Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 13 Maret 2015
2. Keluarga adalah Tempat Perlindungan
yang Aman dari Badai.
Amsal 14:26 Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.
* Pemilik Tata group
mampu menghadapi berbagai tekanan di tempat kerja. Namun, akhirnya dia mati
bunuh diri karena di rumah dia pun ditekan oleh isterinya.
* Seorang remaja puteri
di India dimarahi gurunya karena mencontek. Lalu gurunya menulis surat untuk
ayahnya. Ketika ayahnya membaca surat dari gurunya, dia pun memarahi anaknya: "Kamu bikin malu keluarga..."
Maka, anak itu pun pergi ke sebuah gedung yang tinggi dan terjun dari lantai
atas hingga tewas.
* Suatu hari salah satu
anak pak Edward pulang dengan menangis ke dalam pelukan papanya. Ternyata dia
baru saja dibully oleh
teman-temannya. Kata pak Edward: "Tenang...
kamu sudah berada di tempat yang aman."
Namun, bagaimana bila
seorang ayah pulang ke rumah dan segera disambut oleh teriakan-teriakan isteri
atau anaknya? Ya... berusahalah untuk
memperbaiki keadaan... mungkin membutuhkan waktu 3 hari, 3 bulan, atau 3
tahun. Namun, tetaplah berusaha. Jika kita tidak bisa menjaga keluarga yang
telah Tuhan percayakan kepada kita, bagaimana kita bisa memegang tanggung jawab
yang lebih besar?
3. Keluarga adalah Tempat Belajar dan
Bertumbuh.
Ada 3 tahapan belajar
anak:
a. Dari lahir hingga umur
12 tahun: anak belajar dan bertumbuh, seperti belajar merangkak, berjalan,
makan, mandi, berbicara, dll. Pada masa ini anak cenderung meniru perilaku
orang tuanya, entah baik maupun buruk.
b. Masa remaja: anak
memasuki tahap pengendalian diri.
c. Masa kuliah dan
seterusnya: masa God's Hand (anak
sudah tidak lagi mendengarkan perkataan orang tua dan belajar mendengarkan
arahan Tuhan.)
Lukas 2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
Selain mengalami
pertumbuhan fisik, kita juga harus terus menerus belajar hingga mengalami
pertumbuhan intelektual, sosial, dan spiritual hingga semakin berhikmat.
4. Keluarga adalah Tempat Mendapatkan
Kesempatan Kedua.
Ada seorang pria
(salesman) yang bekerja keras demi keluarganya. Ketika meninggal, dia
memberikan warisan $10.000 kepada isterinya agar dia dan ketiga anaknya dapat
membeli rumah impian mereka. Mereka amat terharu. Lantas mereka segera memilih
rumah impian mereka.
Namun, tiba-tiba anak
kedua diberitahu oleh temannya bahwa dia bisa mengubah $10.000 menjadi $20.000
dalam 3 hari. Anak itu pun memohon-mohon kepada ibunya agar mau memberikan
$10.000 tersebut. Pada awalnya ibu tidak mengizinkan karena uang itu merupakan
hasil kerja keras ayahnya. Anak itu pun terus memohon dan akhirnya ibu menjadi
luluh dan menyerahkan uang tersebut tanpa sepengetahuan kedua anak lainnya.
3 hari kemudian anak
kedua pun mengetahui bahwa dia telah ditipu. Si sulung pun memarahinya: "Anak tak tahu diuntung. Kamu telah
menghabiskan hasil jerih payah papa. Sebaiknya kamu tidak usah di sini. Kamu
tinggal saja di rumah temanmu atau terjun saja ke laut." Namun, ibunya segera berteriak: "Cukup" lalu dia menegur si
sulung: "Adikmu telah mengalami kehancuran di luar sana. Kita jangan
membuatnya hancur pula di rumah." Pada akhirnya keluarga itu pun
mengalami pemulihan.
0 komentar:
Post a Comment