Catatan
Ibadah ke-3 Minggu, 15 November 2015
Mei 2010 aku bercerita
kepada ko Welly - teman sekantorku perihal kegiatan rafting di tempat kerja lama. Karena dia belum pernah rafting, dia tertarik untuk merasakan
sensasi rafting. Maka, aku pun mengajak
beberapa teman untuk rafting bersama
pada 28 Mei 2010 di tempat yang pernah kudatangi pada 11 Desember 2005. Setelah
kuota terpenuhi kami pun berangkat ke sana.
Setiba di area rafting rombongan kami dipisahkan ke
dalam beberapa perahu kecil. Di tengah perjalanan perahu yang kunaiki mendadak
bocor karena terkena bebatuan. Guide
kami panik karena air mulai masuk ke dalam perahu padahal perjalanan masih
cukup jauh. Ketika melihat kepanikannya, aku menjadi tenang. Hehehe... karena
dia panik, tentulah dia akan melakukan sesuatu untuk menolong kami.
Itulah yang terjadi. Dia pun
memanggil perahu-perahu lain untuk memindahkan beberapa temanku ke perahu
mereka agar berat perahu berkurang. Lalu tersisalah aku dan dua temanku yang
tetap melanjutkan perjalanan dengan perahu karet bocor hingga kami tiba di
tempat makanan ringan. Setiba di sana kami bersantai sejenak. Kemudian
perjalanan dilanjutkan setelah kami semua dipindahkan ke perahu-perahu lain. Alhasil, kami semua selamat sampai di tujuan.
Fiuuh... dua kali rafting, dua kali sial, tetapi untungnya
berlipat-lipat... hahaha... Untunglah di
perahuku Yesus tak pernah tertidur. Kalau Yesus sampai tertidur
seperti ini, aku juga pasti panik lha.
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." (Matius 8:24-25)Ketika pengalaman ini kuceritakan kepada ko Welly (yang tidak berada satu perahu denganku), dia berkata: “Enak yo... pengalaman seperti itu yang kuinginkan... tapi aku malah bosan karena rafting-ku hanya seperti naik perahu biasa... tak ada yang istimewa.”
Kataku: “Hah... aku justru berharap bisa rafting
dengan tenang sepertimu... tapi dua kali rafting dapat masalah terus. Andai
saja kita mengetahui hal ini sejak awal, kita ‘kan bisa saling tukar perahu..
hehehe...”
Sayangnya, kita tidak bisa
mengetahui hal-hal yang akan terjadi di depan. Seringkali kita pun tidak
mendapatkan apa yang kita inginkan. Entah kita menyerahkan kendali kepada orang lain (tanpa dayung) atau kita mengendalikan sendiri (pegang dayung), masalah tetap tak terhindarkan. Jadi, daripada iri dengan perahu lain, mari kita nikmati perahu kita sendiri
dengan segala suka dukanya. Yang penting: ada penyertaan Yesus.
PERTOLONGAN-MU ~ Citra Scholastika
Hatiku tenang berada dekat-Mu, Kaulah
jawaban hidupku. Hatiku tenang berada dekat-Mu, Kau yang p’lihara hidupku.
Reff: Pertolongan-Mu begitu ajaib, Kau
t’lah memikat hatiku. Di saat aku tak sanggup lagi, di situ tangan-Mu bekerja.
Pertolongan-Mu begitu ajaib, Kau
t’lah memikat hatiku. Kini mataku tertuju pada-Mu. Kurasakan kasih-Mu Tuhan.
0 komentar:
Post a Comment