Monday, August 1, 2016

Hatiku Belum Berkobar-kobar tetapi Masih Berdebar-debar

On Fire (2)
Catatan Ibadah ke-3 Minggu 31 Juli 2016
Pdt.Rubin Adi Abraham: "Tidak perlu mencari hamba Tuhan yang profetik karena sekarang Tuhan hadir di sini ..."
Iyaa... Meskipun nubuatan dari hamba Tuhan lebih mantap didengar, aku tidak suka mencari hamba Tuhan yang profetik karena biasanya mereka bernubuat dengan suara keras di depan beberapa 'penonton'. Gimana kalau nubuatannya bersifat pribadi? Wah, jangan sampai didengar orang lain donk. Sesungguhnya aku ini amat introvert (tertutup) dan privasi amat penting buatku sehingga aku juga enggan menulis kesaksian pribadi karena hal ini memaksaku belajar lebih terbuka daripada sebelumnya.
Melawan Rasa Takut

Bagaimana kalau tulisanku dibaca oleh orang-orang yang bersangkutan? Oh... aku bisa menggunakan bahasa kiasan atau cerita fiksi. Namun, bagaimana jika tetap dipahami dengan baik oleh orang-orang yang ada dalam ceritaku. Uwaahh... untuk beberapa tulisan tertentu, rasanya sungguh mendebarkan hati. Namun, Roh Kudus memang tak pernah gagal...^.^

Bagaimana jika ada suatu pernyataan yang disampaikan lewat suara hati dan khotbah pendeta? Terkadang rasanya sungguh tidak mantap didengar karena tidak relevan dengan realita yang ada. Bayangkan saja tiba-tiba ada yang berkata: "pria itu akan menjadi suamimu" padahal aku jarang melihatnya. Maka, salah satu pertanyaanku bisa seperti ini: "Oh Tuhan, bagaimana mungkin itu terjadi? Wajahnya saja belum bisa kuingat dengan baik. Karakternya juga belum kuketahui ...^.^"
Pdt.Rubin Adi Abraham: "Setelah 3 bulan suami pulang ke rumah tetapi isteri bertanya: "kamu siapa?" hahaha... tidak sadar kalau itu suaminya... hahaha..."
Hahahaahaaha... kenapa malah tertawa sich? Beneran lho itu bisa menjadi nyata adanya karena ada orang-orang tertentu yang sulit mengenali wajah orang yang jarang ditemui, seperti diri ini... hihihi... Bagaimana aku bisa mengingat wajah seseorang jika orang itu hanya nongol tiap 3 bulan? Jadi, daripada dibingungkan oleh suara hati dan khotbah pendeta, berdoa saja seperti ini: "Tuhan, jika dia memang jodohku, dekatkan dia padaku. Jika tidak, jauhkanlah dia dariku... sejauh-jauhnya... agar aku tidak bertemu dia lagi. Jika perlu, pindahkan aku ke tempat lain sejauh Timur dari Barat... hehehe..."

Nah... masalah selesai... saatnya tidur nyenyak.
Kejadian 2:21  Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
Aduh... kenapa kata tidur nyenyak membuatku teringat ayat di Before 30 episode 110 itu? Mungkin aku memang harus belajar mengingat wajah seseorang yang jarang kutemui. Okey dech... tetapi tak mungkin lha terang-terangan mengamati wajah seseorang karena aku bisa malu pada semut merah seperti Chrisye: "Malu aku malu pada semut merah yang berbaris di dinding Menatapku curiga Seakan penuh tanya sedang apa di sini?"

Lebih baik seperti Naif: "Curi, curi-curi pandang. Curi, curi-curi pandang. Curi ke depan, curi ke belakang. Curi ke kanan dan curi ke kiri. Curi, curi-curi pandang. Curi, curi-curi pandang. Curi, curi-curi pandang. Curi ke depan, curi ke belakang. Curi ke kanan dan curi ke kiri. Curi, curi-curi pandang."

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.