Catatan Ibadah ke-1 Minggu 11 Maret 2018
2. Kesepakatan dengan Suara
Tuhan.
Matius 18:19-20 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
Jika dua orang bersepakat, Tuhan
akan mengabulkan doanya. Jika hanya satu pihak yang sepakat, ini namanya
pemaksaan atau penjajahan atau perbudakan.
Biasanya kita menikahi orang yang
mirip dengan kita atau justru berbeda dari kita (opposite attract). Mungkin orang yang serba tak teratur menyukai
pasangannya yang selalu teratur dengan jadwalnya. Mungkin orang yang pendiam
menyukai orang yang banyak bicara. Namun, ketika usia pernikahan mencapai 5
tahun, kekaguman mereka terhadap sikap pasangan mulai menimbulkan masalah. Ketika
isteri ingin mengajak suami pergi, suami mengatakan tidak bisa karena dia sudah
ada jadwal menyemir sepatu pada jam sekian dan juga jadwal memotong kuku pada
jam sekiannya. Ketika isteri terus berbicara, tiba-tiba suami sudah tak tahan
lagi dan berkata: "Mengapa kamu
bicara terus dan tidak memberiku kesempatan untuk bicara?" Bagaimana
mengatasi perbedaan ini?
Kolose 1:9-13
Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk
kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar,
untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di
hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan
yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan
dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu
dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa,
yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk
orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke
dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;
Untuk mempertahankan pernikahan
agar tetap utuh, dibutuhkanlah pengenalan akan Tuhan. Jadi, yang mempersatukan
pernikahan adalah pengetahuan yang benar tentang Allah. Jika ada tamu di rumah
kita, apakah kita tidak menjamunya dengan baik? Nah, jika Tuhan ada di rumah
kita, masihkah kita bertengkar dan saling menjelekkan? Ketika kita melihat
kemuliaan Tuhan di rumah kita, kita pasti beroleh damai sejahtera dan sukacita.
3. Kelakuan. Membukakan pintu bagi Tuhan melambangkan tindakan. Kita harus berkelakuan
sesuai kehendak Tuhan.
Efesus 5:1-4
Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah,
seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus
Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita
sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. Tetapi percabulan dan
rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu,
sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga perkataan yang
kotor, yang kosong atau yang sembrono — karena hal-hal ini tidak pantas —
tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.
Orang Indonesia suka mengajak
bule berfoto. Hal ini menunjukkan keramahan bangsa Indonesia. Orang Indonesia
juga suka sambal. Di Indonesia ada 300 macam sambal sehingga tiap hari kita
bisa mencoba sambal yang berbeda. Bukan hanya pete yang dikasih sambal, durian
dan jamu pun ada yang dibuat sambal. Jika tidak suka sambal, berarti bukan
orang Indonesia... hahaha... Pak Caleb pernah pergi ke Land of Smile. Namun, pak Caleb melihat bahwa senyum tukang becak dan
sopir di Indonesia lebih bersumber dari hati daripada senyuman orang-orang di Land of Smile. Ini karena orang
Indonesia memang ramah. Ini budaya. Kita juga perlu mengembangkan budaya
kerajaan Allah di dalam kehidupan pernikahan.
Galatia 5:22-23 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Suatu hari kita bisa merasa bahwa
kita tak bisa hidup tanpa pasangan kita. Karena menyiapkan khotbah selama
seminggu, pak Caleb tidak sempat mengajak isterinya jogging. Lalu pak Caleb khawatir bagaimana jika isterinya menjadi
lemah karena tidak jogging? Dia tak
bisa hidup tanpa isterinya. Dia suka jogging
meskipun isterinya tidak suka. Dia pun berdoa agar mereka memiliki hobi yang
sama meskipun perbedaan akan selalu ada.
Roma 14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
4. Rumah Anda adalah tempat Tuhan membuat
rumah-Nya. Tuhan bukan hanya ada di gereja
tetapi Dia juga tinggal di rumah kita.
0 komentar:
Post a Comment