Renungan Hari Ke-41 dari buku 'Purpose Driven Life' ~ Rick Warren (Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini)
"Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang." (Amsal 14:30)
Dalam hal apakah aku sering membanding-bandingkan diri dan iri hati terhadap orang lain?
Andai Aku Bisa Terbang Bebas Menembus
Awan
Ku tak membawa apapun juga saat kudatang ke dunia.
Lalu seiring pertambahan usia kusadari ada hal-hal yang harus diperoleh agar
mampu bertahan hidup. Jadi, mulai seperti Nobita dech:
"Aku ingin begini. Aku ingin begitu. Ingin ini, ingin itu, banyak sekali . . . Semua, semua, semua dapat dikabulkan, dapat dikabulkan dengan kantong ajaib. Aku ingin terbang bebas di angkasa. "Hey! Baling-baling Bambu!!" La, la, la. Aku sayang sekali... Doraemon... La,la,la aku sayang sekali Doraemon..." (lirik lagu 'Doraemon')
Namun, keinginan tak sesuai kenyataan. Delapan tahun lamanya aku malah
dijebloskan di sebuah asrama putri. Maka,
- Saat kuingin bermain, kuharus tidur meskipun tidak mengantuk.
- Saat kuingin tidur, kuharus ikut doa malam lalu masih harus belajar malam.
- Saat kuenggan bangun tidur, kuharus segera ke kamar mandi karena bel telah dibunyikan.
- Saat aku masih kenyang, kuharus tetap makan.
- Saat kuingin mangga, yang kudapatkan cuma pisang. Hampir tiap siang cuma ada pisang hingga muak aku memakannya.
- Saat kuingin es krim, kuhanya dapat air putih sepuasnya dan seperempat gelas air teh manis tiap pagi.
- Saat kuingin berambut panjang, kubiarkan rambutku dipotong.
- Saat kuingin memakai celana, kuharus puas dengan mengenakan rok.
- Saat kuingin berlibur di rumah, kuharus tetap menikmati liburan di asrama.
- dan masih banyak lagi.
"Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi, tercipta nelangsa merenggut sukma, terwujud keinginan yang tak pernah terwujud. Aku tak bisa pindah, pindah ke lain hati." (penggalan lirik lagu 'Tak Bisa ke Lain Hati')
Namun, berapa lama aku akan hidup seperti ini? Bagaimana bila sisa umurku
masih 1000 tahun lagi? Akankah kuhabiskan sisa hidupku ini dengan meratapi
keadaan?
"Jika kau tak bisa bahagia dengan yang sedikit, selamanya kau tak akan bahagia."
Jadi, pertanyaannya:
- Bagaimana aku bisa mengubah keadaan?
- Kalau tidak bisa mengubahnya, bagaimana caranya agar hari ini aku bisa lebih gembira daripada hari kemarin?
- Oh, bagaimana aku bisa menikmati semua yang telah kupunya jika aku tidak memperhatikannya?
- Lantas kenapa aku harus berfokus pada hal-hal yang tak kumiliki?
- Nah, kini apa yang kupunya dan tidak mereka punya?
Ah,
* Aku tak mendapatkan es krim tetapi diam-diam kudapatkan es lilin dari
teman sekolah yang kasihan padaku. "Yippie...
untunglah suster tidak tahu. Maaf ya suster..."
* Aku tak boleh berambut panjang tetapi keuntungannya sampoku tidak akan
cepat habis dan setiap mata 'kan terpana melihat keindahan leherku... hehehe...
siap dikalungi medali kehormatan nich.
* Karena hanya boleh memakai rok, ku 'kan selalu terlihat feminin bak putri
raja. So sweet...
* Aku tak punya sayap untuk terbang bebas seperti burung tetapi burung juga
tak punya kaki untuk berjalan tegak sepertiku. Masa mau menukar kaki dengan sayap. Nggak banget dech. Aku 'kan tidak mau seperti Little Mermaid yang menukar
ekornya dengan kaki demi kebahagiaan semu.
* Nobita hanya punya Doraemon yang menjadi tumpuan masalahnya, sedangkan
aku punya banyak teman senasib sepenanggungan yang bisa saling menguatkan. Kami
bermain bersama, makan bersama, tidur bersama, doa bersama, menangis bersama,
tertawa bersama, belajar bersama, usil bersama, dan mandi pun
sama-sama... hahaha...
* Aku tak dapat makan mangga tetapi kudapatkan persahabatan semanis mangga.
Jadi, saat aku kehilangan sebuah apel merah yang merupakan pemberian langka di
asrama, temanku malah memberikan sekantong apel merah ... sampai bingung mau
diapain. Akhirnya disalurin dech. "Aku diberkati, kau diberkati. Kita diberkati 'tuk memberkati lagi." (penggalan lirik lagu 'Yesus Kau Dahsyat')
Jadi, meskipun aku sering mendapatkan hal-hal yang tak kuinginkan. Saat
tiba waktu-Nya aku bisa memperoleh hal-hal yang melebihi keinginan hingga aku pun hanya bisa tersenyum sembari bertanya: “Kok bisa sich? Kok bisa yach? Kok bisa? Kok bisa?”
Lirik Lagu 'Pribadi
yang Mengenal Hatiku'
S'perti rusa yang haus rindu aliran
sungai-Mu, hatiku tak tahan menunggu-Mu. Bagai tanah gersang menanti datangnya
hujan, begitupun jiwaku Tuhan.
Reff: Hanya Engkau Pribadi yang mengenal
hatiku. Tiada yang tersembunyi bagi-Mu. S'luruh isi hatiku Kau tahu dan bawaku
'tuk lebih dekat lagi pada-Mu tinggal dalam indahnya dekapan kasih-Mu.
0 komentar:
Post a Comment