Tuhan Bukan Pemberi Harapan Palsu (PHP)
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.” (Lukas 11:9)
Esok
harinya sumbangan materiil dan non materiil terus
mengalir dari berbagai pihak. Hal ini berlanjut hingga beberapa hari kemudian.
Tanpa diduga-duga tiba-tiba ada seorang pria
kenalan papa yang datang ke rumah sementara kami.
Dia bertanya: “Apa
ada sanak keluargamu yang bisa membantu biaya renovasi rumah?” Papa
berterus terang saja bahwa tidak ada lagi yang bisa membantu. Lalu dia berkata:
“Aku punya tanah dan tanah itu mau kujual
dengan harga Rp1 Milyar. Kalau laku, nanti 2%nya bisa aku gunakan untuk
membantumu.” Papa berpikir bahwa 2%nya akan dipinjamkan kepada kami dengan
bunga.
Ketika kudengar cerita itu aku
berkata: “Kalau pinjaman dengan bunga,
lupakan saja. Nti cicilannya gimana bisa bayar? Lagipula tidak mungkin dia bisa
jual tanah semahal itu hanya dalam waktu beberapa hari.”
Namun, beberapa hari kemudian pria
itu datang lagi untuk memberikan sebuah
amplop coklat tebal kepada papa. Tanpa membukanya papa langsung berterima kasih padanya
karena mengira isinya hanya daun teh. Ketika pria
tersebut telah undur diri,
papa membuka amplop tersebut dan kami semua
begitu terpana
melihat segepok uang ratusan ribu rupiah
tertata rapi di dalam amplop itu.
Setelah
dihitung-hitung ternyata jumlahnya sebesar Rp.20.000.000,-. Tak seorang pun berani
menggunakan uang itu karena tidak yakin bahwa itu benar-benar pemberian. Kami khawatir itu pinjaman dengan bunga 2% per bulan.
Jadi, keesokan hari papa menemuinya dan bertanya: ”Uang yang kemarin itu dipinjamkan dengan bunga berapa persen?” Jawabnya: “Itu
kuberikan
cuma-cuma
supaya kalian bisa merenovasi rumah.”
Kata papa: “Kamsya... kamsya...” Alhasil, uang
tersebut segera kami gunakan untuk
memperbaiki rumah.
Aku terheran-heran: “Kok
bisa ya dia jual tanah semahal itu dalam waktu singkat? ... Pastinya Tuhan telah
mendengarkan pintaku.” Jadi, berkat bantuan
Tuhan dalam menggerakkan hati orang-orang, sekitar
dua bulan pasca kebakaran kami bisa kembali tinggal di ruko kami dan usaha ortu
juga bisa beroperasi kembali dengan segala keterbatasannya.
Beberapa temanku sampai tercengang dan bertanya: “Kok cepat sudah balik lagi?” “Iya, tiba-tiba ada yang kasih kita segepok uang,”
jawabku. Meme bungsu pun masih bisa bersekolah dan titi tidak jadi putus
kuliah karena ada temannya
yang mau meminjamkan laptop untuk sementara waktu.
Saat mengembalikan rumah kami pun berniat membayar biaya sewa rumahnya tetapi pemilik rumah tidak mau dibayar. Bahkan, biaya listrik, air, dan iuran RT/ kebersihan juga GRATIS... hehehe... Tampaknya janji Tuhan telah menjadi asuransiku dan bayar preminya hanya dengan iman (percaya).Fool enough to believe miracle gitu lho :)
Saat mengembalikan rumah kami pun berniat membayar biaya sewa rumahnya tetapi pemilik rumah tidak mau dibayar. Bahkan, biaya listrik, air, dan iuran RT/ kebersihan juga GRATIS... hehehe... Tampaknya janji Tuhan telah menjadi asuransiku dan bayar preminya hanya dengan iman (percaya).Fool enough to believe miracle gitu lho :)
Lirik Lagu “Betapa Baiknya EngkauTuhan” (Songwriter:
Freddy Ahuluheluw)
(http://youtu.be/2sjHXVVu8ok)
Betapa Baiknya Engkau Tuhan. Kasih-Mu Tiada Berkesudahan.
Betapa Mulia Kasih-Mu Yesus. Jiwaku Diselamatkan.
Hosana ‘Ku Memuji Tuhan. Hosana Kutinggikan Yesus.
Hosana, Hosana, Hosana.
0 komentar:
Post a Comment