Catatan
khotbah ibadah ke-1 oleh pdt.Leonardo Sjiamsuri
Roma 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
>> "Tidak penting apa yang Anda setir, yang penting siapa yang
menyetir Anda." Pada saat ini banyak pengusaha mengeluhkan pendapatan
yang menurun dan mereka tidak menemukan solusi. Untuk menghadapi keadaan
seperti ini, jawabannya sederhana saja, yaitu hiduplah dipimpin Roh Kudus.
Namun, kebanyakan pengusaha tidak bisa menerima jawaban sesederhana ini dan
terus mencari jawaban yang rumit.
Mengapa Banyak Orang Tidak Mendengar Suara Roh Kudus?
1.
Tidak Mau Bertanya kepada Tuhan.
Yesaya 45:3 Aku akan memberikan kepadamu harta benda yang terpendam dan harta kekayaan yang tersembunyi, supaya engkau tahu, bahwa Akulah TUHAN, Allah Israel, yang memanggil engkau dengan namamu.
>> Seandainya saya menyembunyikan
emas 300 gram di dalam ruangan ini dan saya memberitahu kalian untuk mengambil
emas itu jika menemukannya, kalian pasti membongkar-bangkir kursi, atap, dan
memeriksa semuanya agar bisa memiliki emas tersebut. Namun, kalian tidak akan
bisa menemukannya karena emasnya saya simpan di kantong saya. Kalian baru bisa
menemukannya jika kalian bertanya kepada saya. Harta terpendam juga disimpan oleh Tuhan. Bila kalian ingin
menemukannya, bertanyalah kepada Tuhan.
☆☆ Renungan: Mencari Pemilik Suara Terpendam
Sejak SD hingga
remaja aku sering bertanya-tanya di dalam hati lalu ada yang menjawabku.
Misalnya bertanya-tanya: "Apa besok
hujan? Apa aku akan bertemu dengan orang itu? Apa aku akan lulus?"
Lalu jawaban pun muncul dengan sendirinya.
Kadang jawabannya
benar, kadang jawabannya salah. Jika jawabannya benar, kuanggap hanya
kebetulan. Jika jawabannya salah, kuanggap suara-suara itu hanya perasaanku
saja. Bagaimana mungkin aku bertanya-tanya sendiri
dan jawab-jawab sendiri? Sebenarnya ini suara siapa sich? Saat itu kupikir hal
itu tak wajar sehingga hanya kusimpan di dalam hati.
Ketika SMA pada saat
pelajaran agama ada guru yang mengatakan bahwa Tuhan tinggal di dalam hati kita dan bisa berbicara kepada kita
lewat suara hati atau hati nurani sehingga lewat suara itu kita akan diarahkan
ke jalan yang benar. Namun, jika kita terus menerus mengabaikan suara hati,
lama-kelamaan hati nurani kita menjadi tumpul sehingga kita tidak bisa lagi mendengarkan suara Tuhan.
Saat itu aku mulai
memahami bahwa salah satu suara yang ada di hatiku adalah suara Tuhan. Namun,
timbul pertanyaan lagi: "Bagaimana
cara mengenali suara Tuhan? Suara hati ini 'kan terdiri dari suara Tuhan, suara
iblis, dan suara manusia (keinginan hati). Suara iblis pasti penuh
ketidakbenaran karena iblis adalah bapa segala pendusta. Suara manusia pasti
sesuai keinginan kita. Suara Tuhan pasti penuh kebenaran tetapi bagaimana
memastikan jawaban yang benar?"
0 komentar:
Post a Comment