Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 31 Maret 2019
Pada momen yang lain kusempatkan diri mendengarkan masalah seorang
pemudi. Pemudi ini sedang bingung karena sikap seorang pemuda. Dia bercerita
bahwa ada seorang pemuda tampan yang tampaknya tengah memancing perhatiannya. Ketika
hari Valentine, pemuda ini menelepon dirinya, tetapi saat diangkat teleponnya
telah terputus. Lantas pemudi tersebut balik meneleponnya untuk menanyakan
keperluannya. Eh, pemuda tersebut hanya meminta maaf karena katanya dia salah
pencet telepon. Alhasil, pemudi ini yang malah menyampaikan beberapa topik
percakapan kepadanya.
Beberapa minggu kemudian pemudi tersebut sudah berusaha untuk tidak
menghubungi pemuda tadi karena dia merasa tak enak hati jika terus menerus
merepotkan dia saat ada masalah dan membutuhkan sarannya. Dia pun berusaha
mengatasi masalah-masalahnya sendiri. Namun, tiba-tiba sesuatu terjadi.
Salah seorang teman pemudi mengirimkan sebuah gambar dari pemuda tadi dan
meminta pemudi menanyakan maksud gambar tersebut kepada pemuda.
Karena tak kuasa menolak permintaan temannya, pemudi segera mengirimkan
gambar tersebut kepada pemuda lalu meneleponnya untuk meminta penjelasan
perihal gambar tadi. Pemuda itu pun menyiratkan keterkejutannya dengan
bertanya: "Kok gambarnya bisa ada
padamu?" Hahaha... akhirnya mereka pun mengobrol lagi.
Pada kesempatan lain pemuda menelpon pemudi sekedar untuk bertanya: "Kemarin Sabtu temanmu meneleponku
karena apa ya?" Hah! Hahahaha... Sembari menahan tawa pemudi pun
berkata: "Kok kamu tidak menelepon
temanku sendiri?" Jawabnya: "Ya,
siapa tahu kamu tahu apa yang akan dia sampaikan. Kalau memang tidak tahu, ya
sudah, aku akan menelepon dia sendiri." Lantas pemudi buru-buru
berkata: "Tunggu, mungkin temanku
ingin mengatakan ini dan itu. Itulah yang aku tahu. Namun, lebih jelasnya
silahkan tanyakan sendiri ya." Hahaha... konyol. Akhirnya pemudi lagi
yang memberikan topik pembicaraan.
Lantas ketika berbicara tatap muka, pemuda pun menata rambut dengan
tangannya dan seringkali menggerak-gerakkan mata dan alisnya sehingga hal ini
membuat pemudi bertanya-tanya: "Mungkinkah
dia menyukaiku? Bolehkah aku menyukainya sekalipun berbeda agama? Setidaknya
agama kami sama-sama mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat lho."
Hmmmm... Boleh tidak ya? Hmmm... Beberapa temanku sudah berpindah gereja karena
hatinya terpikat pria dari gereja lain. Masa temanku yang satu ini mau ikutan
pula? "Jangan dech, kecuali dia
mau mengikuti imanmu secara sukarela," jawabku kepadanya.
Lantas aku teringat kepada pasangan beda agama dan kuceritakan kepadanya.
Mereka itu pasangan pria Katolik dan wanita Kristen. Sekalipun sama-sama
beriman kepada Yesus, rumah tangga mereka seperti kapal pecah. Bahkan, hingga suami
tutup usia, sepertinya belum ada rekonsiliasi di antara mereka berdua. Jadi, sekalipun
imannya sama kepada Yesus, tetap saja ada beberapa perbedaan penerapan prinsip
Alkitab yang bisa menimbulkan masalah.
Contoh: Orang Kristen itu harus memberikan perpuluhan, tetapi orang
Katolik tidak. Hal ini bisa menjadi salah satu pemicu keributan karena isteri
dianggap terlalu banyak memberikan uang untuk pendeta, padahal tujuan utama
perpuluhan bukan untuk pendeta lho, tetapi untuk diri sendiri agar tidak
terikat oleh mamon. Orang Kristen juga didorong untuk bersaat teduh setiap hari
dengan memuji dan menyembah Tuhan, berdoa dalam bahasa Roh, membaca dan
merenungkan Alkitab, tetapi orang Katolik tidak menerima bahasa Roh.
Ketika pertama kali masuk Kristen, aku pun enggan menerima bahasa Roh
karena hal ini terdengar aneh. Maklum selama belajar agama Katolik, aku juga
tidak tahu menahu tentang bahasa Roh. Namun, setelah merasakan manfaat bahasa
Roh untuk membantuku berdoa, aku pun tidak mau kembali ke Katolik karena di
sana tidak ada bahasa Roh.
Roma 8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Nah, itulah beberapa perbedaan yang bisa menimbulkan masalah di kemudian
hari. Selain itu, jika berbeda gereja, mana bisa beribadah bersama dan melayani
Tuhan secara bersama? Tetap pergi sendiri-sendiri donk. Pasangan pendeta seiman
dalam satu gereja saja bisa konflik, apalagi yang memiliki lebih banyak
perbedaan. Maka dari itu, pesanku kepada pemudi: "Jika berhadapan dengan pemuda, jangan baper. Lebih baik baped
alias bawa pedang Roh yang berbunyi: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan,
karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23)"
Jadi, pilihannya: mau hidup atau mati? Kalau mau hidup, jaga hati donk.
Jangan tergiur dengan keindahan sesaat, tetapi fokuslah kepada perkara kekal.
Jika iblis tidak bisa membuatmu jadi jahat, dia akan membuatmu jadi baik,
tetapi tidak berkenan kepada Tuhan. Petrus pun pernah ditegur Yesus karena niat
baiknya yang tidak sesuai kehendak Tuhan. Okey??
Matius 16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
0 komentar:
Post a Comment