Keluaran 30:22-25 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah rempah-rempah pilihan, mur tetesan lima ratus syikal, dan kayu manis yang harum setengah dari itu, yakni dua ratus lima puluh syikal, dan tebu yang baik dua ratus lima puluh syikal, dan kayu teja lima ratus syikal, ditimbang menurut syikal kudus, dan minyak zaitun satu hin. Haruslah kaubuat semuanya itu menjadi minyak urapan yang kudus, suatu campuran rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah; itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus.
Jika kita biasa memasak, kita bisa memahami aroma rempah-rempah yang biasa digunakan saat memasak. Apa kita juga bisa membayangkan aroma ramuan di atas? Pastinya ramuan tersebut memberikan aroma yang nyaman.Ketika masih muda, pak Jose berkenalan dengan pastor Hana lalu suatu hari mereka harus berpisah karena pak Jose harus kembali ke Jerman. Tak lama berselang di suatu tempat pak Jose mencium aroma parfum yang khas dan dia segera mencari sumbernya karena aroma tersebut sering digunakan oleh pastor Hana yang dia rindukan. Apa kalian juga memiliki aroma favorit? Coba cium aroma orang di dekatmu tetapi jangan terlalu dekat karena mungkin bisa pingsan. Jika sampai ada yang pingsan, ini bukan urapan karena sekarang belum waktunya urapan... wkwwkw... Jika kita diurapi oleh Tuhan, aromanya juga akan tercium dengan sendirinya sekalipun kita tidak mengatakannya. Jadi, urapan harus dapat dinikmati semerbaknya oleh orang lain.
Semerbak atau Urapan Tuhan memiliki ciri berikut ini:
1. Pengkhususan. Tidak semua orang diurapi oleh Tuhan. Urapan Tuhan hanya diberikan kepada orang tertentu dan tidak dapat diperjualbelikan. Dulu hanya raja yang boleh menggunakan urapan rempah-rempah khusus tadi. Urapan imam pun khusus. Orang biasa tidak boleh diurapi.
Keluaran 30:32 Kepada badan orang biasa janganlah minyak itu dicurahkan, dan janganlah kaubuat minyak yang semacam itu dengan memakai campuran itu juga: itulah minyak yang kudus, dan haruslah itu kudus bagimu.
Hari ini banyak jalan di Surabaya ditutup karena ada lari maraton. Beberapa polisi terlihat memblokir jalan. Para polisi tersebut tidak perlu berteriak-teriak karena mereka mengetahui bahwa mereka memiliki kuasa untuk menutup jalan. Namun, jika kita sendiri yang menutup jalan, pasti harus bersusah payah. Urapan juga demikian. Jika kita diurapi, kita tidak perlu menyatakannya karena semerbaknya bisa dirasakan oleh orang lain. Orang akan melihat kita sebagai orang yang diurapi jika kita bisa mengendalikan diri, mengampuni, sukacita, penuh kasih, dan menghasilkan buah-buah Roh lainnya. Jika kita berteriak-teriak menyatakannya, berarti kita masih ragu akan urapan yang kita terima.
Keluaran 30:29 Haruslah kaukuduskan semuanya, sehingga menjadi maha kudus; setiap orang yang kena kepadanya akan menjadi kudus.
Lukas 4:18-19 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
Ibrani 1:9 Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu."
Orang yang diurapi Tuhan harus mencintai keadilan dan membenci kefasikan. Jika kita mengaku diurapi tetapi tidak membayar hutang atau tidak bersikap adil, ini membuat urapan berbau busuk. Bank pemberi kredit seringkali kesulitan menagih hutang dari pendeta, pengacara, dan artis. Ini memalukan. Namun, kita harus berani melawan arus seperti jemaat pagi ini yang tetap hadir beribadah di sini sekalipun banyak jalan yang ditutup.Pengkhotbah 10:1-2 Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan. Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri.
Semerbak Minyak Urapan (2) ~ Ps. Jose Carol
0 komentar:
Post a Comment