini pendeta yang hadir saat tanya jawab kitab Wahyu tetapi aku lupa namanya."

>> "Oh... aku tidak menghadiri ibadah tanya jawab kitab Wahyu tetapi aku ingat ko Philip bilang bahwa dia akan menjawabnya bersama pdt.Samuel Handoko. Jadi, itu pasti dia yang selalu mengisi buletin Voice dan pernah membacakan pengumuman di gereja. Aku belum pernah mendengarnya berkhotbah secara langsung dan 2x live streaming lihat dia tetapi tidak mengetahui namanya. Hmm... iya sich... mirip... Jadi, kalau fotonya seperti ini atau di layar seperti itu, aslinya seperti di gereja itu ya... hehehe... iya... ya... mirip."

Namun, seandainya aku bertemu para pendeta tersebut di luar kalangan gereja dalam penampilan berbeda, mungkinkah aku masih bisa mengenali mereka?

4. Proses Mengenali Wajah Mantan Atasan.

* Dulu terbiasa melihatnya memakai baju dan celana panjang.
* 7 tahun kemudian dia menyapaku dengan mengenakan gaun dan model rambut baru. Di dalam hati bertanya-tanya: "Ini siapa ya? Sepertinya aku pernah kenal." Lantas kubiarkan dia mengucapkan beberapa kalimat. Hehehe... setelah mendengar suaranya dan melihat gaya bicaranya aku pun segera mengenalinya.

5. Proses Mengenali Wajah Minion (tokoh samaran).

* Pertama kali melihatnya tanpa kacamata, tersenyum ramah dengan suara lembut.
* Lalu melihat fotonya di dunia maya... mirip dengan aktor Korea (dewasa)... mirip dech dengan penampakannya yang pertama... tapi terlihat agak berbeda dari penampakannya yang kedua.
* Kedua kali melihatnya dengan model rambut baru (model anak muda), berkacamata, dan suara agak keras. "Kok terlihat lebih sangar daripada yang pertama kali kulihat? Apa ini orang yang sama? Oh Tuhan, aku lebih suka penampakannya yang pertama karena yang kali ini terkesan sedikit garang. Aku jadi agak takut."
Pdt.Rubin Adi Abraham: "Lebih baik tampang preman tetapi hati beriman daripada tampang security tetapi hati Hello Kitty."
Hahaha... setuju sich setuju... tapi dia tidak mirip preman... hanya sedikit mirip mantan preman :p ... hehehe... Benarkah hatinya beriman? Apakah dia mengikuti retreat Fourth Dimension yang pernah kuinfokan secara diam-diam? ^.^...Itu belum bisa kupastikan juga...^.^ Namun, teman-teman memanggilnya dengan nama yang sama. Ketika dia berdiri di depanku dan pasang tampang datar tanpa melihat ke arahku, kupandangi wajahnya untuk memastikan hingga dia tersenyum tanpa memandangku.

>> Hahaha... untung dia tidak gondrong sehingga aku bisa melihat dan menyadari bahwa senyumnya sama. Ketika dia tersenyum, ekspresi wajahnya terlihat sama dengan yang pertama kali kulihat. Hati ini jadi tenang dech. Hehehe... ternyata ini memang orang yang sama meskipun penampilannya berbeda...^.^

Ouw... aku paham sekarang. Aku mengenali orang secara utuh (full package) sehingga ketika ada bagian dirinya yang berubah, aku harus menata ulang ingatanku tentang orang itu. Namun, kalau bertemu tiap hari atau sering bertemu dengan seseorang, tentulah tidak sulit mengenalinya. Jadi, ini hanyalah soal waktu hingga aku mengenali wajah seseorang.

KUNYANYI HALELUYA
Bapa kudatang menyembah-Mu di sini. Kupercaya Kau ada bagiku. Tak usah ku takut s'bab Kau sertaku. Tak usah ku bimbang Kau di dalamku. Tak usah ku cemas Kau penghiburku. Saat ku lemah Kau kuatku.
~ Kunyanyi haleluya. Kunyanyi haleluya. Sungguh Kau hebat. Ajaib perkasa Perbuatan-Mu.
~ Kunyanyi haleluya. Kunyanyi haleluya. Sungguh Kau hebat, Ajaib perkasa Perbuatan-Mu di hidupku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.