Sunday, May 28, 2017

8 Langkah Membangun Kelembutan Hati - Ps. Sukirno Tarjadi

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28 Mei 2017

1. Doa minta Tuhan memberikan kelembutan hati. Kita harus mengakui bahwa kita belum memiliki kelembutan hati lalu bersedia diubahkan oleh-Nya.
Yehezkiel 36:24-25 Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.
Yehezkiel 36:26-27 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

2. Doakan pasanganmu. Jangan pernah mengkritik pasanganmu jika belum pernah mendoakannya. Oleh karena itu, jangan pernah pula mengkritik pendeta sebelum kamu mendoakannya. Jangan memberikan label negatif kepada pasanganmu, seperti 'Payah' atau 'Sok Ngatur'. Seandainya suami sedang berbicara dengan teman lalu melihat isteri datang dan berkata: "Sok Ngatur datang" tentulah membuat suasana tak nyaman. Bagaimana jika dikatakan "Isteri yang sayang suami datang?" Tentulah suasana menjadi baik.

3. Ubah cara pandang terhadap pasangan dan diri sendiri. Sebagian orang menganggap pasangannya sebagai salib yang harus dipikul padahal seharusnya pasangan dipandang sebagai berkat. Pasangan adalah pembentuk karaktermu. Seorang konselor keluarga mengatakan bahwa hidup sendiri lebih mudah daripada hidup bersama orang lain. Dia ingin menunjukkan bahwa setiap status memiliki masalahnya sendiri. Jika punya masalah pada saat belum menikah, jangan berharap masalah akan hilang setelah menikah. Orang yang menikah pun punya masalah tersendiri. Oleh karena itu, berpikir panjanglah sebelum menikah.

Jumpa Allah dalam Keluarga
4. Buang gengsi / kesombongan. Kebanyakan suami tidak mau mendengarkan nasehat dari isterinya sendiri. Suami mau mendengarkan nasehat semua isteri, kecuali isterinya sendiri. Ini harus diubah.

5. Belajar mengalah. Abraham mengalah. Tuhan Yesus mengalah. Kita berubah dulu maka pasangan akan berubah. Peperangan ditentukan oleh pihak kedua. Jika pihak pertama marah-marah tetapi pihak kedua diam saja, tentulah tak akan timbul peperangan. Peperangan baru asyik bila dibalas oleh pihak kedua. Oleh karena itu, belajarlah mengalah untuk mencegah perang.

6. Banyak bersyukur untuk pasanganmu. Setiap kelemahan ada kekuatannya dan setiap kekuatan ada kelemahannya. Pada saat konseling seorang suami diminta menyebutkan kelebihan isterinya tetapi dia bilang tidak ada. Maka, dia ditanyai terus menerus hingga dia mengatakan bahwa isterinya baik. Sebenarnya suami sudah mengetahui kelebihan isterinya tetapi tidak mau menyebutkannya. Setelah didesak terus menerus barulah dia bisa berkata: "Sebenarnya isteriku baik. Dia berharap saya bisa maju." Nah, itu dia yang harus digali. Bersyukurlah untuk pasanganmu.

7. Miliki belas kasihan. Belajar punya empati dan bisa memahami pergumulannya. Ketika masih SMP, isteri pak Sukirno menderita meningitis sehingga harus dirawat di rumah sakit untuk waktu yang lama di tempat yang gelap dan sunyi. Jika dia terkena cahaya atau mendengar kegaduhan, dia akan membentur-benturkan kepalanya ke dinding. Maka, pak Sukirno berusaha memahami traumanya.

8. Praktekkan pengampunan terus menerus dalam kehidupanmu. Orang yang terluka cenderung melukai orang. Mengampuni itu berat apabila yang diampuni tidak merasa bersalah dan memanfaatkan pengampunan kita tetapi jauh lebih berat jika kita tidak mengampuni.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.