Thursday, May 25, 2017

Misi di Wonderland: Setia sampai Akhir

Catatan Ibadah (Kenaikan Tuhan Yesus) ke-2 Kamis 25 Mei 2017

SETIA sampai AKHIR ~ Jeffry Rambing
Ku bersyukur Kau memilihku, menjadi hamba-MU, melayani-MU, seg'nap hidupku kuserahkan untuk kemuliaan-MU.
Ku mau setia sampai akhir melayani seumur hidupku sampai kudapatkan mahkota kehidupan di dalam k'rajaan-MU.

Suatu hari supervisor mengirimkan email yang berisikan beberapa kritik terhadap situasi perusahaan (dalam bentuk cerita fiksi dengan meminjam beberapa nama tokoh dalam kitab Ester) karena dia sudah lelah dengan peperangan melawan roh-roh jahat yang berkeliaran di sana. Dia pun merasa sudah terkontaminasi oleh berbagai emosi negatif yang berseliweran di sekitarnya.

Jadi, saat mengirimkan email tersebut dia sudah siap mati seperti Ester. Bahkan, dia akan senang jika dia dipecat agat tak perlu lagi melanjutkan misinya. Jika dia mengundurkan diri, ini sama saja tidak taat kepada Tuhan. Namun, jika sampai dipecat, tentulah di luar wewenangnya karena setidaknya dia sudah taat melakukan bagiannya. Betul tidak?

Namun, keesokan harinya malah terdengar berita bahwa direktur itu sakit. Haiya... supervisor berharap direkturnya superman karena dia sudah berpengalaman dengan misi Kristus tetapi superman kok sakit? Iya sich... superman juga punya kelemahan. Ouw..oh, jangan-jangan dia mengalami penderitaan yang seringkali dialami oleh anak-anak pebisnis. Seringkali mereka dituntut meneruskan usaha orang tua mereka padahal mereka ingin melakukan hal lain yang mereka sukai. Kutipannya: “Do what you love.” Jadi, ada kemungkinan direktur itu bersekolah di tempat yang tidak sesuai minatnya karena mungkin saja papanya bagian dari majelis gereja atau mungkin pemilik gereja. Selain itu, ada kemungkinan dia juga dituntut untuk meneruskan usaha papanya yang juga tidak sesuai minatnya.

Semangat dalam Kasih
Wah, jika demikian, aku harus berdoa agar dia menyukai apa yang dia kerjakan. “Love what you do”. Jika dia menyukai pekerjaannya, dia tidak akan mudah sakit pada saat ditantang masalah. Namun, supervisor sendiri sudah merasa tak sanggup lagi membantunya. Maka, pada malam harinya supervisor berdoa dalam bahasa Roh agar segera dibebas-tugaskan dari misi tersebut dan boleh kembali ke zona nyaman. Boleh berlibur gitu lho. Capek perang melulu. Sendirian pula. Musuh-musuhnya tak terlihat dan para malaikat penjaganya juga tak terlihat tetapi rohnya merasakan tekanan yang besar.

Supervisor pun bertanya di dalam doanya: ‘Untuk apa aku bersusah payah demi perusahaan orang lain ketika aku masih memiliki pilihan untuk melakukan apa yang kusukai? Untuk apa aku bersusah payah jika aku masih bisa pindah ke perusahaan lain? Untuk apa membantu mereka yang tak mau dibantu? Aku tidak sanggup mengasihi orang-orang seperti mereka itu. Aku lelah. Aku gagal, Bapa. Aku menyerah.’
Namun, tiba-tiba supervisor merasakan dorongan Roh Kudus untuk menyanyikan lagu 'Tuhan, ini Tugas Kami', membuat videonya, dan memposting video dengan lagu tersebut. Hiks... hiks... hiks... melalui lagu tersebut supervisor merasakan kesedihan hati Tuhan yang teramat dalam dan betapa besarnya kasih Tuhan kepada domba-domba terhilang, gereja-gereja terhilang, serigala berbulu domba, dan para binatang buas lainnya.
Matius 4:8-9 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
Hiks... hiks... hiks... Tuhan, Kau baik sekali padahal mereka itu amat sangat keterlaluan, terutama orang-orang Kristen yang telah menerima tawaran iblis tersebut dengan memberhalakan harta dan tahta melebihi diri-Mu. Seharusnya mereka berfungsi menjadi garam untuk mencegah kebusukan etos atau budaya kerja dan seharusnya mereka menerangi setiap hati yang dirundung kegelapan tetapi mereka hanya peduli dengan diri mereka sendiri. Tapi, kenapa Kau masih peduli pada mereka?

Lalu keesokan harinya seorang manajer melaporkan suatu masalah kepada direktur melalui WA tetapi dijawab: "Oke, sip... ^.^" Mereka pun terheran-heran tetapi supervisor merasa itu tanggapan direktur atas video yang baru saja diposting supervisor. Ealah... tampaknya direktur malah berharap supervisornya adalah wondergirl.

Keterbatasan
Supervisor pun mulai menyadari perannya untuk mengawasi dan mengamati lalu bagian tidak enaknya adalah mengirimkan email hasil pengamatan atau saran-saran kepada direktur. Selanjutnya, direktur harus mengambil keputusan dan mengarahkan (directing) para manajer agar mereka bisa mengelola (manage) segala sesuatu yang dipercayakan kepada mereka. Dengan demikian, jika direktur mengambil keputusan yang salah, supervisor tak bisa ikut-ikutan para staf untuk mengkritiknya atau mempertanyakannya karena bagaimanapun juga dia turut andil dalam pengambilan keputusan tersebut sekalipun hanya 1-5%.

Jadi, ketika ada staf yang bertanya kepada supervisor: "Bagaimana jika training SDM-nya gagal?" Tanpa bertanya terlebih dahulu kepada direktur, supervisor akan menjawab: "Iya... namanya juga usaha. Usaha itu bisa gagal." Jika gagal, supervisor tentu saja harus memberikan saran lain lagi karena di dalam salah satu emailnya supervisor telah memberikan saran kepada direktur tersebut agar tidak takut salah. Haiya... itu sebenarnya saran dari Roh Kudus tetapi supervisor juga terkena imbasnya. Inilah efek pedang bermata dua.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.