“Wah.... ternyata bunga terjelek dan terbau
juga bisa bermakna bagi kehidupan. Seharusnya aku pun punya makna bagi
kehidupan ini”, celetuk bunga tembelek.
Sahut pohon asem: “Tentu saja
lha.... karena setiap makhluk hidup memang diciptakan sempurna dengan segala ketidaksempurnaannya.
Jadi, berhentilah meratapi dirimu dan syukurilah apa yang ada padamu.”
“Ya... mungkin kamu benar pak Asem. Tapi....kau
berkata begitu karena kau memang selalu bisa melindungi kami dari kepanasan dan
buahmu juga amat berguna bagi manusia. Hmmm... mengapa sich aku tidak tercipta
semanis bunga soka, sekokoh dirimu, atau minimal seharum bunga mawar?”, tanya bunga tembelek.
“Aduh... tembelek. Berhentilah mengeluh.
Memang kita tidak pernah mengetahui rencana Tuhan atas diri kita tetapi
percayalah bahwa rencana Tuhan pasti indah. Setidaknya kamu pun tidak
diinjak-injak orang setiap harinya ‘kan.”, sahut rerumputan yang mulai gusar pada tembelek.
Pak Asem berkata
dengan sabar: ”Hidup
ini adalah sebuah proses yang tidak akan pernah kita ketahui akhirnya. Jadi,
satu hal yang perlu kita lakukan hanyalah memiliki keyakinan bahwa semuanya
baik. Hal yang buruk belum tentu buruk, cobalah kamu belajar dari kisah bunga
bangkai, tembelek. Suatu hari nanti kamu pun akan menyadari makna dirimu bagi
sesama.”
Bunga Soka, Bunga
Melati
Mekar Berseri Di Tengah Halaman
Sejuta Rasa, Sejuta Mimpi
Terajut Dalam Untaian Harapan
Mekar Berseri Di Tengah Halaman
Sejuta Rasa, Sejuta Mimpi
Terajut Dalam Untaian Harapan
Daun Asem Pun Berguguran...
Jatuh Di Atas Rerumputan...
Berhati-Hati Aku Berjalan...
Menyongsong Sejumput Harapan...
Jatuh Di Atas Rerumputan...
Berhati-Hati Aku Berjalan...
Menyongsong Sejumput Harapan...
Bunga tembelek pun
mulai tersenyum dan berusaha meyakinkan dirinya bahwa hal indah telah menantinya
di luar sana. Dia segera keluar dari persembunyiannya dan mulai menghadapi
kenyataan hidup dengan penuh harapan.
Beberapa bulan berlalu sejak
percakapan tersebut......
Pada
suatu pagi yang cerah
ada seorang gadis
yang tertarik mendekatiku. Dia raih tanganku ketika aku telah jatuh ke tanah lalu dia pun menyibakkan
kelopak-kelopakku yang berwarna putih. Perlahan-lahan dia mulai melihat bahwa aku
punya “jarum” yang unik di dalam tangkaiku. Maka, dia pun mengambil “jarum”
tersebut dan dengan hati-hati dia letakkan “jarum”ku di telapak tangannya. Lalu
dia tiup perlahan-lahan hingga aku berputar seperti jarum jam.
Anak itu amat
senang karena menemukan mainan baru lalu dia segera memanggil kawan-kawanya
untuk bermain bersama. Tentu saja aku lebih senang daripada dirinya, kawan. Ternyata
selama ini aku telah memiliki sebuah jarum yang tiada duanya, tidak tajam, dan
disukai oleh anak-anak. Bahkan, mereka tidak berkeberatan dengan bauku karena
menurut mereka bauku tidaklah menyengat dan dapat dihilangkan dengan mudah,
yaitu dengan mencuci tangan mereka.
Dari anak-anak tersebut akhirnya aku pun mengetahui
bahwa aku bukanlah bunga tembelek melainkan bunga tapak dara putih. Namun,
selama ini semua yang ada di sekitarku sengaja menyebutku tembelek yang berbau
tak sedap agar tak ada seorang pun yang memetikku. Namun, bagimanapun juga
kejujuran lebih baik daripada kebohongan karena dengan mengenal kelebihan dan
kekuranganku aku semakin percaya diri.
Dari anak-anak tersebut aku pun mengetahui bahwa
bunga tembelek mempunyai banyak manfaat, yaitu untuk mengobati sesak nafas, TBC
paru dengan batuk berdarah, dll. Luar biasa bukan?? Bila bunga terjelek dan
terbau mampu bermanfaat bagi sesama, tentunya aku pun punya makna. Aku hanya
perlu menggali dan mengembangkan semua potensi di dalam diriku dengan penuh
keyakinan. Lalu aku pun mengetahui bahwa aku juga berguna untuk menyembuhkan
penyakit kurang darah, hipertensi, kencing manis, dan masih banyak lagi.
Laksana
Embun Di Pagi Hari
Hatiku Berseri-Seri
Karna Kasih Karunia-Mu Tercurah Sepanjang Hari…
Mewarnai Diriku Dengan Aksesoris Yang T’lah Kau Beri Hingga Kini
Hatiku Berseri-Seri
Karna Kasih Karunia-Mu Tercurah Sepanjang Hari…
Mewarnai Diriku Dengan Aksesoris Yang T’lah Kau Beri Hingga Kini
0 komentar:
Post a Comment