Friday, March 25, 2016

Pertama Kalinya

Simon dari Kirene
Catatan Ibadah ke-2 Jumat Agung 25 Maret 2016
Pdt.Judy Koesmanto: "Hari ini saya ingin membahas tokoh-tokoh Alkitab. Di ibadah pertama tadi saya membahas Yudas Iskariot. Di ibadah kedua ini saya mau membahas yang lain tetapi tiba-tiba berubah pikiran dan saya putuskan untuk membahas tokoh ini. Harus tokoh ini. Simon dari Kirene."
Ah... Ko Judy dengan Simon dari Kirene lagi. Kemungkinan besar cerita tentang memikul salib seperti mengangkat galon air lagi. Yach, setelah baptis selam ibadah pertama kalinya yang kuikuti dibawakan oleh Ko Judy dengan tema ‘Simon dari Kirene’. (Itu mungkin ibadah ke-4). Ternyata inti khotbahnya memang sama dan ada galon airnya lagi... hahaha... Namun, kali ini ada yang berbeda. Dulu galonnya dibawa naik ke lantai atas dan sekarang galonnya dibawa ke rumah. Hahaha... tak penting lha galonnya dibawa kemana karena itu bukan inti khotbahnya.

Ketika pertama kali mengikuti ibadah di GMS, aku belum mengetahui namanya. Aku pun belum menerima baptisan Roh Kudus sehingga aku belum mampu mengingat semua firman yang disampaikannya sehingga saat itu aku hanya menuliskan renungan khotbah tentang Pengalaman Memikul Salib Bersama Yesus.

Seingatku dulu dia meminta jemaat mengulang kata ‘Mathetes’ dan kata-kata itulah yang membekas di benakku. Ketika aku tak kuat menahan sakit, ya rasanya ingin mati saja agar terbebas dari segala rasa sakit. Saat itu aku tak peduli surga atau neraka karena aku hanya ingin bebas dari sakit. Suara iblis tentu saja mengarahkanku untuk mati bila ingin bebas dari sakit. Namun, ingatan akan teriakan Yesus di kayu salib menghentikan pengaruh iblis.
Markus 15:34  Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Kata-kata Yesus itu terdengar seperti orang yang putus asa dan kata-kata tersebut sering menjadi bahan olokan orang non Kristen. Mereka seringkali berkata: "Mana ada Tuhan yang berteriak putus asa begitu. Kalau dia Tuhan, pasti bisa menyelamatkan dirinya." Ya. Yesus bisa saja menyelamatkan dirinya dari kayu salib tetapi Dia tidak mau melakukannya.
Filipi 2:6-8  Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Kalau Yesus melarikan diri dari rasa sakit, bagaimana aku bisa menghadapi rasa sakitku? Di salib Yesus turut merasakan penderitaan dan rasa sakit manusia.
Yohanes 10:10  Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Selama hidup di dunia ini kita akan selalu mengalami peperangan dengan iblis. Ada kalanya kita pun harus mengalami penderitaan karena ulah iblis atau karena dosa kita sendiri. Melalui salib-Nya kita diberi kekuatan untuk meninggalkan dosa dan menghadapi semua penderitaan yang ada.

"Eloi, Eloi, lama sabakhtani?" Ternyata ketika kata-kata itu kuucapkan dengan segenap hati, ada kekuatan baru yang Tuhan berikan kepadaku sehingga aku bisa melewati masa-masa yang paling menyakitkan dalam hidupku.
Mazmur 118:17-18  Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN. TUHAN telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada maut.
HANYA KAU - True Worshippers
Kau telah buktikan Cinta-Mu padaku. Kau membayarku dengan hidup-Mu, kubersyukur. Yang ada padaku Semuanya milik-Mu. Kupersembahkan s'luruh hidupku di mezbah-Mu.
Reff: Hanya Kau yang menjadi tempat jawaban. Hanya Kau tempatku berharap. Berjalan bersama-Mu ku tak 'kan goyah S'bab tangan kasih-Mu tersedia bagiku. S'lamanya Kau kucinta.

Keharuman Kristus
Ow... seingatku dulu Ko Judy juga tidak berimajinasi memarahi Aleksander dan Rufus. Kalau Rufus dimarahi papanya, seharusnya aku ingat lha karena kebetulan saja namanya mirip dengan singkatan namaku RuPus (Rully Puspita)... hehehe... Meskipun demikian, aku ya tidak mau menyingkat namaku agar tidak dikira pria. Ya... Meskipun nama Rully mirip nama pria tetapi nama Puspita mencerminkan sisi feminin lho karena Puspita berarti bunga. Bunga apa? Asumsikan saja sebagai bunga yang harum semerbak mewangi seperti kata Paulus... hahaha...
2 Korintus 2:15  Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.