Catatan
Ibadah ke-2 Minggu, 11 Oktober 2015
Jalannya Sedikit Berputar Tapi Tepat Sasaran
Akhir tahun lalu Eike meminta bukti
pemotongan PPh21 karyawan kepada atasan di Surabaya untuk pelaporan pajak tahun
ini tetapi atasan tak mau memberikannya. Dia berkata: "setiap penghasilan karyawan pasti dilaporkan kok."
Namun, dia tetap bersikeras tidak mau memberikan buktinya dan dia mengatakan
bahwa semua karyawan juga tidak mendapatkannya, kecuali dia saja.
Fiuuh... karena tak ada yang bisa Eike
lakukan, akhirnya dia hanya berdoa: "Tuhan, bukalah pikiran dan hatinya
agar mau memberikan bukti pemotongan pajak kepada setiap karyawan yang punya
NPWP secara tepat waktu."
Sekitar awal tahun ini tiba-tiba seorang
teman (Mr.A) curhat. Dia mengatakan bahwa dia baru saja memiliki NPWP karena
itu diperlukan untuk kredit rumah. Lalu dia pun meminta bukti pemotongan pajak
kepada atasan di Surabaya dan jawabannya pun sama saja. Atasan tetap tidak mau
memberikannya meskipun dia sudah tiga kali memintanya. Eike hanya berkata: "sama donk... aku juga sudah minta tiga kali dan tetap tidak dikasih."
Kemudian Mr.A menceritakan
bahwa atasan hanya memberikan bukti pemotongan pajak kepada Mr.T dan Mr.R. Kata
Eike: “Oalah... ternyata atasan berbohong. Katanya hanya dia yang dapat. Eh...,
ternyata MR.T dan Mr.R diberinya juga. Tapi, kita kok tidak dikasih sich?”
Namun, di dalam hati Eike berkata: "hehehe...
doaku didengar... aku diberi teman seperjuangan." Meskipun demikian, mereka
tetap tak menemukan cara untuk mengubah keputusan atasan di Surabaya. Maka, doa
yang sama tetap Eike lanjutkan. "Tuhan,
bukalah pikiran dan hatinya agar mau memberikan bukti pemotongan pajak kepada
setiap karyawan yang punya NPWP secara tepat waktu. Kalau perlu, aturlah supaya semua karyawan diwajibkan punya NPWP."
Beberapa bulan kemudian Mr.A
meneruskan sebuah email kepada Eike dengan tema: 'Pendaftaran NPWP untuk semua
karyawan di seluruh cabang Indonesia'. Email tersebut diterimanya dari
salah seorang karyawan Bandung. Karyawan Bandung menerimanya dari HRD pusat di
Jakarta. Email itu berisi himbauan agar semua karyawan yang belum memiliki NPWP
segera mengisi formulir pendaftaran dengan melampirkan scan KTP.
Mr.A: "Kebetulan ada email ini. Ayo telepon ke HRD pusat untuk menanyakan kalau sudah punya NPWP bagaimana?"
Eike: "Kalau
telepon, kamu saja yang telepon. Eike lebih baik email atas nama kita
berdua." (tentunya tanpa sepengetahuan atasan)
Mr.A: "Oke
lha... kita email biar setelah ini aku
bisa tidur nyenyak. Kalau sampai ketahuan atasan di Surabaya, biarlah kita
jelaskan kronologinya."
Eike: “Iya... kita ‘kan sudah pernah minta
baik-baik tetapi tetap tidak diberi oleh atasan kita.”
(Email pun dikirimkan dengan mencantumkan
sebuah pertanyaan: "Di Surabaya ada
dua karyawan yang sudah punya NPWP. Agar kami bisa mendapatkan bukti pemotongan
pajak, bagaimana prosedurnya?")
Sehari berlalu tidak ada balasan email. Tetap berdoa. Dua hari berlalu tidak
ada balasan email. Tetap berdoa. Hari ketiga
email sempat rusak di pagi hari. Ketika email sudah diperbaiki, mereka belum
juga melihat ada balasan email. Jadi, mereka sepakat untuk mengirim ulang email
yang sama (Kindly Reminder).
Eh... setelah email terkirim untuk kedua
kalinya tiba-tiba Eike lihat ada balasan email dari HRD Pusat yang seharusnya
sudah mereka terima pagi hari jika email tidak rusak. Inti pesannya: "Kirimkan
NPWPnya, bukti pemotongan akan segera dikirim." Wow... segera saja mereka kirim email scan KTP
dan NPWP. Kata Eike kepada teman sebelahnya: "hehehe... doanya
terkabul". Tak disangka-sangka Yesus membukakan jalan dari Bandung
untuk menuju Jakarta padahal doa Eike meminta pembukaan jalan di Surabaya.
Hahaha... doa benar-benar membukakan jalan keluar yang tak pernah terpikirkan
oleh mereka berdua. Ketika kita menghadapi jalan buntu, berdoa saja
hingga sesuatu terjadi karena
Tuhan pasti akan membuka jalan ketika tak ada jalan.
How great is our God, sing with
me How great is our God, all will see How great,
how great is our God
1 Samuel 16:7 ... manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.
Dari Tak Ada Menjadi Ada
Dulu aku bisa menolak daftar connect group (CG) dengan alasan
transportasi. Kupikir hal ini akan selalu bisa kujadikan alasan. Namun, tak
disangka-sangka kini ada gojek. Dunia
berkata: "belajarlah nyetir motor
sendiri supaya bebas kemana-mana dan tidak tergantung pada orang lain."
Namun, tak semua orang bisa semudah itu melakukannya. Batas keberanian atau kekuatan tiap
orang 'kan beda-beda sehingga kadar pencobaan yang dialami tiap orang juga
beda-beda.
1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Yesus berkata: "Karena kamu tidak berani mengendarai motor, sekarang AKU sediakan gojek untukmu agar bisa mengikuti CG...^.^" Hahaha... kok bisa ya? Sesuatu yang dulunya
tak ada kini menjadi ada.
++++++++++++++++++++++++
MUJIZAT PASTI TERJADI
++++++++++++++++++++++++
Mujizat pasti terjadi Saat kudatang di hadapan-Mu. Tiada yang tak mungkin bagi orang percaya. Kau Yesus Tuhan yang memulihkanku.
Reff: Dan
kupercaya pada-Mu. Yang tak mungkin terjadi
Semua menjadi mungkin. Mujizatpun terjadi Di saatku
bernyanyi Dengan seg’nap hatiku.
(http://youtu.be/s4unVgZV_xk)
0 komentar:
Post a Comment