Sunday, November 15, 2015

Sandalku Juga Diselamatkan

Catatan Ibadah ke-3 Minggu, 15 November 2015

11 Desember 2005 ko David - salah seorang anak bos mentraktir para karyawannya rafting (arung jeram) bila mau. Karena belum pernah rafting, kuputuskan ikut saja untuk menambah pengalaman. Setelah menempuh beberapa jam perjalanan kami pun tiba di arena rafting yaitu di Probolinggo. Probolinggo…oh….Probolinggo… kota kenanganku…kota asramaku….kota masa kanak-kanakku….”

Setiba di sana kami langsung makan siang lalu berjalan menuruni jalanan yang agak licin secara berkelompok sambil membawa dayung. Sesampai di arena rafting kami melihat salah satu guide (pemandu) rafting kehilangan dayung. Karena kejadian itu, guide-ku meminta dayungku untuk diberikan kepada guide yang kehilangan dayung. Dia berkata bahwa aku akan baik-baik saja meskipun tanpa dayung.

Oke dech…. Aku pupuk bawang saja alias rafting tanpa dayung... ya anggap saja seperti naik perahu penyeberangan… hehehe…. tinggal duduk dengan nyaman di atas perahu dan membiarkan teman-temanku yang mendayung. Karena aku dan seorang temanku tidak bisa berenang, kami berpesan kepada ‘guide’ perahu kami agar tidak membalikkan perahu karet kami. Dia pun setuju.

Ujian Iman
Namun, di tengah perjalanan perahu kami tak sengaja berbenturan dengan perahu lain dan mengakibatkan perahu kami oleng. BYUURRR… tanpa sempat berteriak aku pun meminum beberapa teguk susu coklat murni’ alias air sungai yang amat keruh. Oh, beginilah rasanya tenggelam. Ketika mau berteriak, bukan suara yang terdengar tetapi malah meminum air sebanyak-banyaknya. Lalu kusadari bahwa aku sendirian di bawah kegelapan perahu yang terbalik.

Sebelumnya guide kami sudah berpesan: “Bila airnya dangkal, kami harus tetap diam berpegangan tali di bawah perahu yang terbalik. Namun, bila airnya dalam, kami harus melepaskan pegangan dari perahu dan membiarkan diri mengapung.” Karena panik sendirian di bawah perahu yang gelap dan tidak menemukan tempat kaki berpijak, aku pikir aku berada di air yang dalam sehingga aku pun melepaskan peganganku dari perahu.

Perahu pun terlepas dan tubuhku berputar mengikuti arus. Kemudian kepalaku terbentur batu dengan keras hingga terasa agak pening. Aku pun hanya bisa pasrah karena aku tidak bisa berenang. Kubiarkan tubuhku yang memakai rompi pelampung mengambang di atas air seperti seekor kura-kura yang badannya terbalik. Di sekitarku kulihat beberapa kepanikan pula.

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang menarikku dan membantuku berdiri di atas batu kali (batu sungai) yang agak licin.
Habakuk 3:19  ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi).
Oh, rupanya aku ditolong oleh guide-ku. Lalu dia pun membantuku berjalan di sungai tersebut yang ternyata dangkal hingga aku tiba di perahu. Syukurlah..., aku pun selamat tanpa lecet sedikit pun. Lantas temanku memberitahu bahwa helmku retak. Oh, syukurlah kepalaku tidak ikut retak. Lalu kusadari bahwa salah satu sandal jepitku hilang karena terlepas dari ikatan rompi pelampungku. Ah, kalau nanti aku harus berjalan kaki tanpa alas kaki setelah turun dari perahu, bisa-bisa kakiku lecet karena kerikil dan bebatuan di jalan. Tapi, tak apalah yang penting sekarang aku selamat tanpa luka sedikit pun.

Tak lama berselang ada seorang teman di perahu lain berteriak memanggilku: “Rul, apa ini sandalmu?” Ketika melihatnya, aku langsung mengenalinya: “iya”. Lantas perahunya mendekat ke perahuku dan dia menyerahkan sandalku sembari berkata: “bilang apa?” Kataku: “terima kasih”. (hehehe... karena amat senang dan tak menyangka sandalku ikut diselamatkan, aku nyaris tak mampu berkata-kata. Untunglah temanku mengingatkanku untuk berkata ‘terima kasih’.)

Beberapa menit kemudian perahu kami mendarat di dekat air terjun. Karena di sana dingin, tiba-tiba perutku terasa kembung dan mual… mungkin juga karena efek tenggelam dan minum susu coklat murni’ yang baru sempat kurasakan sekarang. Huek... huek... huek...

BILA KUMELIHAT. Bila kumelihat apa yang Kau buat di dalam hidupku ini, Hanya air mata tanda sukacita mengalir di hidupku. Reff: Kubersyukur, kubersyukur atas kebaikan-Mu Yesus. Kubersyukur, kubersyukur atas kasih setia-Mu. Atas kasih setia-Mu (2x)

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.