Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 13 Maret 2015
Kejadian 2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Karena manusia tidak
dapat hidup sendirian, di Taman Eden Tuhan memberikan seorang penolong yang
sepadan dengan Adam. Keluarga merupakan idenya Tuhan. Seharusnya pria menikah
dengan wanita tetapi Amerika telah melegalkan pernikahan sesama jenis. Bahkan,
beberapa pendeta juga tidak berani menyuarakan kebenaran dan ikut memberkati
pernikahan semacam itu. Oleh karena itu, kita harus memperkuat nilai-nilai di
dalam keluarga.
1. Keluarga adalah Tempat Pembentukan
Integritas.
Keluarga adalah institusi tertua di dunia. Di dalam keluarga kita belajar mengasihi, belajar
memaafkan, belajar memberi, belajar berkorban, belajar menyelesaikan masalah,
dsb.
2 Timotius 2:4-5 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.
Keluarga merupakan lembaga pemerintahan terkecil
di dunia.
Ada seorang pria yang
berhenti bekerja karena tidak cocok dengan atasannya. Lalu dia pindah ke
perusahaan lain dan tidak cocok pula dengan supervisornya. Dia pun pindah lagi
di perusahaan lain dan di sini dia dipecat dengan alasan tidak bisa
berkomunikasi dengan baik. Kemudian pria ini mencoba profesi-profesi lain dan
akhirnya dia pun memutuskan menjadi misionaris di Indonesia bagian Timur.
Pak Edward pun bertanya: "Lalu bagaimana dengan isterimu?"
Dia pun mengatakan bahwa dia sudah bercerai. Ya... kalau kamu tidak bisa
menyelesaikan masalah keluarga, bagaimana kamu bisa menyelesaikan masalah orang
lain? Itu hanya pelarian saja. Jika kita
mampu menghadapi masalah di dalam keluarga, kita akan mampu menghadapi masalah
di luar rumah (market place atau
gereja).
Keluarga merupakan gereja terkecil di dunia. Ada pendeta yang melakukan pelayanan dengan baik
tetapi anak-anaknya kurang diperhatikan sehingga membencinya. Ya... terkadang
seseorang haus pujian dan kehormatan hingga mengabaikan penghormatan di rumah
sendiri. Ini tidak boleh terjadi. Perhatikan dulu keluargamu dengan baik.
Suatu hari pak Edward
menghadapi kendala saat hendak meninggalkan parkiran lalu dia marah-marah
kepada petugas yang ada di sana. Isterinya pun menegur dia: "Kamu jangan hanya bagus pada saat
berkhotbah. Dalam keseharian segala sesuatu yang kamu katakan adalah
khotbahmu." Maka, pak Edward pun berusaha mengendalikan amarahnya
karena isterinya merupakan pengkhotbah favoritnya... hahaha... Ya, kita harus
berusaha hidup selaras dengan perkataan kita.
BERSAMA KELUARGAKU
Kami datang di hadirat-Mu dalam satu
kasih dengan bersehati, Berjanji setia sampai akhir Mengasihi-Mu Yesus.
Reff: Bersama k'luargaku melayani Tuhan. Bersatu
s'lamanya mengasihi Engkau. Tiada yang dapat melebihi kasih-Mu ya Tuhan. Bagi
kami Engkau segalanya.
Gelombang badai hidup coba
menghalangi Namun kuasa Tuhan buka jalan kami.
0 komentar:
Post a Comment